Anak usia balita hingga sekolah dasar biasanya suka bermain peran. Mereka kerap bermain sebagai dokter, juru masak, atau bahkan pahlawan.
Saat bermain peran, si kecil juga sering mengajak orang tua, saudara, atau bahkan bonekanya untuk ikut serta.
Pada dasarnya, bermain peran merupakan hal positif yang memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak.
Bermain peran juga menjadi salah satu terapi yang membantu anak-anak melewati masa sulit, bahkan dapat membantu kondisi tertentu seperti autisme.
Secara umum, berikut adalah manfaat bermain peran untuk tumbuh kembang anak.
Artikel Lainnya: Mengenal Heuristic Play dan Manfaatnya untuk Perkembangan Anak
1. Mendorong Kreativitas dan Imajinasi
Bermain peran dapat melatih imajinasi anak sejak dini. Selain itu, anak jadi mampu mengembangkan kreativitas dari peran yang mereka mainkan.
Imajinasi dan kreativitas yang terlatih membantu anak menikmati alur cerita dari buku yang mereka baca serta merencanakan hal-hal menyenangkan dalam hidup.
2. Menumbuh Rasa Empati
Tumbuhnya rasa empati merupakan salah satu manfaat bermain peran yang bisa anak dapatkan.
Anak-anak bisa belajar memahami situasi emosional tertentu. Ketika berpura-pura menjadi orang lain, anak mampu merasakan situasi serta emosi yang berbeda.
Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, juga menyuarakan hal yang sama.
“Ketika bermain peran, anak-anak menempatkan diri sebagai orang lain yang diperankannya. Hal ini membuat anak jadi lebih menghargai dan lebih dapat menerima pendapat orang lain,” jelasnya.
3. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi dan Berbahasa
Anak akan mempelajari atau meniru dialog (percakapan) yang dimainkan oleh peran yang mereka mainkan, misalnya ia berperan sebagai guru. Anak dapat menangkap dan memperluas kosakata yang umumnya dilontarkan oleh guru di sekolah.
Psikolog Ikhsan juga setuju. Dia mengatakan, “Bermain peran bisa bantu dalam mengembangkan kemampuan komunikasi mereka agar lebih ekspresif dalam menyampaikan sesuatu.”
4. Mengembangkan Kemampuan Berpikir dan Memecahkan Masalah
Pada saat bermain peran, anak akan berusaha membangun imajinasinya senyata mungkin.
Misalnya, untuk mendukung perannya sebagai guru, anak spontan mengambil buku, spidol, dan pensil guna berpura-pura mengajar murid-muridnya.
Dengan cara tersebut, anak dapat berlatih memecahkan masalah, berpikir spontan, dan belajar berkembang mewujudkan cita-citanya.
Artikel Lainnya: Ini Faktor Biologis yang Memengaruhi Perkembangan Anak
5. Mendukung Perkembangan Fisik
Tak hanya baik bagi perkembangan kognitif dan mental, bermain peran juga memiliki manfaat untuk fisik anak.
Contohnya, jika anak berperan sebagai pahlawan super yang menyelamatkan kota. Aksi pahlawan yang lincah dan diperagakan dengan berlari, melompat, atau memanjat dapat melatih keterampilan motoriknya.
Bahkan, tindakan sederhana seperti mengubah gaun boneka, mengepang rambut, atau menyajikan makanan dengan berpura-pura dapat membantu mengembangkan keterampilan motorik halus anak.
Psikolog Ikhsan mewanti-wanti orang tua untuk bermain atau memilih peran yang tepat.
Ia menjelaskan, “Pilih peran yang tepat, contohnya ortu dan anak bisa menjadi penjual dan pembeli atau berperan sebagai guru dan murid. Peran tersebut baik untuk perkembangan anak.”
“Kalau dalam role play anak berperilaku memukul atau mengungkapkan kata yang kurang pantas, di situ peran orang tua untuk meluruskan bahwa itu tidak boleh dilakukan. Seperti peran polisi dan maling, si anak jadi polisi tapi dia memukuli maling, kan, tidak baik,” tegas Ikhsan.
Untuk tahu informasi lain tentang cara mengasah keterampilan atau memaksimalkan tumbuh kembang anak, Anda bisa membaca artikel parenting di aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)