KlikDokter.com - Kebiasaan buang air besar anak merupakan salah satu indikator kesehatan tubuhnya. Ketika ia mengalami kesulitan buang air besar dan fesesnya menjadi keras, orangtua akan bertanya-tanya apakah ini merupakan gejala yang normal? Atau merupakan tanda adanya masalah kesehatan?
Apabila sebelumnya anak tidak mengalami kesulitan BAB, namun kemudian terjadi perubahan frekuensi yang menjadi lebih jarang, atau fesesnya lebih keras, perlu dicurigai adanya konstipasi atau sembelit. Beberapa hal ini perlu diperhatikan karena menjadi pemicu kesulitan BAB anak:
- Kebiasaan menahan keinginan BAB
Hal ini dapat disebabkan karena anak enggan buang air besar di tempat tertentu, karena toilet training-nya yang belum lancar atau karena pengalaman buruk seperti nyeri ketika BAB sebelumnya.
- Kurangnya konsumsi makanan berserat
Serat dalam makanan mempermudah pergerakan makanan ketika dicerna oleh usus dan menyerap air ke dalam makanan, sehingga feses menjadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan dari tubuh.
- Kurangnya konsumsi air minum atau dehidrasi
Kedua kondisi ini menyebabkan tubuh menyerap air lebih banyak dari makanan bahkan dari produk sisa hasil pencernaan. Akibatnya feses menjadi keras, kering, dan sulit untuk dikeluarkan.
- Aktivitas fisik yang kurang
Pergerakan tubuh turut membantu melancarkan proses pencernaan, sehingga bila anak jarang beraktivitas, saluran pencernaannya dapat ikut terganggu.
- Penyakit tertentu
Gangguan kesehatan seperti intoleransi laktosa, diabetes, fibrosis kistik (suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelainan pada sel penghasil lendir tubuh, sehingga mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru), dan hipotiroidisme (kurangnya produksi kelenjar tiroid) juga dapat menimbulkan gejala seperti konstipasi
Lalu, bagaimana cara mengatasi anak yang telanjur mengalami konstipasi? Penjelasan selengkapnya di halaman selanjutnya.
Anda dapat menerapkan kiat berikut untuk memperbaiki pencernaan anak, serta mencegah timbulnya konstipasi di kemudian hari, seperti:
- Perbanyak konsumsi makanan yang tinggi serat, seperti sayur dan buah. Bila ia sering mengalami konstipasi, batasilah konsumsi makanan rendah serat, seperti daging, makanan cepat saji, dan produk susu seperti keju. Contoh makanan yang baik untuk diberikan adalah:
- Sup sayuran atau kacang dengan roti
- Bubur atau sereal gandum
- Buah dan sayuran dalam potongan kecil yang menarik
- Nasi merah
- Popcorn tanpa garam dan mentega
- Yoghurt
- Perbanyak konsumsi cairan untuk “membilas” saluran cerna dan melunakkan feses. Cairan terebut dapat berupa air mineral atau susu
- Biasakan anak mempunyai jadwal buang air besar. Anjurkan anak untuk membiasakan diri buang air besar pada pagi hari dan setelah makan
- Bantu dengan obat untuk melunakkan feses dan melancarkan pencernaan. Obat jenis ini hanya dapat diberikan atas anjuran dan resep dokter
Apabila feses si kecil masih keras dan sulit untuk dikeluarkan setelah menerapkan kiat-kiat di atas, terdapat gejala seperti penurunan berat badan, BAB berdarah, atau tidak ada nafsu makan, segera konsultasikan ke dokter anak Anda untuk penanganan lebih lanjut.