Warga dunia mungkin sudah lelah ketika mendengar kabar mutasi virus corona. Sebab, tanpa mutasi saja virus ini sudah cukup bikin geger semua pihak.
Kendati demikian, hal itu memang mesti dihadapi. Pihak Inggris pun melaporkan infeksi virus corona pada anak di negaranya berpotensi meningkat akibat varian virus terbaru dari SARS-CoV-2.
Kabar Bahaya Mutasi Virus Corona Terbaru bagi Anak-Anak
Dilansir dari BBC, para ilmuwan di negeri Ratu Elizabeth itu sedang menyelidiki petunjuk varian baru dari virus corona yang dipercaya lebih mudah menular pada anak-anak.
Awalnya, klaim “lebih menular” itu berasal dari anggota kelompok penasihat New and Emerging Respiratory Virus Threats untuk pemerintah (Nervtag).
Mereka berpendapat, selama ini virus SARS-CoV-2 yang biasa lebih sedikit atau lebih susah menginfeksi anak-anak dibanding orang dewasa.
Menurut mereka, hal itu disebabkan oleh sedikitnya reseptor ACE2 yang dimiliki anak-anak, beda dengan orang dewasa. Reseptor ACE2 diibaratkan sebagai jalur masuk virus untuk menginfeksi sel tubuh seseorang.
Wendy Barclay, seorang profesor dari Nervtag dan Imperial College, London, Inggris, lalu mengatakan mutasi virus corona yang sekarang tampaknya lebih mudah masuk lewat reseptor di tubuh anak-anak.
Bila hal itu sampai terjadi, ia khawatir kasus infeksi virus corona pada anak akan sama tingginya dengan orang dewasa.
Artikel Lainnya: Rawat Anggota Keluarga Penderita COVID-19 Sebabkan Tekanan Mental
Bahkan, virus corona jenis baru ini disebut-sebut 70 persen lebih menular dari yang biasanya.
Di sisi lain, Prof. Neil Ferguson dari MRC Center for Global Infectious Disease Analysis yang bekerja juga untuk Nervtag mengungkapkan, semua hal itu baru dugaan yang mesti diselidiki lagi.
Begitu pula dengan Ketua Bidang Infeksi dan Kesehatan Global dari University of Liverpool, Inggris.
Kepada BBC, ia mengatakan hingga saat ini belum ada bukti yang memadai untuk memastikan virus corona jenis baru lebih berbahaya dan mematikan bagi anak-anak.
Karena itulah, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, masih meneruskan niatnya untuk memberlakukan kembali secara perlahan sekolah tatap muka pada Januari 2021 dengan cara-cara yang telah ditetapkan.
Artikel Lainnya: Medfact: Vaksin Flu Bikin Anak Rentan Terinfeksi Virus Corona?
Apakah Virus Corona Jenis Baru Akan Pengaruhi Vaksin?
Sementara itu, kasus infeksi virus corona jenis baru diidentifikasi di awal minggu lalu, tepatnya 16 Desember. Namun, ilmuwan percaya mutasi tersebut sudah terjadi pada September.
WHO sedang bekerja sama dengan pemerintah dan ilmuwan Inggris untuk mengidentifikasi mutasi virus tersebut.
Menurut mereka, sementara ini memang terjadi perubahan protein virus. Akibatnya, virus dapat menyebar dengan lebih cepat, tetapi diyakini tidak lebih mematikan.
Adanya perubahan itu tentu membuat beberapa pihak meragukan efektivitas vaksin COVID-19. Ahli biologi mengonfirmasi, meski terjadi perubahan pada struktur proteinnya, tidak ada perubahan reseptor ACE2 pada tubuh pasien.
Selain menjadi jalur masuk, reseptor tersebut merupakan target penting dari sistem kekebalan yang diberikan vaksin. Dengan demikian, kemungkinan besar vaksin tetap efektif melindungi masyarakat dari virus.
Para ilmuwan menegaskan, selama mutasi virus corona tidak agresif, vaksin masih dapat melindungi populasi sampai batas tertentu.
Semua hal di atas bersifat dinamis. Tentunya masih banyak hal yang perlu diteliti lebih jauh terkait seberapa bahaya virus corona jenis baru khususnya pada anak-anak, beserta keampuhan vaksin dalam menghadapi mutasi virus corona.
Artikel Lainnya: Waspada, Gejala Virus Corona yang Paling Sering Dialami Anak
Tetap Lindungi Anak dengan Protokol Kesehatan!
Menurut dr. Valda Garcia, “Segala informasi terbaru, khususnya tentang perkembangan COVID-19, memang perlu diketahui. Namun, ranah penelitian virus corona jenis baru ini hanya terfokus di Inggris.”
“Butuh penelitian yang lebih luas dan besar untuk mengetahui secara pasti apakah varian dari SARS-CoV-2 lebih berbahaya bagi anak atau tidak.”
Ia menambahkan, “Terlepas bagaimana hasilnya nanti, anak-anak juga termasuk kelompok yang perlu dilindungi. Orang tua mesti pikir-pikir lagi kalau ingin membawa anak untuk sekadar berjalan-jalan, apalagi tanpa masker dan menjaga jarak. Protokol kesehatan tetap harus dilakukan agar anak-anak terhindar dari infeksi.”
WHO akan terus meneliti data varian virus corona terbaru. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengingatkan, virus-virus memang akan terus bermutasi setiap saat. Hal itu sifatnya alami dan memang sudah diperkirakan sebelumnya.
Karena itulah, yang paling penting dilakukan masyarakat adalah mencegah penyebaran virus corona pada semua kelompok usia.
Ingin tahu lebih lanjut seputar bahaya COVID-19 pada anak? Konsultasikan kepada dokter lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(FR/AYU)