Klikdokter.com - Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah ini biasa dipakai untuk menunjukkan bahwa sifat orangtua akan menurun pada anaknya. Tapi apakah Anda tahu selain sifat, ada lagi yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya? Yakni kondisi kelainan genetis defisiensi laktosa (tidak adanya enzim laktosa), yang menenggarai kondisi intoleransi laktosa pada anak.
Meskipun demikian, intoleransi laktosa dapat juga disebabkan oleh beberapa kondisi lainnya, antara lain, kondisi kelahiran bayi prematur dan infeksi.
Kelainan gen yang mempengaruhi defisiensi laktosa ini ini dinamakan gen lactase. Gen lactase ini berfungsi sebagai produsen enzim lactase yang bermanfaat memecah laktosa menjadi gula yang digunakan oleh tubuh. Laktosa adalah gula alami dalam susu, dimana sulit ditampik kehadiran laktosa merupakan komponen umum yang terdapat di dalam susu formula.
Tapi jangan salah, meskipun gejala yang muncul kerap kali sama, intoleransi laktosa dengan alergi susu sangatlah berbeda. Apa perbedaannya? Berikut penjelasannya:
Beda Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa
Serupa tak sama dengan alergi susu, meskipun gejala yang muncul kerap kali sama, kondisi intoleransi laktosa sering tertukar dipahami dengan kondisi alergi susu sapi. Perbedaannya adalah jika pada kasus alergi susu sapi kondisi anak yang ada memiliki ketidakmampuan mencerna beberapa elemen nutrisi protein yang ada di dalam susu. Dalam hal ini Anda wajib mengkonsultasikan kepada dokter mengenai pengganti sumber nutrisi untuk Si Kecil.
Dalam kasus pada intoleransi laktosa, adalah kondisi yang ada dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan menyerap laktosa yang ada di dalam susu. Karena ketika gen lactase tidak bekerja sempurna, maka tubuh sulit memecah laktosa yang mengakibatkan muntah dan diare.
Sekedar Diare atau Intoleransi Laktosa?
Sayangnya, banyak orangtua yang tidak menyadari kondisi ini. Gejala intoleransi laktosa dianggap oleh orangtua sebagai penyakit biasa. Bila Anda tidak peka, hal ini dapat berakibat fatal. Misalnya, ketika anak yang mengeluh sakit perut dan didiognosa terkena diare oleh dokter. Padahal sebenarnya sakit perutnya dipicu oleh intoleransi laktosa. Hal ini mungkin terjadi karena dokter tidak diberitahu riwayat alergi sang anak.
Jadi jika Anda memiliki riwayat intoleransi laktosa, sebaiknya Anda berkonsultasi pada dokter spesialis gizi klinik ataupun dokter spesialis anak tentang hal ini, meski anak Anda tidak menunjukkan gejala-gejala intoleransi laktosa. Ini akan membantu untuk mencegah kondisi di masa mendatang.