Sebuah ungkapan lama mengatakan: “janganlah mendidik anak untuk menjadi kaya, tapi besarkan dia untuk menjadi orang yang bahagia. Agar ketika ia tumbuh dewasa, ia akan belajar untuk menghargai nilai kehidupan”. Ya, membahagiakan anak memang hal yang penting, meski bukanlah perkara mudah.
Namun demikian, Anda bisa belajar dari 10 negara yang memiliki anak paling bahagia di dunia berdasarkan laporan UNICEF. Apa saja? Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Belanda
Belanda memegang peringkat pertama untuk kualitas pendidikan anak, perilaku anak, serta kesejahteraan orang tua. Ketiga hal tersebut berkontribusi membuat anak-anak di Belanda menjadi yang paling bahagia di dunia menurut UNICEF.
Di Belanda, semua anak berusia 5-18 tahun wajib bersekolah. Aktivitas sekolah tak melulu belajar menulis, membaca, atau berhitung. Ketiga hal tersebut baru dipelajari saat anak sudah berusia di atas 6 tahun. Di sekolah, anak belajar seni sesuai minat, sejarah, dan melakukan aktivitas fisik. Selain itu, ada pula program khusus untuk anak yang memiliki kesulitan belajar seperti disleksia atau gangguan berbahasa. Hal lainnya, meski wajib bersekolah sejak usia 5 tahun, anak-anak di Belanda tidak dibebani dengan PR (pekerjaan rumah).
Pemerintah Belanda juga menganut keyakinan bahwa “happy parents have happy kids”. Oleh karena itu, orang tua di Belanda dianjurkan untuk bekerja tak lebih dari 30 jam per minggu agar memiliki waktu bersama anak. Orang tua juga diberikan sejumlah uang tunjangan anak setiap bulan yang harus dipergunakan untuk menyejahterakan sang buah hati.
2. Norwegia
Negara dengan angka kriminalitas terendah di dunia ini sangat memperhatikan keamanan dan kesejahteraan anak. Layanan kesejahteraan anak (child welfare service) di Norwegia memiliki aturan yang ketat terkait keamanan anak. Mereka tak menoleransi bentuk kekerasan apa pun pada anak. Kekerasan verbal seperti mengejek anak akan menjadi masalah pidana. Anak yang pernah mendapat kekerasan dari orang tuanya atau anak yang orang tuanya memiliki kebiasaan minum alkohol akan dilindungi oleh negara dan tidak diizinkan tinggal bersama orang tuanya.
Karena keselamatan dan kesejahteraan anak sangat diperhatikan, Norwegia menjadi negara dengan perokok usia anak-anak paling sedikit di dunia, serta negara dengan jumlah pengguna narkoba usia anak terendah di dunia.
Selanjutnya
3. Islandia
Islandia sering disebut sebagai surganya anak-anak. Hal ini karena negara yang memiliki banyak gunung vulkanik ini memiliki angka kematian bayi terendah di dunia serta memiliki angka harapan hidup yang tinggi.
Anak berusia 1,5 - 5 tahun berhak untuk mengikuti preschool. Di sana disediakan berbagai aktivitas menyenangkan dan mendidik untuk anak dari pagi hingga sore hari. Setelah berusia 6 tahun, anak mulai memasuki sekolah dasar.
Pendidikan di sekolah sangat jauh dari stres. Kemampuan menulis dan membaca baru ditekankan pada anak setelah usia 8 tahun. Yang lebih ditanamkan di sekolah adalah pendidikan perilaku dan cara berinteraksi serta menyelesaikan konflik dengan teman. Hal ini menyebabkan Islandia menjadi negara dengan tingkat bullying di sekolah yang paling rendah di dunia.
4. Finlandia
Salah satu negara Skandinavia ini memiliki kebijakan-kebijakan yang membuat ayah dan ibu sama-sama terlibat banyak dalam kehidupan anak. Kesetaraan gender dalam mengasuh anak sangat ditekankan di Finlandia. Seorang ayah membawa kereta dorong atau mengantar jemput anaknya ke sekolah menjadi hal yang sangat lumrah untuk dijumpai.
Anak-anak di Finlandia baru diwajibkan bersekolah setelah menginjak usia 7 tahun. Sebelum usia tersebut, sekolah merupakan pilihan yang tidak mutlak. Pelajaran di sekolah tak sekadar membaca dan menulis, melainkan banyak diselingi dengan kegiatan olahraga dan seni. Yang menarik, meski pendidikannya “ringan”, data UNICEF menunjukkan bahwa anak-anak di Finlandia memiliki kemampuan matematika, membaca, dan sains tertinggi di dunia.
5. Swedia
Anak-anak di Swedia juga memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi. Banyak ruang terbuka untuk anak, buku-buku anak yang lengkap di perpustakaan, serta fasilitas sekolah yang baik menjadikan anak-anak di Swedia memiliki beragam aktivitas yang dapat mendukung tumbuh kembangnya.
