Sama halnya dengan orang dewasa, trauma psikis pun bisa dialami oleh anak-anak. Penyebabnya juga beragam. Sebagai orang tua, Anda perlu mengenali sejumlah gejala trauma pada anak.
Ada banyak faktor yang membuat anak mengalami trauma. Misalnya kematian orang terdekat, kecelakaan, menjadi korban perundungan (bullying), cekcok orang tua, mengalami kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, bencana alam, dan lain-lain. Jika sampai trauma yang dialami anak tidak ditangani dengan benar, bukan tak mungkin tumbuh kembangnya akan terhambat. Inilah kenapa orang tua perlu tahu apa saja gejalanya.
Artikel Lainnya: Trauma pada Anak Bisa Ganggu Karakternya Saat Dewasa
Anak yang mengalami trauma harus diberi perhatian yang lebih agar rasa trauma yang menyelimutinya tidak mengganggu tumbuh kembang dan kehidupan sosialnya. Jika tidak, dikhawatirkan kecemasan dan – atau – ketakutan akan traumanya tersebut akan terbawa sampai ia dewasa.
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, trauma pada anak akibat kejadian-kejadian tertentu sering kali memberikan efek jangka panjang. Biasanya, efek yang ditimbulkan adalah anak menjadi lebih cemas dan takut.
Dalam bahasa medis, trauma semacam ini sering disebut sebagai post-traumatic stress disorder (PTSD). Ini merupakan gangguan akibat melihat maupun mengalami sesuai kejadian berbahaya atau berat, sehingga berpengaruh pada psikologis anak.
“Kecemasan merupakan gejala umum yang sering diperlihatkan, tapi ada gejala-gejala lainnya yang mungkin jarang diperhatikan oleh orang tua,” kata dr. Sepriani menjelaskan.
Artikel Lainnya: Kiat Ampuh Mengatasi Trauma pada Anak
Gejala Trauma pada Anak
Mengenali gejala trauma pada anak secepat mungkin sangat penting, sehingga anak bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Beberapa gejala yang perlu orang tua cermati antara lain:
1. Anak menjadi Pendiam
Kalau biasanya sifat anak periang dan terbuka dengan orang tuanya, lalu mendadak ia jadi pendiam dan tertutup, Anda patut curiga. Apalagi kalau ia sampai menjauh dari Anda.
Coba dekati anak Anda dengan penuh perhatian. Lalu tanyakan apa yang sedang mereka pikirkan atau seputar perubahan perilakunya tersebut. Jika pendekatan yang Anda lakukan berhasil, biasanya sedikit demi sedikit anak akan bercerita.
2. Berubah Menjadi Manja
Karena ingin perhatian yang lebih, biasanya anak akan menjadi lebih clingy alias manja. Jangan langsung memarahinya. Tanyakan kepada anak apa yang membuatnya seperti itu. Manja bisa jadi merupakan tanda seorang anak butuh perlindungan dari orang tuanya.
Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Trauma Anak yang Kehilangan Orangtua karena Bencana
3. Perubahan Emosi
Perubahan emosi merupakan gejala yang paling mungkin terlihat ketika anak mengalami trauma.
“Anak yang mengalami trauma biasanya menjadi lebih sering atau terus-menerus ketakutan, bahkan pada sesuatu yang seharusnya tak perlu ia takuti. Selain itu, anak juga sering merasa sedih dan menangis tanpa sebab. Bahkan, tak jarang ia suka menyalahkan dirinya sendiri,” ujar dr. Sepriani.
Jika ini terjadi, jangan menunda-nunda untuk bertanya. Namun, pastikan untuk tidak memaksanya untuk menjawab saat itu juga. Memaksanya justru membuat mereka tak mau bercerita, membuatnya makin tertekan, dan menjauhkan diri dari orang tuanya.
4. Perubahan Perilaku
Menurut dr. Sepriani, biasanya perubahan emosi anak yang sedang mengalami trauma juga dibarengi dengan perubahan perilaku.
“Selain jadi lebih manja, anak yang tadinya sudah tidak mengompol, jadi kembali mengompol karena cemas. Atau anak yang tadinya tidak rewel jadi kembali rewel karena ketakutan. Dan yang paling parah, anak bisa menolak untuk makan sehingga menimbulkan masalah kesehatan lainnya,” kata dr. Sepriani.
5. Sakit
Meski belum ada hubungan yang jelas antara rasa takut dan cemas pada rasa sakit, tapi umumnya, anak yang merasa cemas sering kali mengeluhkan sakit perut dan pusing. “Sama halnya dengan orang dewasa yang juga bisa mengeluhkan dua kondisi ini ketika sedang cemas dan takut,” tambah dr. Sepriani.
Jika Anda mendapati gejala-gejala di atas, ada kemungkinan anak mengalami trauma. Dengan mengenali gejala trauma pada anak sejak dini, Anda bisa membantunya untuk menangani kondisi tersebut. Anda bisa memberikan rasa tenang, bimbing anak dengan sabar, perlahan melatih keberaniannya, dan jangan ragu untuk melibatkan psikolog anak.
(RN/ RVS)