Setiap Oktober, kita memperingati Bulan Kesehatan Mental. Namun, tahukah Kamu bahwa kesehatan mental anak juga perlu diperhatikan secara serius?
Beberapa tahun belakangan, masalah gangguan mental menjadi perhatian yang serius bagi kebanyakan. Penyakit mental pada dasarnya bisa menyerang siapa pun, baik itu lansia, dewasa, remaja, bahkan hingga anak-anak.
Sayangnya, masih banyak yang belum menyadari bahwa gangguan mental bisa dialami oleh remaja, anak-anak, dan balita.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, gangguan mental pada anak-anak digambarkan sebagai perubahan serius dalam belajar, berperilaku, atau menangani emosi.
Meski perilaku balita dan anak-anak terkadang tidak terduga, namun Mama dan Papa perlu lebih berhati-hati. Pasalnya, ini bisa memengaruhi perkembangan anak. Berikut beberapa gangguan psikologis pada anak:
1. Selective Mutism
Selective mutism merupakan salah satu gangguan psikologis, khususnya gangguan adaptasi yang bisa dialami oleh anak-anak.
Disampaikan Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog, ini merupakan kondisi psikologis di mana anak-anak memilih diam di suatu kondisi atau suatu tempat, namun tidak di kondisi lainnya.
Misalnya, dia di sekolah pendiam, namun jika berada di rumah atau di luar lingkungan sekolah si kecil akan aktif secara verbal.
Artikel lainnya: Terlalu Banyak PR Sekolah Ganggu Kesehatan Mental Anak, Benarkah?
2. Gangguan Makan
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, sulit makan menjadi hal yang sering dikeluhkan orang tua ketika datang ke dokter anak. Jika dibiarkan secara terus-menerus, ini bisa menimbulkan gejala gangguan makan.
Ada beberapa jenis gangguan makan yang cukup umum dialami bayi, balita, atau anak-anak. Mulai dari anoreksia,bulimia, binge-eating, hingga gangguan makan yang bersifat menjauhi makanan atau avoidant/restrictive food intake disorder (ARFID).
Selain itu, picky eater atau kebiasaan pilih-pilih makanan juga bisa memicu terjadinya gangguan mental pada anak.
Namun, tidak semua anak yang picky eater akan memiliki gangguan mental. Hanya saja, kemungkinan untuk mengalami gangguan mental lebih besar terjadi pada anak picky eater dibanding pada anak dengan pola makan normal.
3. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan juga bisa dialami oleh anak-anak. Menurut Psikolog Iswan, awalnya tampak seperti tantrum atau mengamuk, namun ciri yang paling umum adalah menghindari atau menjaga jarak dari sumber atau penyebab yang membuat si kecil cemas. Misalnya, seperti ketakutan pada tempat tertentu, orang tertentu, atau bahkan benda-benda tertentu.
“Kemudian, anak juga bisa menimbulkan reaksi fisik, seperti menangis, memuntahkan makanan, atau keringat dingin. Selain itu, biasanya juga diikuti dengan kondisi emosional yang lain, seperti takut atau marah,” tutur Psikolog Iswan.
4. ADHD
Attention deficit hyperactivity disorder(ADHD) merupakan gangguan perilaku yang sering ditemui pada anak-anak. Kondisi ini biasanya ditandai dengan perilaku hiperaktif dan sulit berkonsentrasi.
Ciri-ciri penyakit mental pada anak ini biasanya ditandai dengan perhatian yang mudah teralihkan oleh hal lain, sulit mengerjakan tugas sampai selesai, sangat aktif di dalam atau di luar rumah, tidak bisa diam, bicara terus-menerus, hingga emosi yang sering meledak-ledak.
Artikel lainnya: Kenali Gejala Umum ADHD pada Anak
5. Autisme
Autisme merupakan salah satu penyakit mental yang bisa dialami oleh anak-anak. Gangguan perkembangan fungsi otak ini umumnya ditandai dengan beberapa hal, seperti keterlambatan berbicara dari anak-anak seusianya, serta perilaku acuh tak acuh atau cemas.
Kebiasaan yang di luar perilaku normal ini biasanya terlihat saat anak berusia 3 tahun. Bila tidak dilakukan terapi, kondisi ini bisa membuat perkembangan anak akan berhenti atau mundur.
