Nanas dan talas adalah dua tanaman yang sering dikonsumsi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Nanas dikenal karena rasanya yang manis dan asam serta kandungan vitaminnya yang tinggi, sementara talas sering digunakan dalam berbagai hidangan tradisional.
Namun, kedua tanaman ini memiliki satu kesamaan yang kurang dikenal oleh banyak orang, yaitu kandungan raphides.
Tim content KlikDokter berbincang dengan dr. Gia Pratama untuk membahas apa itu raphides, efek sampingnya pada tubuh, serta cara menghilangkan rasa gatal yang disebabkan oleh raphides.
Artikel lainnya: 12 Manfaat Nanas untuk Kesehatan Tubuh
Pengertian Raphides
Raphides adalah kristal kalsium oksalat berbentuk jarum yang ditemukan dalam jaringan tanaman. Mereka terbentuk di dalam vakuola sel tanaman dan seringkali berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap herbivora.
Ketika tanaman terganggu, misalnya saat dimakan, raphides dilepaskan dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mulut, atau saluran pencernaan hewan yang mencoba memakannya.
Tanaman yang Mengandung Raphides
Selain nanas dan talas, raphides juga ditemukan di berbagai tanaman lain, termasuk beberapa spesies dari keluarga Araceae (seperti keladi), Amaryllidaceae, dan Oxalidaceae.
Di dalam nanas, raphides terdapat dalam buahnya, sedangkan dalam talas, raphides lebih banyak ditemukan di bagian umbinya.
Struktur dan Fungsi
Raphides berbentuk seperti jarum kecil yang sangat tajam. Ukurannya bervariasi tergantung pada spesies tanaman, tetapi biasanya sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Fungsi utama raphides adalah sebagai mekanisme pertahanan. Ketika jaringan tanaman rusak, raphides akan dilepaskan dan menyebabkan iritasi pada hewan atau manusia yang bersentuhan dengannya.
Artikel lainnya: Jangan Sepelekan Manfaat Talas Bagi Kesehatan
Efek Samping Raphides pada Tubuh
Berikut ini beberapa efek samping yang bisa Kamu alami setelah mengonsumsi tanaman yang mengandung raphides:
1. Iritasi kulit dan mata
Salah satu efek samping yang paling umum dari raphides adalah iritasi kulit. Kontak langsung dengan raphides dapat menyebabkan rasa gatal, kemerahan, dan iritasi pada kulit.
Jika raphides masuk ke mata, mereka dapat menyebabkan iritasi mata yang parah, termasuk rasa perih dan mata berair.
2. Iritasi mulut dan tenggorokan
Mengonsumsi tanaman yang mengandung raphides, seperti nanas atau talas, dapat menyebabkan iritasi pada mulut dan tenggorokan.
Raphides dapat menembus jaringan lunak di dalam mulut, menyebabkan sensasi terbakar, gatal, atau kesemutan. Pada kasus yang lebih parah, ini dapat menyebabkan pembengkakan dan kesulitan menelan.
3. Gangguan saluran pencernaan
Jika tertelan, raphides dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Gejala yang mungkin timbul termasuk mual, muntah, diare, dan sakit perut. Dalam beberapa kasus, iritasi yang parah dapat menyebabkan pendarahan atau infeksi.
4. Reaksi alergi
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap raphides. Gejala alergi bisa bervariasi dari ringan hingga berat dan dapat mencakup ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan, dan kesulitan bernapas. Reaksi alergi yang parah memerlukan perhatian medis segera.
Artikel lainnya: Benarkah Diet Nanas Bisa Menurunkan Berat Badan dengan Cepat?
Cara Menghilangkan Rasa Gatal Akibat Raphides
Jika Kamu mengalami iritasi kulit akibat kontak dengan raphides, segera cuci area yang terkena dengan air dan sabun. Ini akan membantu menghilangkan raphides dari permukaan kulit.
Menggunakan kompres dingin atau krim antihistamin juga dapat membantu mengurangi rasa gatal dan iritasi. Selain itu Kamu juga bisa:
1. Menghilangkan raphides dari mulut
Jika Kamu merasa gatal atau terbakar di mulut setelah mengonsumsi nanas atau talas, berkumur dengan air garam hangat dapat membantu meredakan gejala.
Minum susu atau makan makanan yang mengandung kalsium, seperti yogurt atau keju, juga dapat membantu menetralkan efek raphides.
2. Mengolah nanas dan talas
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko iritasi akibat raphides adalah dengan mengolah nanas dan talas sebelum dikonsumsi.
Dalam kasus nanas, mengupas dan memotong buah dengan hati-hati serta membuang bagian tengah yang keras dapat mengurangi jumlah raphides.
Pada talas, merebus umbi sebelum dimakan dapat membantu menguraikan raphides dan membuatnya lebih aman untuk dikonsumsi.
3. Penggunaan obat
Jika iritasi berlanjut atau gejala menjadi lebih parah, penggunaan obat-obatan seperti antihistamin oral atau krim kortikosteroid dapat membantu mengurangi gejala.
Namun, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat apa pun, terutama jika Kamu memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Ya, raphides adalah kristal kalsium oksalat berbentuk jarum yang ditemukan di banyak tanaman, termasuk nanas dan talas.
Meskipun berfungsi sebagai mekanisme pertahanan bagi tanaman, raphides dapat menyebabkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan bagi manusia, termasuk iritasi kulit, mulut, dan saluran pencernaan.
Mengolah nanas dan talas dengan benar serta mengambil langkah-langkah pencegahan dapat membantu mengurangi risiko iritasi.
Memahami bagaimana cara mengatasi gejala iritasi akibat raphides juga penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan kita saat mengonsumsi tanaman-tanaman ini.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang raphides dan bagaimana mengatasinya, kita dapat menikmati manfaat kesehatan dari nanas dan talas tanpa khawatir akan efek samping yang tidak diinginkan.
Ingin tahu lebih banyak tentang efek samping makanan sehari-hari seperti nanas dan talas? Download aplikasi media kesehatan KlikDokter untuk info kesehatan terpercaya dan akses artikel lainnya yang menarik! Yuk, #JagaSehatmu selalu.
- Franceschi, V. R., & Nakata, P. A. (2005). Calcium oxalate in plants: Formation and function. Annual Review of Plant Biology, 56, 41-71.
- McNair, J. B. (1932). The interrelationship between substance reducing high and low temperature resistance in plants. Journal of Agricultural Research, 45(6), 359-366.
- Bradbury, J. H., & Nixon, R. W. (1998). The acridity of raphides from the edible aroid Colocasia esculenta. Phytochemistry, 49(6), 1543-1548.
- Paull, R. E., & Chen, C. C. (2003). Postharvest physiology, handling and storage of pineapples. In: The Pineapple: Botany, Production and Uses, (pp. 253-279). CABI Publishing.Watt, J. M., & Breyer-Brandwijk, M. G. (1962). The medicinal and poisonous plants of southern and eastern Africa. 2nd Edition, E. & S. Livingstone Ltd.