Kesehatan Anak

Perkembangan Otak Anak Kurang Maksimal, Ini Ciri-cirinya

dr. Dyah Novita Anggraini, 08 Mar 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Perkembangan otak anak yang kurang maksimal dapat diketahui dari tingkah laku anak sehari-hari. Apa saja ciri-cirinya? Cari tahu di sini!

Perkembangan Otak Anak Kurang Maksimal, Ini Ciri-cirinya

Otak memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai ‘mesin’ utama penggerak semua fungsi tubuh manusia. Apabila terdapat gangguan di otak, tubuh juga tidak akan berfungsi dengan optimal.

Hal tersebut mesti dicegah sejak dini, agar tumbuh kembang anak selalu optimal. Dengan demikian, Si Kecil dapat menunjukkan daya saing yang tak kalah dengan anak-anak lain seusianya.

1 dari 3

Mengenal Fungsi Otak Manusia

Faktanya, otak manusia terdiri dari beberapa bagian; yaitu otak besar, otak kecil, otak tengah, dan sumsum otak. Semua bagian otak ini memiliki fungsi dan peranan sebagai berikut: 

  • Otak besar berfungsi untuk mengatur berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kognitif, seperti ingatan, kepandaian, pertimbangan, dan kesadaran. 
  • Otak tengah berfungsi  mengatur refleks mata dan pendengaran 
  • Otak kecil berfungsi mengatur koordinasi otot, keseimbangan. dan postur tubuh.
  • Sumsum otak berfungsi untuk menghubungkan sinyal saraf dari tulang belakang ke otak. Bagian ini juga berfungsi untuk melakukan kontrol pada proses pernapasan, tekanan darah, detak jantung, dan pencernaan. 

Seluruh bagian tersebut hanya akan berfungsi dengan optimal jika ada interaksi yang baik pada setiap sel saraf otak yang disebut sinaps. 

Jika interaksi tersebut tidak terjalin dengan baik, otak tidak akan berfungsi sebagai mana mestinya.

Artikel Lainnya: Polusi Udara Bisa Menurunkan Kecerdasan Anak?

2 dari 3

Ciri-Ciri Gangguan Fungsi Otak pada Anak

Akibat satu dan lain hal, fungsi otak anak bisa mengalami gangguan. Kondisi yang terjadi akibat hal tersebut berdasar pada bagian otak yang terpengaruh. 

Secara umum, berikut beberapa ciri perkembangan otak anak yang tidak optimal:

1. Gangguan Motorik Kasar 

Perkembangan otak yang terganggu bisa berdampak buruk pada kondisi motorik anak. Keadaan ini umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Gerakan yang tidak seimbang antara anggota tubuh kiri dan kanan. 
  • Gerakan yang tidak terkontrol. 
  • Refleks primitif menetap. Contohnya, kurangnya gerakan spontan saat bayi diberikan rangsangan. 
  • Gangguan tonus otot secara hipertonik atau hipotonik. Kondisi hipertonik ditandai dengan gangguan gerak. Sementara itu, kondisi hipotonik ditandai dengan terlambat merangkak. 

2. Gangguan Motorik Halus 

  • Dominasi pada satu tangan di bawah usia 1 tahun. 
  • Memasukkan barang-barang ke dalam mulut setelah si kecil berusia 14 bulan.

3. Gangguan Bicara dan Bahasa (Ekspresif)

  • Anak melontarkan kata-kata yang masih sulit dipahami pada usia 30 bulan. 
  • Anak kurang tertarik pada suatu benda di usia 20 bulan.

Artikel Lainnya: Daftar Makanan yang Buat Kecerdasan Anak Terhambat

4. Gangguan Bicara dan Bahasa (Reseptif) 

  • Anak tidak merespons saat dipanggil namanya.
  • Anak tidak tertarik untuk berkomunikasi dengan orang lain pada usia 20 bulan. 
  • Anak sering mengulang ucapan orang lain setelah usia 30 bulan.

5. Gangguan Sosio-emosional 

  • Anak pada usia 6 bulan jarang menunjukkan ekspresi wajah, seperti senyum.
  • Pada usia 12 bulan, anak tidak merespons saat dipanggil namanya. 
  • Pada usia 15 bulan, anak belum mampu mengucap kata-kata.
  • Usia 1 tahun ke atas, anak tidak memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman seusianya.
3 dari 3

Tips Mencegah Gangguan Perkembangan Otak pada Anak

Guna mencegah gangguan perkembangan otak, Bunda mesti memperhatikan asupan nutrisi anak sejak usia dini. 

Anak yang masih berusia 0–6 bulan perlu mendapatkan ASI secara eksklusif agar kebutuhan nutrisi hariannya senantiasa terpenuhi. Ketika anak beranjak ke usia 6 bulan atau lebih, Bunda perlu memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI.

Nah, ketika berusia 1 tahun atau lebih, Bunda dapat melengkapi asupan nutrisi anak sehari-hari dengan pemberian susu yang mengandung Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA). 

Fakta menyebut bahwa DHA dan AHA merupakan asam lemak tak jenuh ganda, yang membantu pembentukan dan perkembangan sel saraf, serta mengoptimalkan interaksi pada setiap sinaps yang ada di otak.

Guna mengoptimalkan proses tersebut, kesehatan saluran pencernaan juga mesti diperhatikan. Pasalnya, terdapat hubungan dua arah antara otak dengan saraf yang mengatur fungsi saluran cerna (gut-brain connection).

Beberapa hal penting yang turut mempengaruhi hubungan saluran pencernaan dan otak, yaitu hormon, metabolisme energi, asupan kalori, serta kandungan gizi dalam makanan yang dikonsumsi.

Atas dasar itu, pastikan Bunda memilih produk susu yang mengandung probiotik (bakteri baik) Bifidobacterium longum BB536, Bifidobacterium Infantis M-63, dan Bifidobacterium Breve M-16V.

Artikel Lainnya: Cara Tepat Dukung Perkembangan Otak Anak 

Ketiga jenis probiotik tersebut dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan. 

Selain itu, senyawa tersebut juga ampuh menurunkan risiko sembelit dan diare, serta mengurangi gejala alergi.

Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi dan memberikan stimulasi yang tepat kepada Si Kecil setiap hari, niscaya perkembangan otaknya akan senantiasa optimal. Dengan demikian, Si Kecil dapat meraih mimpi besarnya.

Punya pertanyaan mengenai perkembangan otak anak? Ingin tahu lebih lanjut ciri-ciri penurunan fungsi otak si kecil? 

Bunda bisa melakukan konsultasi kepada dokter dengan memanfaatkan layanan LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/AYU)

Referensi:

  • IDAI. Diakses 2021. Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak.
  • Atien Nur Chamidah. Diakses 2021. DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK.
  • Santrock, J. (2010). Child Development (Thirteeth Edition). New York: McGrawHill.

 

Tumbuh Kembang Anak
Kesehatan Anak
Otak