6. Depresi
Selain menyerang orang dewasa, depresi juga bisa dialami oleh buah hati. Ini bisa ditandai dengan perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus, sehingga bisa mengganggu kemampuan anak untuk belajar dan bersosialisasi.
Selain itu, ada juga gejala lain yang mungkin bisa dialami balita depresi, seperti sering menangis, menarik diri dari lingkungan sekitar, mengeluhkan rasa berat atau sakit pada bagian tubuh tertentu, serta sulit berkonsentrasi.
7. Gangguan Bipolar
Bipolar adalah perubahan atau gangguan mood yang terjadi secara ekstrem. Sering kali, kondisi ini ditandai dengan adanya perubahan suasana hati yang ekstrem, pola tidur, tingkat energi, dan sulit berpikir jernih.
Gejala gangguan bipolar dapat membuat anak kesulitan untuk berprestasi di sekolah atau bersosialisasi dengan orang lain. Dilansir dari Cleveland Clinic, ada kemungkinan beberapa anak dan remaja dengan gangguan bipolar mencoba untuk melukai diri sendiri.
8. Gangguan Stres Akibat Trauma
Balita dan anak-anak mungkin bisa mengalami gangguan cemas akibat trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).
Kondisi ini dapat terjadi ketika si kecil melihat atau mengalami kejadian yang mengerikan, sehingga berdampak pada psikologis anak. Penyebab PTSD pada anak bisa terjadi akibat kekerasan fisik, kecelakaan, kehilangan orang terdekat, atau pelecehan seksual.
Gejalanya bisa ditandai dengan sering berteriak, bersembunyi, atau berkelahi. Trauma ini bisa membuat anak takut untuk berhubungan dengan orang lain dan enggan untuk mengungkapkan emosi.
Artikel lainnya: PTSD pada Anak Bisa Ganggu Tumbuh Kembang, Benarkah?
9. Skizofrenia
Penyakit skizofrenia mungkin lebih sering terjadi pada orang dewasa. Akan tetapi, kondisi gangguan jiwa yang berat ini juga bisa dialami oleh anak-anak. Penyakit ini bisa terjadi pada anak di bawah usia 13 tahun dan meningkat ketika memasuki usia remaja antara usia 13-18 tahun.
Skizofrenia sendiri merupakan penyakit yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk menilai kenyataan atau realita. Biasanya, gangguan mental ini memiliki gejala halusinasi, delusi, dan gangguan sosial lain.
Skizofrenia pada anak bisa ditandai dengan adanya beberapa kelainan, seperti bicara kacau, ekspresi datar, mudah emosi, hingga tidak mau bicara. Ketika memasuki masa remaja, mungkin anak akan menarik diri dari keluarga, sekolah, teman sebaya, dan sering marah.
10. Disleksia
Disleksia merupakan gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan otak anak untuk memproses tulisan dan bahasa lisan. Ciri-ciri penyakit mental pada anak ini bisa dilihat sejak usia 1 tahun, di mana ia tidak mengungkapkan kata pertama hingga usia 15 bulan sampai 2 tahun.
Seiring bertambahnya usia, ciri-ciri disleksia akan semakin bertambah, misalnya sulit mengingat nama alfabet, mempelajari nama dan bunyi huruf, dan mempelajari kata-kata.
Artikel lainnya: Kenali Ciri-Ciri Anak Disleksia Berdasarkan Usia
11. Gangguan Identitas Disosiatif
Gangguan identitas disosiatif alias kepribadian ganda adalah kondisi di mana seseorang memiliki dua kepribadian atau lebih, yang berbeda-beda. Kondisi ini bisa dialami oleh semua orang, termasuk si kecil.
Penderita gangguan identitas disosiatif biasanya mengalami perasaan tidak nyata, seolah-olah berada di luar tubuhnya dan kehilangan ingatan ketika kepribadian lain yang muncul.
Pengalaman kecelakaan, bencana alam, situasi mencekam, korban tindakan kriminal, atau korban pelecehan fisik maupun mental bisa menyebabkan trauma batin dan stres, sehingga memicu terjadinya gangguan yang satu ini.
Tanda-tanda gangguan identitas disosiatif di antaranya sering merasa kehilangan waktu, sulit bergaul, sering menyakiti diri sendiri, hingga cemas dan depresi.
