Jantung

Donor Darah - Risiko Penyakit Jantung

Tim Redaksi KlikDokter, 08 Mei 2014

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

donorkan darah dapat menurunkan risiko sakit jantung dengan cara menurunkan kadar besi dalam tubuh. Penelitian pada 2.682 laki-laki di Finlandia dari American Journal of Epidemiology

Donor Darah - Risiko Penyakit Jantung

Ternyata banyak sekali keuntungan yang didapat dengan menjadi donor darah. Selain perasaan puas karena dapat ikut membantu mereka yang membutuhkan, mendonasikan darah juga memiliki keuntungan jika ditilik dari segi kesehatan. Dengan mendonorkan darah secara rutin, dikatakan bahwa banyak manfaat yang didapat dari segi kesehatan. Salah satunya adalah dalam hal menurunkan risiko terkena penyakit jantung.

Apakah hubungannya antara mendonorkan darah dengan menurunkan risiko sakit jantung? Beberapa penelitian menyebutkan bahwa mendonorkan darah dapat menurunkan risiko sakit jantung dengan cara menurunkan kadar besi dalam tubuh. Penelitian pada 2.682 laki-laki di Finlandia dari American Journal of Epidemiology yang terbit pada September 1998, mengatakan bahwa  laki-laki yang mendonorkan darah setidaknya satu kali setahun memiliki 88% resiko terkena serangan jantung lebih rendah dibandingkan non donor.

Zat besi banyak terdapat pada makanan yang mengandung protein hewani seperti daging sapi, ayam, kambing, ikan. Manfaat kadar besi banyak sekali bagi kesehatan manusia, seperti dalam pembentukan sel darah merah. Tetapi bila terjadi penumpukan kadar besi dalam darah manusia, akan memberikan efek yang kurang baik.

Penumpukan besi dalam darah dapat mempercepat pembentukan radikal bebas. Banyaknya radikal bebas dalam tubuh dapat menimbulkan jejas/perlukaan pada dinding pembuluh darah arteri dan mempercepat terjadinya aterosklerosis (penumpukan plak pada pembuluh darah), yaitu faktor penting yang dapat memicu penyakit jantung.

Namun, perlu diperhatikan bahwa penumpukan kadar zat besi bukanlah satu-satunya faktor risiko penyakit jantung. Beberapa kondisi lain yang dapat menjadi faktor risiko adalah penyakit diabetes, darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok dan kurangnya aktivitas fisik.

Hipotesis tentang penumpukan kadar zat besi dapat pula menjelaskan mengapa risiko penyakit jantung pada pria dimulai lebih awal dibandingkan pada wanita, yang secara rutin mengalami menstruasi sehingga menyebabkan kadar zat besi yang lebih rendah. Namun beberapa peneliti lain memiliki hipotesis tentang estrogen (hormon reproduksi yang banyak pada wanita, dan terdapat dalam jumlah sedikit pada pria) yang memiliki andil besar dan menjelaskan bahwa lebih rendahnya risiko sakit jantung pada wanita.

Di Indonesia, jumlah stok darah yang terdapat di PMI pusat sangat sedikit jika dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan sudah mencapai 238 juta penduduk. Tingginya kebutuhan akan kantung darah untuk menyelamatkan nyawa menyebabkan palang merah Indonesia dan organisasi-organisasi lain yang bergerak di bidang serupa selalu menyuarakan ajakan untuk menjadi donor darah. Anda hanya perlu menyediakan waktu sekitar 1 jam untuk menjalankan prosedur untuk menjadi pendonor.

Prosedur Donor Darah

Sedangkan untuk menjadi donor darah, Anda hanya harus berusia antara 17-60 tahun. Usia 17 tahun diperbolehkan bila mendapat izin tertulis dari orang tua). Berat badan minimal 45 kg, suhu tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius, tekanan darah sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg, denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit, hemoglobin perempuan minimal 12 gram, sedangkan untuk pria minimal 12,5 gram, maksimal jumlah penyumbangan 5x/tahun dengan jarak sekurang-kurangnya 3 bulan (namun harus disesuaikan dengan keadaan umum donor).

Namun seseorang tidak boleh menjadi donor darah jika:

  • pernah menderita hepatitis B
  • dalam jangka waktu enam bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis/sesudah transfusi/sesudah tato atau tindik telinga/sesudah operasi kecil
  • dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
  • dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
  • dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus dipteria, atau profilaksis
  • dalam jangka waktu dua minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, dan tetanus toxin
  • dalam jangka waktu satu tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutik
  • dalam jangka waktu satu minggu sesudah gejala alergi menghilang
  • dalam jangka waktu satu tahun sesudah transplantasi kulit
  • hamil hingga enam bulan sesudah persalinan dan sedang menyusui
  • Ketergantungan obat
  • Alkoholisme akut dan kronis
  • Mengidap Sifilis dan tuberkulosis secara klinis
  • Menderita epilepsi dan sering kejang
  • Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk
  • Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya kekurangan G6PD, thallasemia, dan polisitemia vera
  • Termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, dan pemakai jarum suntik tidak steril)
  • Pengidap HIV/ AIDS

Terlepas dari segala pro dan kontra mengenai hipotesis donor darah dan manfaat kesehatan yang didapat dengan mendonorkan darah, menjadi pendonor adalah perbuatan yang sangat mulia. Setetes darah sehat yang Anda sumbangkan laksana setetes air kehidupan.[](RIPI)

Donor Darah
Influenza
Kolera
Tetanus
Polio
polisitemia vera