Swedia juga merupakan negara yang memiliki parental leave terpanjang di dunia, yaitu sebanyak 480 hari (sekitar 16 bulan). Cuti ini tak hanya bisa diambil oleh ibu, tetapi juga harus diambil oleh ayah. Selama menjalani parental leave, orang tua akan tetap mendapatkan gaji yang dibayarkan lembaga jaminan dan bantuan sosial dari pemerintah. Sebaliknya, jika parental leave tidak diambil sebagaimana mestinya, justru orang tua akan dikenakan denda. Kebijakan parental leave ini sangat membantu orang tua dalam menyediakan waktu yang berkualitas untuk fokus pada tumbuh kembang dan interaksi dengan anak.
Selanjutnya
6. Jerman
Anak berjalan ke sekolah sendirian, anak naik bus atau kereta tanpa orang tuanya, atau anak makan daging menggunakan pisau tajam merupakan hal-hal yang sangat lumrah dijumpai di Jerman. Anak-anak di negara ini diberi kepercayaan besar untuk bisa mandiri demi meningkatkan rasa percaya dirinya dalam menghadapi dunia.
Hal-hal tersebut diasah di sekolah. Sejak taman kanak-kanak pada usia 3 tahun, anak-anak sudah ditantang untuk membuat proyek berdasarkan idenya sendiri, misalnya proyek memasak sarapan atau proyek membangun rumah. Pada usia 5 tahun, semua anak diajarkan cara menyalakan api, serta cara untuk menyelamatkan diri dari kebakaran.
Selain itu, pendidikan di Jerman menekankan pada banyaknya aktivitas di luar kelas. Aktivitas tersebut bisa berupa olahraga, permainan, atau aktivitas seni. Hal ini terbukti menurunkan angka depresi pada anak dan menjadikan anak-anak lebih rileks dan bahagia.
7. Luksemburg
Terletak di sebelah Jerman dan Belgia, Luksemburg termasuk dalam peringkat 5 besar negara yang menyediakan lingkungan terbaik bagi anak. Hal ini karena adanya aturan dari pemerintah mengenai luas rumah yang harus disesuaikan dengan jumlah anak sehingga semua anak akan mendapatkan tempat tinggal yang layak. Selain itu, pemerintah juga menyediakan area publik yang luas untuk anak berupa taman bermain, kebun, danau, hutan, kastil dan benteng, kolam renang, serta beberapa tempat terbuka untuk perayaan festival.
8. Swiss
Swiss merupakan salah satu negara dengan tingkat kesehatan anak terbaik di dunia. Hal ini sudah dimulai sejak anak masih dalam kandungan, ibu sudah dibekali pengetahuan yang baik tentang memberikan ASI. Setelah melahirkan, ibu akan didampingi oleh konselor untuk membantu ibu agar sukses menyusui si Kecil. Hal ini menyebabkan 95 persen bayi yang lahir di Swiss mendapatkan ASI eksklusif.
Tak seperti di kebanyakan negara Eropa lainnya, anak-anak di Swiss jarang dibawa ke tempat penitipan anak. Sebagian besar orang tua memilih untuk tidak bekerja selama beberapa tahun hingga anaknya masuk sekolah dasar.
Selain itu, Swiss memiliki banyak tempat bermain untuk anak. Yang menarik, tempat bermain ini sangat luas. Umumnya tempat bermain anak di Swiss terdiri dari area permainan fisik, kolam renang, lapangan olahraga, perpustakaan, serta tempat bermain musik. Fasilitas beragam itu dirancang untuk memberi kesempatan pada anak mengeksplorasi rasa ingin tahu, bakat, dan minatnya.
Selanjutnya
9. Belgia
Belgia merupakan negara yang memberikan tunjangan anak dalam jumlah yang terbesar di dunia. Semua orang tua diberikan tunjangan setiap bulan untuk dipakai membeli kebutuhan anaknya. Selain itu, Belgia juga memberikan perlindungan finansial bagi keluarga yang memiliki anak. Jika ada sesuatu yang terjadi, orang tua tidak akan kehabisan uang untuk bisa merawat anak dengan optimal.
Negara ini juga memiliki undang-undang yang baik dalam melindungi anak dari berbagai ancaman gangguan fisik, psikis, dan seksual. Selain itu, hal-hal yang bisa merusak moral anak juga bisa menjadi masalah pidana. Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat sangat berhati-hati dalam berinteraksi dengan anak. Berteriak kepada anak atau mengeluarkan kata-kata yang melukai hati anak bisa mendapatkan sanksi dari aparat penegak hukum.
10. Irlandia
Di antara semua negara di Eropa, Irlandia merupakan negara dengan jumlah penduduk anak terbesar. Orang tua di Irlandia sangat memperhatikan keseimbangan antara pekerjaan dan hidup berkeluarga. Sebanyak 70 persen ibu lebih memilih tidak bekerja saat anaknya balita. Sementara untuk ayah atau ibu yang bekerja, rata-rata mereka hanya menghabiskan 27 jam per minggu di tempat kerja agar memiliki sisa waktu yang banyak untuk anak.
Anak merupakan aset yang berharga bagi masa depan bangsa. Sebagai generasi penerus, anak yang bahagia adalah aset utama bangsa. Pemerintah dan orang tua dalam hal ini punya andil penting dalam menciptakan situasi dan lingkungan yang nyaman dan aman bagi anak. Nah, kesepuluh negara ini sudah terlebih dulu melakukannya, bagaimana dengan Indonesia?
[HNS/ RVS]