Sebagai orang tua, suatu hal yang alamiah jika Anda ingin melindungi anak dari luka dan bahaya. Para orang tua yang memiliki anak dengan hemofilia, mungkin akan sulit menemukan keseimbangan antara menjadi protektif dan terlalu protekfif. Namun, sangatlah wajar jika ada banyak pertanyaan yang mengganggu Anda. Salah satu yang sering dilontarkan para orang tua adalah, “Apakah anak saya yang mengidap hemofilia bisa tetap berolahraga?”
Kekhawatiran Anda beralasan karena ketika beraktivitas fisik, anak dengan hemofilia bisa mudah memar dan berdarah. Sulit menghentikan darah ketika anak dengan hemofilia mengalami perdarahan. Meski demikian, melansir dari Very Well, ternyata anak dengan hemofilia masih boleh berolahraga. Hanya saja, ada banyak faktor yang harus diperhatikan oleh orang tua.
Faktor yang perlu dipelajari
Ada banyak faktor yang menentukan apakah anak Anda dapat melakukan olahraga atau tidak, serta olahraga apa yang aman untuk dilakukan oleh anak. Ini adalah hal-hal yang harus Anda perhatikan:
-
Tingkat keparahan hemofilia anak
Anak dengan hemofilia berat cenderung mengalami episode perdarahan sekunder akibat cedera olahraga. Penting untuk selalu berjaga-jaga dan melakukan penanganan sesegera mungkin.
-
Jumlah episode perdarahan dan kondisi sendi
Perdarahan sendi menyebabkan kerusakan pada sendi itu sendiri, dan meningkatkan risiko perdarahan tambahan. Penting untuk mengetahui persendian apa yang lebih mungkin cedera selama olahraga. Jadi, jika sendi anak Anda yang rapuh adalah siku, mungkin tenis bukanlah pilihan terbaik.
-
Tingkat aktivitas
Seiring bertambahnya usia anak, intensitas olahraga juga meningkat. Bola basket dianggap sebagai olahraga yang relatif aman untuk anak-anak, tetapi mungkin perlu dievaluasi ulang jika anak ingin berpartisipasi dalam tim sekolah karena kemungkinan cedera meningkat.
-
Perdarahan baru-baru ini
Penting untuk berdiskusi dengan dokter Anda sebelum anak memulai olahraga, terutama bila ia baru mengalami perdarahan. Meningkatkan aktivitas fisik terlalu cepat setelah mengalami perdarahan dapat menyebabkan perdarahan berulang dan/atau kerusakan sendi.
Jenis olahraga yang tepat
The National Hemophilia Foundation memberi peringkat aktivitas fisik atau olahraga untuk anak dengan hemofilia. Mereka mengklasifikasikan berdasarkan risiko. Contohnya adalah sebagai berikut:
Kategori 3: Berbahaya
Kegiatan-kegiatan ini sama sekali tidak direkomendasikan untuk siapa pun dengan hemofilia. Olahraga ini memiliki risiko pendarahan yang signifikan dan mengancam jiwa. Olahraga yang dimaksud adalah:
- Bersepeda
- Tinju
- Angkat beban
- Sepak bola
- Hoki
Kategori 2.5: Sedang ke berbahaya
- Bisbol
- Bola basket
- Skateboarding
- Softball
Kategori 2: Risiko sedang
- Aerobik
- Menari
- Lompat tali
- Mendayung
- Tenis
Kategori 1.5: Aman ke risiko sedang
- Latihan sirkuit
- Pilates
- Treadmill
- Angkat beban (resistance training, bukan powerlifting)
Kategori 1: Aman
- Golf
- Hiking
- Berenang
- Tai chi
Jadi jelas, anak dengan hemofilia tetap boleh berolahraga. Hanya saja, sebagai orang tua Anda harus mempertimbangkan saran yang diberikan oleh dokter bagi anak Anda. Diskusikan kepada dokter mengenai modifikasi olahraga yang dapat dilakukan anak untuk mengurangi risiko pendarahan.
[RS/ RVS]