Bicara pada anak soal dasar-dasar gaya hidup sehat bisa dibilang merupakan hal yang tidak sulit. Karena, selain tidak mengandung unsur “sensitif”, hal tersebut dapat dipraktikkan dengan mudah sehingga si Kecil lebih cepat memahaminya.
Lantas, bagaimana jika Anda ingin menjelaskan soal HIV dan AIDS kepada anak? Apakah mudah layaknya mendiskusikan tentang gaya hidup sehat? Tentu, jawabannya adalah tidak. Membicarakan HIV/AIDS kepada anak kerap dianggap tabu oleh sebagian masyarakat Indonesia.
Pasalnya, HIV/AIDS sangat identik dengan perilaku seks bebas dan menyimpang. Sehingga, Anda pun kebingungan bagaimana cara terbaik untuk memberitahukan si Kecil agar tidak gagal paham soal penyakit menular dan berbahaya tersebut.
Artikel Lainnya: Edukasi Pencegahan HIV/AIDS Menyambut Hari AIDS Sedunia
Kiat Menjelaskan HIV/AIDS pada Anak
Terkait hal itu, dr. Dyan Mega Inderawati mengatakan bahwa orang tua memang perlu menjelaskan tentang HIV/AIDS apabila si Kecil sudah masuk ke usia sekolah. Pasalnya, anak usia tersebut memiliki risiko yang cukup tinggi untuk “salah gaul”, yang pada akhirnya bisa membawa mereka pada penyakit HIV/AID.
Nah, supaya tidak salah kaprah dan penyampaian tentang HIV/AIDS pada anak bisa tepat sasaran, dr. Ega menyarankan cara-cara sebagai berikut:
- Pertama, jelaskan mengenai HIV/AIDS adalah penyakit menular yang sangat berbahaya beserta ciri-ciri HIV.
- Setelah itu, terangkan tentang cara-cara penularannya. Hal ini sangat penting supaya si Kecil tidak melakukan hal-hal yang bisa membuatnya tertular, misalnya seks bebas, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, atau terpapar cairan tubuh penderita HIV/AIDS.
- Di Indonesia, penularan HIV paling banyak terjadi pada LGBT dan penggunaan jarum suntik. Oleh sebab itu, tekankan kepada anak untuk jangan pernah menggunakan jarum suntik kecuali jika dirinya berada di ruangan dokter atau laboratorium rumah sakit.
- Peringatkan juga kepada si Kecil bahwa alat kelaminnya tidak boleh dipegang oleh siapa pun, kecuali dirinya sendiri dan orang tua. Dan, kalaupun ada pemeriksaan yang mengharuskan petugas untuk memegang kemaluannya, orang tua harus mendampinginya.
- Di luar negeri, anak-anak biasanya diberikan pengetahuan soal kondom untuk mengurangi penularan HIV/AIDS. Namun di Indonesia, orang tua sebaiknya harus lebih menekankan kepada ajaran Abstinence, yaitu tidak berhubungan seks kecuali sudah menikah dan itu pun harus dengan pasangannya yang sah. Sebab, penggunaan kondom itu sendiri tidak memberikan perlindungan 100 persen terhadap kemungkinan tertular HIV/AIDS.
Dalam menyambut Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember, ada baiknya Anda mengedukasi si Kecil dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan di atas. Apabila Anda dan anak mengenal orang dengan HIV/AIDS alias ODHA, sebaiknya jangan dijauhi. Sebab, Anda tidak akan dengan mudahnya tertular, seperti mitos yang beredar di masyarakat. Tetaplah berikan dukungan kepada mereka dan hentikan penyebaran HIV/AIDS dengan terus menghindari faktor risikonya.
[NB/ RVS]