Foto dr. Dyan Mega Inderawati

dr. Dyan Mega Inderawati

Dokter
Icon Share

Tentang

dr.Ega, begitu orang lain biasa menyapanya. Lulus pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sejak tahun 2010 lalu, ia menutuskan untuk melanglang buana ke pelosok Maluku Utara.

Awalnya hanya bosan dengan aktivitas di kota dan mencari suatu kegiatan baru. Berawal dari ajakan seorang teman pada tahun 2011, berangkatlah ia menjadi dokter PTT ke kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Perjalanan 4 jam udara dan 8 jam laut terbayarkan pengalaman klinis yang sulit didapatkan di kota besar. Betapa para pengabdi medis di sana dituntut untuk berupaya 'BISA' di saat mengetahui keadaan tidak memungkinkan untuk diupayakan.

Betapa kenyataan dan usaha harus dilakukan lebih dari sekedar teori yang pernah dipelajarinya dari berbagai textbook. Dari situlah ia bertekad, apa yang ia lakukan ke depannya harus memberi kontribusi lebih, termasuk bagi masyarakat di pedalaman Indonesia.

Memiliki suami dengan profesi sama, dan dengan minat serupa membuatnya kembali ke Maluku Utara pada tahun 2013. Bahkan, belum genap sebulan mendarat dari Munich- Jerman setelah menyelesaikan S2nya, tidak membuat sang suami menyurutkan niatnya turut membantu di pelosok Indonesia.

Kali ini perjalanan yang ditempuh lebih jauh, lebih pelosok, fasilitas yang jauh lebih terbatas namun pengalaman yang juga jauh lebih berharga. Saat ini dr.Ega bekerja di klikdokter.

Melalui portal kesehatan online, ia berkeyakinan apa yang dilakukan, dengan mengedukasi, berbagi informasi akan dapat terus membantu masyarakat pelosok dalam mengakses kesehatan.

"Raga boleh tidak di sana, tapi kontribusi kita harus tetap dapat dirasakan" begitu prinsipnya. Memiliki seorang yang menginjak 2 tahun membuatnya juga tertarik tentang dunia parenting.

Jadi jangan ragu juga untuk bertanya padanya prihal pendidikan dan kesehatan anak. dr. Ega akan dengan senang hari berdiskusi dan berbagai informasi dengan Anda.Apalagi jika Anda tertarik bertukar informasi dan pengalaman tentang Jerman.

Ya, dokter yang satu ini memang hanya 3 bulan tinggal menemani suami di negara peninggalan Hitler, namun ketertarikannya pada negara tersebut tetap terbawa pulang hingga ia memutuskan untuk belajar bahasa lebih jauh.

Budaya yang dimiliki penduduk Jerman patut diacungi jempol. Kepeduliannya terhadap sesama, prioritas negaranya terhadap orangtua, ibu hamil dan anak- anak benar- benar tercermin dari kesehariannya.

Pemerataan hak dan kesehatan juga sangat nyata.. Semua orang tahu dan peduli betul akan hak orang- orang di sekitarnya. Inilah yang membuat ia tersadar.. Betapa pekerjaan besar untuk kesehatan sebenarnya bukan hanya di pundak dokter, perawat, mantri atau menteri kesehatan sekalipun.

Tugas besar berada di tiap- tiap pundak kita. Andai masing- masing kita punya sedikit waktu untuk menoleh ke kiri- kanan dan bertanya “apa yang bisa saya bantu untuk Anda?”

Mungkin tidak perlu lagi ada gizi buruk atau bayi yang meninggal karena kurang biaya untuk berobat akibat batuk- batuk lama.

Bayangkan betapa indahnya ketika agama, budaya, dan kepedulian sejalan demi sesama.. baginya, inilah tugas besar bagi masing- masing kita, untuk Indonesia.

Pendidikan

Kedokteran - Universitas Indonesia
- 2010