Mungkin Anda sudah sering dengar anjuran kalau ingin anak tinggi, harus rajin-rajin berenang. Menambah tinggi badan dengan berenang memang sudah lama dipercayai. Apakah hal ini adalah fakta? Lalu, seberapa besar efektivitas berenang pada pertumbuhan anak?
Faktor yang Pengaruhi Tinggi Badan
Sebelum membahas efektivitas berenang untuk menambah tinggi badan anak, Anda perlu tahu hal-hal yang memengaruhi tinggi badan. Pada dasarnya, tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh banyak hal.
Kurang lebih 60-80% perbedaan tinggi badan pada manusia dipengaruhi oleh genetik. Artinya, anak yang punya orang tua dengan postur tinggi, kemungkinan besar akan punya bentuk tubuh serupa.
Sementara itu, sekitar 20-40% lainnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Ini termasuk nutrisi, hormon, aktivitas, dan kondisi medis lainnya.
Bagaimana tinggi badan bertambah? Alasannya adalah tulang Anda, khususnya lempeng pertumbuhan. Lempeng pertumbuhan biasa disebut dengan growth plate atau epiphyseal plate adalah daerah tulang rawan khusus yang berada di ujung tulang-tulang panjang.
Pertambahan tinggi badan karena terjadi perpanjangan tulang-tulang panjang ketika lempeng pertumbuhan ini masih aktif atau terbuka.
Ketika mendekati masa selesainya pubertas, perubahan hormon akan menyebabkan lempeng ini menjadi mengeras atau “menutup”.
Pada akhirnya, perpanjangan tulang akan berhenti. Penutupan lempeng pertumbuhan umumnya terjadi pada perempuan di usia 16 tahun dan laki-laki pada usia 14-19.
Artikel Lainnya: Main Basket Bisa Menambah Tinggi Badan, Mitos atau Fakta?
Efektifkah Menambah Tinggi Badan Anak dengan Berenang?
Lalu, bagaimana dengan mitos yang mengatakan bahwa anak bisa menambah tinggi badan dengan berenang?
Tak sedikit yang percaya berenang sebagai salah satu cara menambah tinggi badan anak. Namun, belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung hal tersebut.
Di dalam air, tubuh hanya mendapatkan sedikit sekali beban akibat lingkungan hipogravitasi. Dalam keadaan ini, tulang cuma mendapatkan lebih sedikit stimulasi pertumbuhan dibandingkan berjalan kaki atau melompat.
Berangkat dari konsep tersebut, dapat diketahui bahwa berenang tidak efektif untuk menambah tinggi badan anak.
Ini sudah dibuktikan dalam beberapa studi yang menyimpulkan bahwa perenang cenderung punya kepadatan tulang yang lebih rendah dibandingkan pelari serta pemain voli dan basket.
Walaupun demikian, berenang adalah salah satu olahraga yang baik dan menyenangkan untuk anak-anak. Manfaat berenang dapat membuat si Kecil rileks sekaligus memperbaiki mood.
Berenang adalah olahraga yang baik karena membutuhkan gerak dari seluruh anggota tubuh untuk melawan resistensi dari air. Selain itu, berenang juga dapat membangun otot tubuh, menjaga kesehatan jantung dan paru, hingga menjaga berat badan ideal.
Artikel Lainnya: Peran Susu untuk Menambah Tinggi Badan, Efektifkah?
Tips untuk Mencapai Tinggi Badan Potensial
Kalau menambah tinggi badan dengan berenang adalah keliru, hal apa yang bisa dilakukan untuk mencapai tinggi badan potensial?
Cara yang utama adalah anak melakukan gaya hidup yang sehat sebelum usia 18 tahun. Ini mencakup mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang cukup serta tidak kekurangan vitamin dan mineral. Seperti kalsium, vitamin D, dan zat besi.
Kebanyakan anak akan cukup atau bahkan berlebihan makanan, tapi bukan yang berkualitas dalam segi nutrisi.
Hal ini menyebabkan banyak individu di era modern ini mengalami kekurangan nutrisi penting pertumbuhan, seperti vitamin D dan kalsium.
Selanjutnya, konsumsilah cukup sayur, buah, dan sumber protein untuk membantu kesehatan tulang.
Hindari atau batasi makanan yang mengandung gula, lemak trans, dan lemak jenuh. Tidak merokok juga akan bermanfaat pada tinggi badan pada masa pertumbuhan.
Artikel Lainnya: Inilah Tinggi Badan Anak Indonesia Sesuai Usianya
Punya waktu tidur yang cukup juga akan memengaruhi tinggi badan dalam jangka panjang. Ini karena pada saat tidur, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan atau human growth hormone (HGH).
Si Kecil yang berusia 3-5 tahun disarankan untuk tidur selama 10-13 jam per hari. Anak berusia 6–13 tahun disarankan untuk tidur 9–11 jam per hari. Remaja berusia 14–17 tahun disarankan untuk tidur 8–10 jam per hari.
Mendapat waktu untuk lebih lama tidur juga akan meningkatkan produksi HGH. Itu sebabnya, tidur siang sangat baik untuk anak di masa pertumbuhan.
Selain hal-hal di atas, jangan lupakan olahraga. Jika Anda ingin tubuh anak tumbuh optimal, dorong anak untuk aktif berolahraga. Anda bisa sertakan dia pada klub olahraga basket, voli, gimnastik, atau lari.
Jenis olahraga osteogenik tersebut terbukti mampu memberikan stimulasi yang optimal pada tulang untuk bertumbuh dan berkembang.
Menambah tinggi badan dengan berenang tidaklah efektif. Lebih baik, anak dibiasakan menjalani pola hidup sehat, tercukupi nutrisi penting setiap hari, dan aktif berolahraga. Masih punya pertanyaan seputar tumbuh kembang anak? Tanyakan pada dokter via LiveChat!
[HNS/AYU]