12. Psikopat
Psikopat atau antisocial personality disorder merupakan istilah untuk menggambarkan gangguan mental yang dialami seseorang yang tidak berperasaan, tidak peduli, dan suka menipu.
Gejala psikopat ini bisa dideteksi sejak dini. Biasanya, ditandai dengan gejala kurang empati, tidak memiliki belas kasih, mudah marah, dan tidak menunjukkan emosi atau penyesalan.
Semakin cepat orang tua menyadari sifat tersebut, maka semakin besar peluang untuk menyelamatkan anak. Jika kondisi ini dibiarkan berkembang, nantinya anak akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak berperasaan dan antisosial.
Artikel lainnya: Kenali Gejala Psikopat dalam Diri Anak sejak Dini
13. Adjustment Disorder
Adjustment disorder atau gangguan penyesuaian merupakan kondisi di mana seseorang mengalami reaksi berlebihan terhadap peristiwa yang membuat stres atau traumatis.
Gangguan yang satu ini cukup umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Biasanya, ini ditandai dengan munculnya rasa tertekan, menangis, putus asa, khawatir, dan gelisah. Penting untuk mendeteksi gangguan penyesuaian sejak dini untuk mencegah terjadinya gejala yang semakin parah.
14. Retardasi Mental
Gangguan intelektual atau retardasi mental merupakan salah satu kondisi di mana seseorang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Ini bisa disebabkan oleh terganggunya perkembangan otak.
Gejalanya bisa dimulai sejak masa kanak-kanak, biasanya ditandai dengan terlambat bicara atau kesulitan bicara, kesulitan mengingat sesuatu, lambat menguasai hal-hal seperti latihan pispot, berpakaian, dan makan sendiri, sering mengamuk, hingga sulit memecah masalah atau berpikir logis.
Artikel lainnya: Kapan Anak Harus Dibawa ke Psikolog? Ini Tandanya
15. Gangguan Somatoform
Gangguan somatoform adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang mengalami sejumlah penyakit tanpa ada penyebab medis. Biasanya, penderita akan mengeluhkan kondisi sakit kepala, nyeri dada, dan kelelahan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Namun, saat dilakukan pemeriksaan, hasilnya normal alias tidak ada gangguan kesehatan yang dialami. Selain itu, si kecil yang mengalami gangguan ini juga bisa merasakan munculnya rasa cemas berlebih yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.
16. Gangguan Juvenile Delinquency
Disampaikan Psikolog Iswan, seiring bertambahnya usia anak, ini juga dapat diikuti oleh gangguan psikologis lain, seperti juvenile delinquency atau kenakalan remaja yang dinilai sudah cukup parah.
Contohnya, melanggar norma hukum seperti mencuri, berbohong, merusak fasilitas umum, atau yang sering diberitakan adalah tawuran. Jika dilakukan secara terus-menerus dan berulang di usia remaja SMP menjelang SMA, ini termasuk kondisi psikologis yang harus diwaspadai.
17. Conduct Disorder
Pola perilaku melanggar norma sosial, seperti agresivitas, pencurian, dan vandalisme. Conduct Disorder (CD) adalah salah satu jenis gangguan psikologis, khususnya yang termasuk dalam kategori gangguan perilaku.
Anak-anak dengan CD seringkali menunjukkan pola perilaku yang melanggar hak-hak orang lain dan norma-norma sosial.
Nah, itu dia sejumlah tanda penyakit mental yang bisa dialami si kecil. Penting untuk Mama dan Papa selalu memerhatikan tumbuh kembang anak. Bila ada gangguan yang dialami anak, segera konsultasi dengan dokter.
Mama dan Papa juga bisa temukan informasi lebih lanjut tentang kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, hingga hewan peliharaan dengan mengunduh aplikasi KlikDokter atau memilih topik kesehatan. Jangan lupa selalu, #JagaSehatmu.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses 2023. Sulit Makan pada Bayi dan Anak.
- Kementerian Kesehatan RI. diakses 2023. Apa sajakah gejala Depresi pada Anak?
- Cleveland Clinic. Diakses 2023. Bipolar Disorder in Children.
- University of Rochester Medical Center. Diakses 2023. Adjustment Disorders in Children.
- American Psychiatric Association. Diakses 2023. What is Intellectual Disability?