Perjuangan anak untuk bisa jadi juara kelas memang tidak mudah. Mereka harus belajar dengan tekun, ikut les di luar jam sekolah, bahkan sampai tetap harus membaca buku hingga akhir minggu.
Semua hal yang dilalui untuk bisa juara kelas tentu akan memberikan beban pada anak. Hal inilah yang terkadang tidak disadari oleh orang tua.
Beban yang Diemban Anak Juara Kelas
Menurut psikolog Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, anak yang juara kelas sebenarnya dapat mengembangkan harga diri, kepercayaan diri, sense of competence, dan berbagai perasaan positif lain tentang dirinya.
"Juara kelas bisa menjadi suatu pengalaman signifikan dalam hidup anak," ungkap Gracia.
Meski begitu, status juara kelas juga bisa membuat anak tertekan. Ada tantangan atas hal yang telah diraih, apalagi jika mereka kurang memiliki pemaknaan yang tepat atas prestasinya tersebut.
"Orang tua perlu mengarahkan anak untuk berfokus pada apresiasi usaha yang telah dilakukan, bukan sekadar melihat prestasinya. Hal ini dikarenakan pada situasi dan waktu lainnya, prestasi anak mungkin dapat bergeser atau tidak seperti biasanya," ujar Gracia.
"Bila anak hanya berfokus pada hasil, mereka akan lebih mudah down saat prestasinya menurun. Mereka juga dapat mengalami tekanan psikologis yang besar untuk berusaha memenuhi target atau prestasi yang diharapkan," sambungnya.
Artikel Lainnya: Anak Dapat Ranking Terakhir, Bagaimana Orang Tua Harus Bersikap?
Hal-hal seperti itulah yang dapat memberikan dampak buruk terhadap berbagai aspek kehidupan anak.
"Pandangan orang lain yang positif terhadap prestasi anak juga dapat dimaknai sebagai tekanan. Mereka dapat secara internal menuntut diri sendiri untuk mempertahankan citranya sebagai orang berprestasi," tutur Gracia.
Oleh karena itu, Gracia menegaskan agar tiap anak diarahkan untuk mencintai dan membangun konsep diri sendiri; tidak hanya dari penilaian orang lain.
Artikel Lainnya: Inilah Berbagai Alasan Pentingnya Apresiasi Anak
Tips Agar Beban Anak Tidak Terlalu Besar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar anak tidak terbebani dengan status juara kelas, antara lain:
1. Anak Harus Belajar Atasi Tekanan
"Anak perlu belajar strategi coping atas berbagai tekanan atau tantangan yang dihadapi. Misalnya, bila prestasinya menurun atau tergeser dari temannya, saat menemukan kesulitan atau tantangan belajar," ucap Gracia.
Kalau sudah begini, orang tua perlu membantunya. Pastikan anak tidak stres dengan status juara kelas.
2. Perlu Mendapat Arahan
Anak-anak perlu mendapatkan arahan dari orang tua tentang status juara kelas. Ajarkan mereka untuk fokus pada proses belajar, dan bukan hanya pada hasilnya.
Penting juga mengajari anak untuk menerima kegagalan apabila nantinya tidak lagi menduduki ranking satu di kelasnya.
"Orang tua dan guru dapat mengarahkan anak membangun ekspektasi dan target yang realistis, dan menerima kegagalan dengan berfokus menghargai usaha yang sudah dilakukan," jelas Gracia.
"Anak juga dibantu untuk mengatur jadwal belajar yang seimbang dengan waktu istirahat maupun kegiatan sosial. Memberikan dukungan dan apresiasi yang sesuai dengan kebutuhan anak," pungkasnya.
Anak mungkin mengemban beban yang berat dalam proses meraih juara kelas. Setiap orang tua wajib memberikan bimbingan dan arahan yang tepat agar beban anak tidak malah membuat prestasinya menurun drastis.
Apabila menemukan kendala atau punya pertanyaan mengenai anak, konsultasikan secara langsung pada ahlinya melalui LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)