Kesehatan Anak

Apakah Anak Anda Cukup Nutrisi? Cek di Sini!

dr. Citra Roseno, 01 Jul 2015

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bukan hanya jumlah makanan anak yang perlu diperhatikan, kualitas dan kandungan nutrisinya pun harus seimbang. Untuk mengetahui apakah konsumsi makanan anak sudah memenuhi kebutuhan nutrisi, baca penjelasan lengkap dr. Citra Roseno di sini.

Apakah Anak Anda Cukup Nutrisi? Cek di Sini!

KlikDokter.com - Asupan nutrisi seimbang adalah asupan makanan yang terdiri atas berbagai variasi jenis makanan dan variasi kombinasi menu setiap hari. Dengan memberikan jenis makanan yang berbeda-beda, anak akan memperoleh bermacam-macam jenis nutrien yang diperlukan tubuhnya. Bukan hanya jumlah makanan yang perlu diperhatikan, kualitas dan kandungan nutrisinya pun harus seimbang.

Kekurangan asupan nutrisi seimbang dapat menyebabkan malnutrisi. Malnutrisi adalah suatu kondisi ketika tubuh tidak memperoleh vitamin, mineral, dan nutrien lainnya yang diperlukan untuk kerja organ dan jaringan tubuh sehat.

Menurut laporan yang dilansir UNICEF pada tahun 2011, Indonesia merupakan salah satu dari 24 negara di dunia yang memiliki permasalahan nutrisi anak dan angka stunting (tubuh pendek) yang tinggi. Di Indonesia, satu dari tiga anak berusia di bawah 5 tahun mengalami stunting sedang hingga berat (36%), ironisnya di waktu yang sama terdapat satu dari tujuh anak di Indonesia yang mengalami kelebihan berat badan (14%).

Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui apakah konsumsi makanan anak sudah memenuhi kebutuhan nutrisi, selengkapnya di halaman selanjutnya:

Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui apakah konsumsi makanan anak sudah memenuhi kebutuhan nutrisi:

1. Memeriksa Pertumbuhan Anak

Umumnya anak yang mengalami kurang gizi pertama-tama mengalami perlambatan kenaikan berat badan. Anda dapat menggunakan grafik pertumbuhan berat badan dibandingkan dengan panjang badan dan tinggi badan, serta memantau perkembangan anak. Penentuan status gizi didasarkan pada berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB). Misalnya, jika berat badan anak lelaki usia 6 bulan 8,5 kg dan tinggi badannya 70 cm, maka itu dikatakan normal berdasarkan grafik di bawah ini:

2. Membuat Catatan

Buatlah catatan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak, misalnya dalam periode 1 minggu.

Kegiatan analisis gizi ini memang membutuhkan perhatian ekstra dari orangtua. Namun dengan mengetahui apa saja yang masuk ke dalam tubuh anak, Anda dapat memperoleh data yang akurat dan membandingkannya dengan rekomendasi nutrisi yang diperlukan untuk usianya. Catatlah jenis makanan dan porsinya. Rekam jejak ini memungkinkan Anda untuk melakukan penilaian apakah anak terlalu banyak mengonsumsi gula, terlalu banyak jajan atau makan makanan cepat saji, apakah menu makanannya kurang bervariasi, kurang konsumsi serat, dan sebagainya. Anda juga dapat membawa data ini pada kunjungan ke dokter anak, sehingga baik orangtua maupun dokter dapat mengevaluasi apakah asupan makanan anak sudah tepat.

Artikel Lainnya: Nutrisi untuk Anak Stunting yang Wajib Dipenuhi

Berikut adalah beberapa cara lainnya untuk mengetahui apakah konsumsi makanan anak sudah memenuhi kebutuhan nutrisi: 

3. Mengetahui Tanda-Tanda Kekurangan Gizi

Selain dari penampilan fisik yang tampak tidak sehat, perubahan perilaku, dan gangguan fungsi organ tubuh, anak yang mengalami kurang gizi dalam waktu lama dapat memiliki tanda dan gejala berikut:

  • Kulit yang mengalami perubahan warna, pucat atau kering, mudah timbul memar
  • Rambut yang mudah rontok dan kering
  • Nyeri sendi dan tulang yang rapuh
  • Gusi mudah berdarah
  • Masalah penglihatan (seperti penglihatan buram), dan mata lebih sensitif terhadap cahaya

Artikel Lainnya: Ketahui Status Gizi Anak Anda dan Cara Menghitungnya

4. Memberikan Makronutrien dan Mikronutrien

Pastikan anak memperoleh makronutrien dan mikronutrien yang dianjurkan. Mikronutrien yang penting untuk pertumbuhan anak antara lain vitamin A, zat besi, yodium, seng, dan asam folat. Utamakanlah pemberian jenis makanan berikut dalam menu sehari-hari:

  • Sayur: wortel, tomat, jamur, selada, terong, jagung, brokoli, asparagus, kol, kacang-kacangan, kentang, bayam, dan sebagainya
  • Buah-buahan: apel, pir, jeruk, pisang, semangka, beri, dan sebagainya
  • Roti dan serealia: Variasi jenis roti, nasi, pasta, sereal, dan sebagainya
  • Produk susu: susu, keju, yoghurt, dan sebagainya
  • Daging-dagingan: daging unggas, sapi, ikan, dan sebagainya
  • Telur

5. Memperhatikan Cara Penyediaan Makanan

Proses pengolahan suatu makanan dapat mempengaruhi kandungan nutrisinya. Sajikan makanan dalam porsi yang sesuai usia dan tidak berlebihan, berikan potongan kecil dan menarik untuk mempermudah anak makan, hindari memberikan makanan yang terlalu berbumbu atau pedas, dan pastikan proses pengolahan makanan bersih demi menghindari gangguan kesehatan.

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter.

makanan pendamping ASI
MPASI
ASI
Anak Sulit Makan
Nutrisi Untuk Balita
Cara Atasi Anak Susah Makan