Makanan apa saja yang mengandung gula tentunya sangat menggoda. Tak heran, mulai dari gulali, martabak manis, dan cokelat pun digemari masyarakat, termasuk anak-anak. Bila anak pun menyukainya, sebagai orang tua Anda perlu tahu alasannya, agar kegemarannya akan makanan manis dapat dikontrol.
“Permen, cokelat, minuman ringan, es krim, dan minuman kemasan merupakan beberapa sumber asupan gula yang umum dikonsumsi oleh anak,” ujar dr. Nitish Basant Adnani dari KlikDokter. Namun, perlu juga bagi Anda untuk mengatur asupan tersebut agar tidak mengganggu asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak.
Alasan anak suka makanan manis
Perlu diketahui bahwa sebenarnya anak-anak mulai terangsang untuk menyukai makanan manis sejak masih mengonsumsi ASI. Bayi memiliki preferensi bawaan untuk rasa manis lewat ASI yang nyatanya memiliki sedikit rasa manis.
Selain itu, bayi juga memiliki selera yang lebih terbatas, sehingga makanan baru dengan karakter rasa atau aroma yang tidak familier bisa jadi tak disukainya.
Selain itu, anak-anak memiliki naluri untuk bertahan hidup secara alamiah dengan mencari makanan manis sebagai penambah energi. Tak heran jika mereka akan mudah jatuh cinta dengan segala makanan manis, sebelum lalu mengeksplor kudapan rasa lainnya.
Seiring bertambahnya usia, anak mulai dapat menerima rasa baru, khususnya yang pahit. Hal ini bisa terjadi karena anak mulai memahami bahwa setiap individu butuh variasi. Meski demikian, tak semua usia anak mengalami hal yang sama.
Karena ada saja dari mereka yang tetap bertahan untuk terus mengonsumsi makanan manis dan mengabaikan kudapan dengan rasa lain. Tapi Anda tak perlu cemas. Anak yang gemar melahap makanan manis pada waktunya juga akan menyukai makanan rasa lainnya, seperti telah dijelaskan di atas.
Namun, Anda juga perlu berhati-hati bila si Kecil menyukai makanan manis. Karena terlalu banyak mengonsumsi jenis makanan ini bisa memicu munculnya gangguan kesehatan pada anak.
Bahaya konsumsi makanan manis secara berlebihan
Konsumsi makanan manis secara berlebihan sebetulnya tidak baik bagi anak. Jadi, waspadalah jika si Kecil terlalu banyak mengonsumsi makanan manis. Sebab, bisa jadi ia mengidap kondisi bernama “sugar rush”.
Dijelaskan oleh dr. Nitish, sugar rush merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya hiperaktivitas dan penurunan fokus untuk durasi yang singkat. Hal ini bisa terjadi bila asupan gula seseorang melebihi batas yang disarankan.
“Gula di sini termasuk komponen gula alami seperti pada madu dan jus buah, atau komponen gula yang ditambahkan sebagai pemanis pada produk makanan dan minuman tertentu,” ucapnya.
Lebih lanjut, dr. Nitish menjelaskan bahwa para pakar dari American Heart Association menyarankan agar asupan gula tambahan dapat dibatasi hingga 3-4 sendok teh setiap harinya untuk anak di bawah usia 8 tahun. Sedangkan untuk anak di atas usia 8 tahun dan remaja adalah 5-8 sendok teh.
Dalam memberikan makanan atau minuman yang manis kepada anak, cermati kandungan gula yang tertera pada kemasan. Hati-hati, terkadang makanan dan minuman yang memiliki kandungan gula tinggi memiliki kalori tinggi namun sedikit nutrisi.
“Konsumsi tak terkontrol dari produk-produk tersebut dapat mengakibatkan asupan kalori berlebihan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan dan obesitas. Selain itu, asupan gula yang berlebihan juga dikaitkan dengan diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gigi berlubang,” tutur dr. Nitish.
Makanan manis memang sulit untuk ditolak, apalagi oleh anak-anak. Jadi, Anda sebagai orang tua harus mewaspadai hal tersebut. Biasakan untuk mengombinasikan menu manis yang disuka si Kecil dengan makanan lain agar asupan gula anak lebih terkontrol. Secara perlahan, arahkan anak untuk memilih makanan manis dari bahan alami seperti ubi atau buah-buahan, sehingga terhindar dari risiko obesitas dan diabetes.
[NP/ RVS]