Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition Education and Behavior bulan Maret/April 2009 ini membahas mengenai keuntungan jangka panjang dari makan rutin bersama-sama keluarga dengan kualitas pola makan remaja. Secara umum, hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa remaja yang sering makan bersama dengan keluarganya memiliki pola makan lebih baik dengan makanan yang lebih sehat dibandingkan dengan mereka yang jarang makan bersama dengan keluarga.
Data penelitian ini didapatkan dari proyek EAT, suatu studi berdasarkan populasi yang didesain untuk meneliti lingkungan sosial, personal, dan perilaku asupan makanan serta status berat badan diantara remaja. Para remaja mengisi formulir pada tahun 1998 dan 1999 dimana usia mereka berkisar 12-13 tahun (Waktu 1) dan kemudia kembali mengisi formulir 5 tahun kemudian (Waktu 2). Penelitian ini melibatkan 303 remaja putra dan 374 remaja putri.
Makan bersama keluarga didefinisikan sebagai 5 kali atau lebih makan bersama selama 1 minggu. Enam puluh persen remaja muda (12-13 tahun) melakukan aktivitas makan bersama, dibandingkan dengan 30% pada remaja usia 17-18 tahun. Remaja yang makan bersama keluarga pada Waktu 1 dan Waktu 2 berkaitan dengan frekuensi lebih besar untuk mengonsumsi sarapan dan makan malam, asupan sayuran, makanan kaya kalsium, kaya serat, dan beberapa nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, besi dan zinc lebih baik dalam jangka waktu 5 tahun kemudian.
Penemuan yang perlu disoroti adalah meskipun remaja pada Waktu 1 dan Waktu 2 melakukan makan bersama keluarga memiliki asupan makanan yang lebih baik, secara rata-rata, diet atau konsumsi makanan yang adekuat tidak didapatkan pada seluruh sampel penelitian.
Peneliti Teri L Burgess-Champoux, PhD, RD, LD, menyatakan bahwa penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa makan bersama dengan keluarga selama masa transisi remaja dapat memberikan pola makan sehat lebih baik untuk remaja.