KlikDokter.com - Jika Anda memiliki anak laki-laki, Anda mungkin perlu memutuskan apakah dia akan disunat atau tidak. Sunat (sirkumsisi) sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu pada anak laki-laki untuk alasan agama atau sosial. Sunat merupakan prosedur bedah dengan mengangkat lapisan kulit yang menutupi glans (kepala) penis.
American Academy of Pedatrics (AAP) mengatakan sunat memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan risikonya. Beberapa studi menunjukkan bahwa sunat dapat menurunkan risiko terkena beberapa penyakit, antara lain:
- kanker penis,
- infeksi saluran kemih, dan
- infeksi menular seksual seperti:
Peneliti dari John Hopkins University menyimpulkan bahwa kasus HIV paling banyak ditemukan pada mereka yang tidak disunat.
Kapan waktu paling baik untuk disunat? Halaman berikut penjelasannya:
Kapan waktu paling baik untuk disunat?
enurut AAP, prosedur ini paling aman dan paling baik dilakukan beberapa hari setelah bayi lahir dengan syarat harus dilakukan oleh dokter yang kompeten dengan teknik steril dan manajemen nyeri yang efektif. Perlu diperhatikan juga kondisi bayi saat itu apakah memungkinkan dilakukan tindakan ini atau tidak.
Namun jika ingin dilakukan saat usia anak lebih besar pun tidak masalah. Sunat juga bisa menjadi tindakan pengobatan untuk kasus hipospadia.
Jenis Kelainan Penis Hipospadia
Hipospadia adalah kelainan bawaan lahir pada anak laki-laki, yang dicirikan dengan letak abnormal lubang kencing tidak di ujung kepala penis seperti layaknya tetapi berada lebih bawah/lebih pendek.
Apa risiko disunat? Halaman berikut penjelasannya:
Apa Risikonya?
Risiko dari prosedur ini adalah perdarahan, bengkak, dan nyeri. Jangan lakukan prosedur ini pada bayi baru lahir yang prematur, bayi sakit, atau memiliki gangguan pembekuan darah.
Proses penyembuhan biasanya membutuhkan waktu 7 – 10 hari. Pastikan area yang disunat bersih. Bersihkan secara rutin dan ganti perban setiap hari. Jika muncul keluhan demam, bengkak, atau perdarahan, segera periksakan ke dokter.