Anak gemar merajuk merupakan perkara yang sangat umum ditemui. Biasanya, tindakan tersebut dilakukan oleh si Kecil sebagai “senjata” untuk melawan keinginan orang tua atau orang-orang di sekitarnya. Jika sikap merajuk pada anak tak ditindak secara bijaksana, bukan tak mungkin dirinya akan tumbuh sebagai pribadi yang manja.
Tidak dimungkiri, setiap anak memang memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan sesuatu, termasuk dengan merajuk. Saat dalam kondisi tersebut, si Kecil cenderung mengungkapkannya dengan cara diam, menyendiri, atau bahkan menunjukkan wajah cemberut dari waktu ke waktu. Biasanya, sikap merajuk dilakukan oleh si Kecil untuk menunjukkan pada orang tua – atau orang-orang di sekitarnya – bahwa ia sedang merasa tidak nyaman, tak suka atau marah.
Agar anak tak merajuk
Meski terbilang sebagai sikap yang wajar dimiliki oleh anak hingga usia 6 tahun, bukan berarti si Kecil yang gemar merajuk bisa dibiarkan begitu saja. Pasalnya, merajuk yang terjadi secara berkelanjutan dapat membuat anak memiliki sikap yang kurang baik di masa depan. Hal ini pada akhirnya akan membuat si Kecil kesulitan mendapat teman.
Nah, agar anak Anda tidak mengalami keadaan tersebut di kemudian hari, berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan:
1. Hindari terlalu memanjakan anak
Memanjakan anak memang boleh-boleh saja. Namun Anda sebaiknya tidak melakukan perilaku ini secara berlebihan. Alih-alih sebagai ungkapan rasa sayang, memanjakan anak terlalu berlebihan justru bisa membuat si Kecil memiliki kebiasaan merajuk saat keinginannya tak dipenuhi.
Terkait hal ini, dr. Dyah Novita Anggraini menyebutkan bahwa mewujudkan kasih sayang pada anak tak berarti harus menuruti semua keinginannya. Justru, dengan menerapkan aturan untuk tidak mengiyakan semua kemauan si Kecil, dirinya akan terbiasa bersikap mandiri. Anak akan belajar bertanggung jawab untuk memenuhi apa yang diinginkan dengan usahanya sendiri.
2. Pola asuh sepaham
Hindari perbedaan pendapat dengan pasangan Anda. Sebaliknya, ciptakanlah pola asuh sepaham yang benar-benar dilakukan oleh kedua belah pihak.
Jadi, saat pasangan sedang bersikap tegas, Anda juga harus bersikap demikian. Dengan begitu, si Kecil tak akan merajuk pada salah satu pihak. Tindakan ini juga bisa membuat anak sadar bahwa dirinya salah.
3. Berikan pengertian
Ketika anak sedang merajuk, cobalah untuk memberikan pengertian padanya. Tak perlu dengan nada tinggi atau hingga membentak, apalagi sampai memukul anak. Lakukanlah secara perlahan, dengan nada yang lembut, namun dapat dimengerti sepenuhnya oleh si Kecil.
Sebagai contoh, Anda tidak mengizinkan si Kecil bermain di luar rumah hingga pekerjaan rumahnya diselesaikan. Jikapun anak merajuk, Anda jangan langsung marah atau kesal. Berikan kesempatan padanya untuk meluapkan emosi, sambil tetap Anda awasi. Tak lama kemudian, bukan tak mungkin ia akan merasa bosan dengan sikapnya, sehingga akan berhenti merajuk dengan sendirinya.
4. Ciptakan komunikasi yang baik
Ciptakanlah komunikasi yang baik dengan si Kecil. Tindakan ini dapat membuatnya bersikap lebih terbuka, sehingga orang tua bisa lebih paham akan segala kondisi yang sedang anak alami. Pada akhirnya, Anda dapat melakukan beberapa upaya agar si Kecil bisa merasa lebih baik, sehingga dirinya tak kerap merajuk lantaran kurang perhatian.
5. Beri pujian
Ketika anak sudah tak lagi merajuk, Anda sebagai orang tua sebaiknya memberikan pujian atau ucapan terima kasih padanya. Tindakan ini perlu dilakukan agar si Kecil paham bahwa apa yang orang tua lakukan adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya.
Tak sebatas itu, pujian yang orang tua berikan pada anak saat dirinya tak merajuk, juga turut menunjang perkembangan sikap dewasanya. Tapi ingatlah untuk memberikan pujian sekadarnya saja, ya!
Setiap anak terlahir dengan karakter yang unik dan berbeda-beda. Karena itu, sebagai orang tua Anda dituntut untuk lebih bijaksana dalam menyikapinya. Jangan biarkan si Kecil terus-menerus merajuk, apalagi hingga ia tumbuh dewasa. Anda tak ingin anak dijauhi oleh teman-teman sebayanya, bukan?
[RVS]