Campak dan cacar air adalah penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. Kedua penyakit ini memiliki gejala yang mirip, yaitu demam disertai ruam kemerahan. Hal ini membuat para orangtua kesulitan untuk membedakan keduanya.
Campak pada anak
Penyakit campak diawali dengan demam tinggi yang dapat mencapai 400C, disertai batuk, konjungtivitis, dan hidung berair. Gejala ini dinamakan gejala prodromal.
Dua hingga tiga hari setelah munculnya gejala pertama, penderita dapat mengalami koplik spot. Ini adalah bercak putih keabu-abuan berukuran kecil yang ditemukan pada mukosa mulut (biasanya pada sisi dalam pipi). Setelah itu, barulah muncul ruam kemerahan.
Ruam kemerahan akibat campak dapat menyebar dari area belakang telinga hingga wajah, leher, dan dada. Penyebaran ruam tersebut membutuhkan waktu dua hingga tiga hari.
Setelah ruam berhenti menyebar, umumnya gejala demam juga akan menghilang. Kemudian, tubuh penderita biasanya akan mengalami bercak kecokelatan disertai kulit yang terkelupas.
Cacar air pada anak
Pada anak, cacar air tidak diawali dengan gejala prodromal. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam, malaise (rasa tidak enak badan), dan demam yang tidak tinggi (low grade fever).
Persebaran ruam diawali pada dada, bagian perifer tubuh, hingga ke seluruh tubuh dalam waktu sekitar tiga hari. Dalam 12-14 jam, ruam tersebut akan berubah menjadi vesikel (kantung berisi cairan) disertai rasa gatal. Hal ini bisa berlangsung selama 5-6 hari. Setelah itu, vesikel akan mengering menjadi krusta, dan perlahan menghilang dari tubuh.
Perbedaan keduanya
Pada campak, anak akan mengalami demam tinggi sebelum munculnya ruam. Demam ini akan menghilang saat ruam kemerahan mulai muncul. Sedangkan pada kasus cacar air, demam tidak tinggi dan biasanya muncul bersamaan dengan timbulnya ruam kemerahan.
Dari penjelasan di atas, Anda diharapkan bisa membedakan demam akibat campak dan cacar air pada anak. Jika masih belum yakin, jangan ragu untuk membawa anak ke dokter.
[NB/ RVS]