Cara penyimpanan beras yang keliru bisa menyebabkan bahan pangan ini dihinggapi kutu. Menurut Singapore Food Agency, telur kutu pada dasarnya sudah ada ketika beras masih berupa padi.
Hanya saja, keberadaan kutu semakin jelas ketika padi sudah diolah menjadi beras. Meski tidak berbahaya bagi kesehatan, kutu bisa menyebabkan beras berlubang dan lembap.
Menurut studi yang dimuat jurnal Environmental Entomology, beras yang lembap berpotensi ditumbuhi oleh jamur. Mikroorganisme ini bisa menghasilkan racun yang membahayakan kesehatan, seperti meningkatkan risiko kanker hati.
Karena itu, penting mengetahui cara menyimpan beras agar tidak berkutu, berikut penjelasannya.
Artikel Lainnya: Berapa Lama Sebaiknya Menyimpan Makanan dalam Kulkas?
1. Simpan dalam Wadah yang Bersih
Disampaikan dr. Devia Irine Putri, beras bisa bertahan hingga dua tahun lamanya. Asalkan, beras disimpan dengan baik di dalam wadah khusus.
Menurut University of Minnesota Extension, beras sebaiknya disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat. Wadah bisa berbahan logam, kaca, ataupun plastik tebal dan berat.
Sebelum memasukkan beras ke dalam wadah, pastikan setiap sudut wadah sudah benar-benar bersih dari kutu atau serangga.
Bila perlu, cuci wadah penyimpanan beras terlebih dahulu agar tingkat kebersihannya semakin terjaga.
Bahkan, menurut Singapore Food Agency, wadah perlu dicuci dan dikeringkan ketika beras sudah habis. Hal ini dilakukan sebelum wadah diisi kembali dengan beras.
2. Pastikan Kebersihan di Sekitar Wadah Beras
Cara menyimpan beras supaya bebas kutu berikutnya adalah dengan menjaga kebersihan secara menyeluruh.
Artinya, tidak hanya kebersihan wadah beras saja yang perlu diperhatikan, tetapi juga kebersihan area di sekitarnya.
Jika kamu meletakkan wadah beras berdekatan dengan wadah makanan kering lainnya, pastikan tempat penyimpanan tersebut bersih.
Menurut University of Minnesota Extension, hal lain yang perlu kamu bersihkan adalah celah dan sudut lemari.
Pastikan area di sekitar wadah beras bersih dari kotoran. Soalnya, area yang kotor bisa mengundang kehadiran kutu beras.
Artikel Lainnya: Bolehkah Menghangatkan Nasi di Magic Com Sepanjang Hari?
3. Simpan Beras Secukupnya
Menyimpan beras dalam jumlah banyak sah-sah saja. Namun, bila kamu tidak yakin sanggup menjaga kebersihan beras dalam waktu lama, lebih baik simpan beras secukupnya sesuai kebutuhan.
Menurut Singapore Food Agency, cara menyimpan beras dalam karung agar tidak berkutu adalah dengan membukanya hanya ketika digunakan.
Jika kamu membeli lima karung beras, buka satu karung terlebih dahulu hingga beras habis digunakan. Setelah karung pertama habis, barulah buka karung berikutnya.
Hindari membuka lima karung dalam waktu bersamaan, karena berpotensi dihinggapi kutu.
4. Simpan pada Suhu yang Tepat
Dokter Devia mengatakan cara menyimpan beras agar awet dan tidak berkutu adalah dengan menyimpannya pada suhu yang tepat.
Berdasarkan Utah State University, suhu yang tepat untuk menyimpan beras adalah 4 derajat celcius atau kurang. Bahkan, beras dengan wadah kedap udara dan disimpan dalam suhu lebih dingin bisa bertahan hingga 30 tahun lamanya.
Karena itu, beras sebaiknya disimpan di dalam kulkas atau ruangan bersuhu dingin.
“Selain itu, jauhkan wadah penyimpanan beras dari tempat yang terkena paparan sinar matahari langsung,” kata dr. Devia Irine.
Hal ini bertujuan agar beras tidak mudah rusak.
Cara menyimpan beras yang benar mudah diterapkan. Karenanya, coba lakukan 4 tips di atas supaya beras kamu awet dan tidak berkutu, ya!
Yuk, mulai sekarang #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter. Kamu juga bisa tanya dokter online di KlikDokter untuk konsultasi apapun seputar kesehatan. Konsultasi sekarang, jangan tunggu sakit.
(ADT/JKT)
Referensi:
University of Minnesota Extension. Diakses 2022. Pantry pests: Insects found in stored food.
Singapore Food Agency. Diakses 2022. Risk at a Glance.
Utah State University. Diakses 2022. Storing White Rice.
Environmental Entomology. Diakses 2022. Effects of Biological Control of Rice Weevil by Anisopteromalus calandrae with a Population of Two Aspergillus spp.
Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri