Atlet membutuhkan berbagai suplemen untuk menunjang kebutuhan tubuh selama menjalani latihan berat. Suplemen yang dibutuhkan untuk atlet adalah suplemen yang dapat meningkatkan energi, memperbaiki otot, memaksimalkan kerja otot serta fungsi jantung.
Berikut adalah suplemen utama yang dibutuhkan Anda sebagai seorang atlet:
1. Asam Lemak Omega-3
Merupakan suplemen yang saat ini sangat diminati di pasaran. Asam lemak omega-3 berfungsi untuk kesehatan kardiovaskular, meningkatkan profil lipid, meningkatkan fungsi otak dan fungsi mental, serta sebagai anti-inflamasi yang kuat tanpa efek samping yang berbahaya seperti obat bebas. Atlet dan orang-orang dengan tujuan meningkatkan komposisi tubuh bisa memulainya dengan 3.000 mg omega-3 dibagi menjadi 2-3 dosis (kadar asam lemak omega-3 ini bertahan dalam tubuh sekitar 8 jam). Dosisnya dapat ditingkatkan hingga 6.000 mg per hari.
Saat ini, telah tersedia suplemen minyak krill yang kaya akan asam lemak omega-3. Minyak krill adalah minyak yang dihasilkan oleh hewan krill (Eupausia superba), sejenis udang-udangan dengan ukuran yang sangat kecil dari Antartika. Minyak krill mengandung banyak asam lemak omega-3, EPA (eicosapentaenoic acid), dan DHA (docosahexaenoic acid).
Di samping itu, minyak krill juga mengandung asam lemak omega-6, antioksidan yang tergolong carotenoid yang dinamakan astaxanthin, dan substansi yang dinamakan phospolipid. Minyak krill lebih mudah diserap tubuh dibandingkan minyak ikan, karena terikat pada substansi phospholipid yang dapat langsung diserap tubuh.
Kandungan antioksidan pada minyak krill menjaga omega-3 terhindar dari proses oksidasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minyak krill hanya membutuhkan dosis yang lebih sedikit dibandingkan minyak ikan untuk memberikan efek yang sebanding.
2. Vitamin B
Vitamin B dapat membantu meningkatkan mood serta berfungsi untuk detoksifikasi yang dibutuhkan atlet setelah melakukan latihan berat. Proses membangun dan memperbaiki otot (pengolahan protein) menghabiskan vitamin B yang ada di tubuh, sehingga para atlet membutuhkan asupan vitamin B tambahan. Carilah suplemen yang mengandung Riboflavin-5'-phosphate (B-2), Methylcobalamin (B-12), Pyridoxal-5'-fosfat (B-6), dan Benfotiamine (B-1), karena merupakan bentuk yang dapat diserap tubuh Anda. Hindari vitamin B dalam bentuk hidroklorida (HCL) karena tidak dapat diserap tubuh. Pastikan Anda mengonsumsinya pada pagi hari. Produksi urine Anda mungkin akan berwarna kuning hingga kuning pekat, jadi Anda tidak perlu khawatir.
3. Magnesium
Magnesium merupakan salah satu dari tiga suplemen yang direkomendasikan untuk atlet, karena merupakan elemen penting dalam sistem biologis dan sebagian atlet cenderung kekurangan zat ini. Magnesium penting karena dapat membantu mengatur irama jantung, memungkinkan otot berkontraksi dan rileks dengan baik, serta menurunkan tekanan darah. Suplemen ini baik dikonsumsi setelah latihan dengan perut kosong. Setiap individu membutuhkan 600 mg sehari, dan pada atlet dengan latihan berat membutuhkan hingga 2.000 mg per hari.
4. Vitamin D
Vitamin D dihasilkan oleh tubuh ketika terpapar oleh sinar matahari, dan kebanyakan dari kita tidak memproduksinya dalam jumlah yang cukup walaupun kita sering terpapar matahari. Kadar vitamin D diukur dengan hydroxyvitamin D (bentuk kimia) dalam darah dengan jumlah normal 35. Namun kadar ideal yang dibutuhkan yaitu 70-90, terutama untuk atlet. Selain bekerja dengan kalsium untuk meningkatkan kepadatan tulang, vitamin D membantu mengurangi peradangan, risiko kanker usus besar dan payudara, meningkatkan mood dan kesehatan pernapasan bagian atas, serta memungkinkan otak untuk melepaskan melatonin sehingga kita bisa tidur lebih nyenyak. Vitamin D sebaiknya dikonsumsi malam hari sekitar 1 jam sebelum tidur. Bentuk yang paling baik untuk diserap oleh tubuh adalah bentuk cair dan diletakkan di bawah lidah selama 30 detik.
5. Protein
Konsumsi protein sebanyak 20-30 gram per jam adalah dosis maksimal yang dapat dicerna oleh tubuh (dosis protein yang dibutuhkan oleh tubuh adalah 0,8-1,4 gram per kilogram berat badan). Terlalu banyak protein menyebabkan tubuh menjadi lebih asam, sehingga bisa memicu banyak masalah. Tapi dengan mengonsumsi jumlah yang tepat, protein akan memberikan energi untuk memperbaiki jaringan dan mengurangi nyeri otot. Whey protein adalah jenis protein yang banyak dijual di pasaran dan sering digunakan oleh para atlet. Protein kedelai bukanlah pilihan yang tepat karena merupakan rekayasa genetika dan rantai asam amino yang paling rendah dalam membangun otot. Selain itu, protein kedelai meningkatkan kadar estrogen yang dihindari para atlet.
Vitamin C perlu dikonsumsi bersama karbohidrat untuk meningkatkan penyerapannya. Sumber vitamin C utama ialah buah-buahan. Vitamin C membantu memproduksi ATP yang berfungsi untuk penyembuhan luka. Dan merupakan kofaktor untuk membentuk kolagen dan memperbaiki otot. Menurut RDS Amerika Serikat, 90 mg vitamin C sudah cukup untuk mencegah timbulnya penyakit. Atlet harus mengonsumsi vitamin C minimal 4,000-8,000 mg sehari. Vitamin C baik dikonsumsi selama latihan berlangsung dan setelah latihan.
7. Coenzyme Q10 (CoQ10)
CoQ10 merupakan enzim yang dapat menghilangkan asam laktat yang menumpuk di tubuh. Enzim ini juga sangat penting untuk kesehatan jantung. CoQ10 menjaga jantung tetap berdetak saat "stres" pada latihan atletik. Bentuk paling baik dari CoQ10 ialah ubiquinone (bukan ubiquinol karena ia memasuki aliran darah namun tidak memasuki sel-sel tubuh). Pastikan untuk tidak mengonsumsi CoQ10 bersamaan dengan minyak ikan atau suplemen dengan dasar minyak, karena akan menggangu penyerapannya. Dosis yang dianjurkan adalah 100-200 mg sehari. Jika Anda adalah seorang atlet, Anda dapat meningkatkan dosis CoQ10 ketika mendekati pertandingan karena sangat efektif untuk meningkatkan kinerja, daya tahan, kekuatan dan pemulihan. Enzim ini baik dikonsumsi setelah latihan dan hindari dikonsumsi mendekati jam tidur karena akan menstimulasi energi terutama di jantung.