Dalam sebuah keluarga, tidak jarang ditemui anak perempuan dan laki-laki yang tidur dalam satu kamar. Ketika masih anak-anak, hal ini mungkin akan menjadi pemandangan yang biasa.
Saat anak beranjak dewasa, kakak adik tidur sekamar tentu dapat menjadi pemandangan yang tidak biasa.
Jangan tinggal diam. Pasalnya, kakak adik tidur sekamar dapat menimbulkan dampak buruk bagi keduanya. Apalagi, jika keduanya memiliki jenis kelamin yang berbeda.
Dampak Anak Sudah Dewasa Masih Tidur Bersama
Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog beberapa keluarga memiliki berbagai alasan untuk menyatukan kamar tidur kakak dan adiknya.
Meski bisa bermanfaat, keadaan tersebut sebaiknya tidak dibiarkan terus berlanjut sampai dewasa. Hal ini penting diperhatikan, apalagi jika kakak beradik yang tidur sekamar memiliki jenis kelamin yang berbeda.
Artikel Lainnya: Kakak Selalu Dipaksa Mengalah, Ini Dampak Psikologisnya
Apabila terus memaksakan kakak adik tidur sekamar meski usianya telah dewasa, berikut ini beberapa dampak buruk yang mungkin terjadi:
-
Anak Tidak Memiliki Privasi
Karena berbagi ruangan, anak menjadi tidak memiliki privasi. Baik kakak atau adik pun menjadi lebih sulit untuk mendapatkan ketenangan saat membutuhkan waktu untuk sendiri.
“Seiring bertambahnya usia, anak mulai membutuhkan ruang privasi. Jika kesulitan menemukan privasi di rumah, anak mungkin akan merasa malu dan tidak nyaman,” ucap Ikhsan.
-
Anak Dapat Berperilaku Agresif Secara Seksual
Seiring bertambahnya usia, ada beberapa aspek anak yang berkembang; salah satunya kondisi seksual.
Jika kakak beradik yang berbeda jenis kelamin masih tidur di kamar yang sama hingga dewasa, khawatirnya salah satu pihak akan kurang memahami batasan antara pria dan wanita.
Melansir healthline, konselor profesional berlisensi di St. Louis, Emily Kircher-Morris, mengatakan bahwa berbagi kamar bagi kakak adik berjenis kelamin berbeda yang telah dewasa berpotensi menimbulkan perilaku agresif secara seksual.
-
Anak Menjadi Tidak Mandiri
Ikhsan menjelaskan, adik kakak yang terus tidur bersama sampai dewasa akan memiliki ketergantungan.
“Selain itu, khawatir juga kalau anak menjadi kurang mandiri lantaran selalu bersama dengan orang lain. Jadi, anak bisa saja mengembangkan sikap dependen dan takut jika ditinggal sendiri,” tutur Ikhsan.
-
Membuat Anak Menjadi Tidak Nyaman
Saat memasuki masa pubertas, kamar dapat menjadi tempat bagi anak untuk merasa nyaman dengan kondisi tubuhnya yang mengalami perubahan.
Jika kamar adik kakak yang berbeda jenis kelamin tidak kunjung dipisahkan, salah satu pihak pasti akan merasa tidak nyaman.
Artikel Lainnya: Si Kakak Cemburu pada Adik? Ini Cara Menghadapinya
Usia Berapa Anak Perlu Punya Kamar Sendiri?
Berdasarkan Ikhsan, tidak ada batasan usia yang mengharuskan adik kakak yang berlawan jenis kelamin untuk berpisah kamar.
Namun, orangtua harus memahami tanda-tanda anak sudah merasa tidak nyaman jika tidur bersama dengan kakak atau adiknya.
Berikut beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan orangtua untuk memisahkan kamar tidur adik dan kakaknya:
- Salah satu dari anak mengunci kamar mandi atau pintu kamar saat berganti pakaian
- Anak tampak gelisah ketika hendak tidur
- Ketika anak telah mengembangkan rasa ingin tentang seksualitas, perbedaan jenis kelamin, atau perubahan fisik lainnya.
“Sebaiknya, usia 6 tahun sudah perlu dipisah, karena anak-anak sudah bisa mengidentifikasi jenis kelamin mereka,” saran Ikhsan.
“Jika perlu menunda, sebaiknya tidak perlu menunggu hingga usia anak lebih dari 10 tahun. Sebab, di usia tersebut, anak sudah bersiap untuk memasuki tahap pubertas, sehingga membutuhkan ruang privasi; dalam hal ini kamar tidurnya sendiri,” sambungnya.
Apabila tempat tinggal Anda sempit atau tidak memiliki kamar lain, pertimbangkan untuk memasang sekat pemisah sehingga keduanya tetap dapat memiliki privasi masing-masing.
Memerlukan bantuan atau saran dalam menghadapi perkara adik maupun kakak di rumah? Anda bisa melakukan konsultasi kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)