Anak yang berprestasi di sekolah biasanya dianggap punya intelligence quotient (IQ) yang tinggi. Padahal sebenarnya, ada faktor lain yang juga mendukung. Termasuk di dalamnya terkait mengendalikan emosi. Lho, kok bisa ya?
Iya, nyatanya tolok ukur kecerdasan bukan hanya IQ. Ada lagi salah satu acuan yang juga harus Anda perhatikan, yakni kecerdasan emosional alias emosional quotient (EQ). Dan, mengendalikan emosi salah satu hal penting dalam EQ.
Kecerdasan Emosional, Apa Itu?
Seperti pernah dijelaskan dr. Nitish Basant Adnani, BmedSc, MSc, dari KlikDokter, kecerdasan emosional merupakan perilaku di mana seseorang pandai dalam mengelola perasaan.
“Tak hanya itu, kecerdasan emosional juga sebagai cara seseorang menggunakan perasaan untuk mengembangkan pemikiran, dan menggunakan pemikiran untuk mengembangkan perasaan,” dia menjelaskan.
Artikel lainnya: Kiat Menumbuhkan Kecerdasan Emosional pada Anak
Dengan kemampuan tersebut, seseorang bisa membuat keputusan agar dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain secara baik.
“Hal tersebut membuat seseorang dengan kecerdasan emosional yang tinggi memiliki kemampuan empati yang lebih baik, dapat melihat sebuah situasi dari berbagai sudut pandang,” kata dr. Nitish.
Jangan heran pula, seseorang dengan kecerdasan emosi yang tinggi akan memiliki pemikiran yang lebih terbuka, dan dapat lebih mudah menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan.
Nah, baru-baru ini, penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Bulletin, kemampuan mengendalikan emosi dengan prestasi akademik.
Kecerdasan Emosional Bikin Nilai Lebih Tinggi?
Penelitian tersebut dilakukan American Psychological Association (APA). Seperti dilansir dari parents.com, Carolyn MacCann yang merupakan penulis utama studi ini, menganalisis data dari lebih dari 160 studi.
Penelitian yang dikaji melibatkan lebih dari 42.000 siswa dari 27 negara, yang diterbitkan antara tahun 1998-2019. Responden yang digunakan adalah siswa sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dengan tidak mempertimbangkan lokasi.
Peneliti menemukan, siswa dengan kecerdasan emosional yang lebih tinggi cenderung mendapatkan nilai dan skor tes yang lebih baik daripada yang lebih rendah.
MacCann menjelaskan, siswa dengan kecerdasan emosi yang lebih tinggi mungkin lebih mampu mengelola emosi negatif. Misalnya, kecemasan, mengelola rasa marah, dan kecewa. Hal-hal ini secara umum dapat memengaruhi kinerja akademik secara negatif pula.
Artikel lainnya: Kiat Menumbuhkan Kecerdasan Emosional pada Anak
“Selain itu, siswa dengan kecerdasan emosi yang lebih baik mungkin lebih mampu mengelola dunia sosial di sekitar mereka, membentuk hubungan yang lebih baik dengan guru, teman sebaya, dan keluarga. Semua hal ini penting bagi keberhasilan akademik," kata MacCann.
MacCann juga menunjukkan bahwa keterampilan yang terkait dengan kecerdasan emosi, seperti memahami motivasi dan emosi orang lain, merupakan pusat pemahaman dalam mata pelajaran seperti sejarah dan bahasa. Jadi, siswa yang cerdas secara emosional memiliki kekuatan di bidang-bidang itu.
Keberhasilan akademis sebelumnya sudah dikait-kaitkan dengan kecerdasan tinggi dan kepribadian. Nah, menurut MacCann, kecerdasan emosional mungkin menjadi kunci lainnya bagi seseorang untuk berhasil.
"Jadi, tidaklah cukup untuk menjadi pintar dan pekerja keras. Siswa juga harus dapat memahami dan mengendalikan emosi mereka untuk berhasil di sekolah," ucap MacCann lagi.
Mengendalikan emosi ternyata berperan penting dalam prestasi akademik anak. Untuk itu, asah terus kemampuan EQ si Kecil. Antara lain dengan mengasah empati, memotivasi diri, hingga mengelola marah. Anda masih penasaran soal perkembangan emosional anak? Tanyakan langsung ke dokter lewat fitur Live Chat.
[HNS/RPA]