Ketika bingung menghadapi si Kecil yang malas makan, orang tua akan melakukan berbagai cara meningkatkan nafsu makan. Salah satu yang banyak dilakukan adalah memberikan madu. Namun, apakah manfaat madu untuk penambah nafsu makan anak efektif?
Kandungan dalam Madu
Madu sudah lama dipercaya mengandung berbagai macam khasiat untuk tubuh. Cairan yang diproduksi oleh lebah ini dihargai tinggi bahkan sejak zaman dahulu. Tak hanya sebagai sumber nutrisi, manfaat madu untuk anak juga sangat bervariasi.
Pengobatan tradisional maupun modern pun banyak melibatkan madu. Salah satunya adalah untuk penyembuhan luka. Hal ini sudah diterapkan dalam praktik klinis sehari-hari karena sudah diteliti oleh studi yang mumpuni.
Madu sendiri adalah produk alami yang terbentuk dari nektar bunga, yang diproses oleh lebah (Apis mellifera). Hingga saat ini, sudah dikenal sekitar 300 lebih tipe madu. Tipe ini terkait dengan bermacam nektar yang dikumpulkan oleh lebah.
Artikel lainnya: Bunda, Ini Daftar Makanan Penambah Nafsu Makan Anak
Kandungan utama dalam madu adalah karbohidrat, yang menyusun 95-97% beratnya. Jenis karbohidrat yang terkandung di dalamnya adalah sukrosa (sama dengan yang terdapat pada gula pasir). Selain itu, kandungan lain madu adalah:
- Protein.
- Asam amino.
- Mineral.
- Asam organik.
- Flavonoid.
- Polifenol.
- Alkaloid.
- Glikosida.
Atas kandungan-kandungan di dalamnya, madu dapat menjadi sumber energi karena mengandung karbohidrat dalam jumlah yang cukup banyak. Selain itu, madu memiliki flavonoid dan polifenol yang bisa berguna sebagai antioksidan.
Itu artinya, madu bermanfaat untuk menangkal radikal bebas. Fungsi antioksidan ini menyebabkan madu mulai diteliti sebagai zat penangkal kanker. Selain itu, bahan-bahan yang terdapat di dalam madu membuatnya diyakini memiliki efek antikuman dan antiradang.
Banyak studi yang menemukan bahwa madu memiliki efek positif terhadap pengobatan luka, penyakit diabetes, kanker, asma, penyakit jantung, saraf, dan gangguan saluran cerna.
Tak ketinggalan, madu juga “diagung-agungkan” dalam hal penanganan anak yang sulit makan. Benarkah hal ini efektif dari sudut pandang medis?
Artikel lainnya: Suplemen Penambah Nafsu Makan untuk Anak, Perlukah?
Efektifkah Madu Menambah Nafsu Makan Anak?
Penggunaan madu untuk meningkatkan nafsu makan anak bukanlah ide yang baru. Penggunaannya sudah lama dipraktikkan, tapi ada yang mengaku berhasil maupun tidak.
Sayangnya, penelitian yang mengaitkan madu dengan nafsu makan anak masih terbatas. Studi mengenai madu dan nafsu makan anak tidak ditemukan di perpustakaan jurnal kedokteran Pubmed. Tak heran, itu karena nafsu makan adalah suatu hal yang subjektif dan sulit diukur.
Namun, sebuah penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Harmiyati et al, memperoleh kesimpulan bahwa madu benar-benar efektif meningkatkan nafsu makan anak. Penelitian yang dipublikasi di Belitung Nursing Journal pada 2017 ini menguatkan informasi yang beredar selama ini terkait manfaat madu.
Namun, untuk dapat mengakui suatu zat berefek terhadap tubuh manusia diperlukan beberapa studi. Satu studi saja sayangnya belum cukup untuk meneguhkan klaim ini.
Apalagi karena jenis penelitian yang ada belum menggunakan uji klinis. Itu sebabnya, efektivitas madu untuk nafsu makan anak belum terbukti seutuhnya.
Mungkin ada di antara Anda yang merasakan manfaat madu untuk meningkatkan nafsu makan anak. Sah-sah saja bila Anda masih akan menggunakan madu untuk tujuan ini, karena Anda yakin akan manfaatnya.
Yang terpenting, ketahui hal-hal apa yang perlu Anda waspadai sebelum memberikan madu pada buah hati Anda. Salah satunya adalah terkait takaran yang sebaiknya dikonsumsi.
Artikel lainnya: Inilah Penyebab Anak Kehilangan Nafsu Makan
Takaran Minum Madu yang Sehat
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menentukan seberapa besar takaran minum madu pada anak yang ideal. Meski demikian, Anda sebaiknya tetap berhati-hati saat memberikan madu pada anak.
Salah satunya karena madu mengandung cukup banyak sukrosa. Kandungan ini bisa membuat anak mudah terkena gigi berlubang. Selain itu, terlalu banyak sukrosa tentunya juga berisiko menyebabkan anak mengalami kelebihan berat badan.
Bila Anda ingin memberikan madu secara rutin pada anak, takaran seperti 1-2 sendok setiap harinya sudah cukup. Sesuai dengan usia anak, berilah dalam jumlah yang lebih sedikit pada anak yang masih kecil.
Selain itu, pastikan anak menyikat gigi dengan bersih setelah mengonsumsi madu. Kandungan gula yang ada didalam madu dapat menempel di gigi dan menginisiasi karies gigi (lubang pada gigi).
Jangan lupa, hanya berikan madu pada anak berusia di atas 1 tahun. Madu tidak boleh diberikan pada anak yang berusia di bawah 1 tahun, untuk menghindari risiko tertular penyakit botulisme.
Botulisme adalah jenis penyakit yang jarang, tapi berakibat fatal, yaitu kelumpuhan. Botulisme terjadi karena racun pada saraf yang dikeluarkan oleh bakteri Clostridium botulinum.
Gejala penyakitnya adalah konstipasi, tidak nafsu makan, dan kelemahan otot (misalnya tidak dapat mengangkat kepala). Spora bakteri ini sering ditemukan pada madu yang mentah.
Efektivitas madu untuk mengatasi anak yang malas makan memang perlu penelitian lebih lanjut. Namun begitu, manfaat madu pada kesehatan anak secara umum sudah banyak dibuktikan. Anda tetap bisa memberikannya pada si Kecil sesuai anjuran takaran. Intip informasi kesehatan anak lainnya di aplikasi KlikDokter.
[HNS/RPA]