Autisme atau autisme spectrum disorder (ASD) adalah gangguan yang terkait erat dengan sistem saraf pusat. Kondisi ini muncul pada masa bayi maupun anak usia dini, dan menyebabkan keterlambatan dalam banyak bidang dasar perkembangan seperti berbicara, bermain, atau berinteraksi dengan orang lain.
Diagnosis dini autisme pada anak dapat dilakukan, bahkan sejak usia bayi masih empat bulan. Hal ini dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan mereka dan keluarga. Namun, deteksi dini autisme pada anak tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, tidak ada tes laboratorium khusus yang bisa dilakukan untuk itu. Jadi, dokter mengandalkan pengamatan perilaku anak-anak sedari bayi dan menggali informasi dari orang tua mereka. Selain itu, autisme itu sendiri memiliki rentang gejala yang sangat luas.
Mendeteksi autisme lewat permainan
Peneliti menemukan bahwa anak yang didiagnosis menderita autisme ketika balita menunjukkan tingkat aktivitas otak yang lebih rendah ketika bermain permainan sosial interaktif, juga saat menonton orang menguap atau tertawa. Sebaliknya, otak mereka tampak lebih terstimulasi oleh gambar-gambar benda mati, seperti mobil.
Penelitian dari Dr. Sarah Lloyd-Fox dari Pusat Pengembangan Otak dan Kognitif Birkbeck menunjukkan bahwa tanda dan gejala awal autisme dapat dideteksi dari pola aktivitasnya. Lebih spesifik, autisme ternyata dapat terlihat hanya dengan memonitor respons mereka terhadap sebuah permainan.
Berikut adalah beberapa permainan untuk mendeteksi autisme pada anak:
1. Permainan pura-pura
Permainan ini dimainkan dengan mengamati anak melalui imajinasi dengan cara berpura-pura. Misalnya, anak diberikan mainan telepon. Pada anak yang tidak mengidap autisme, ia akan berpura-pura bahwa dirinya sedang menelepon, yaitu dengan meletakkan gagang telepon di telinga. Sebaliknya, jika anak tidak merespons mainan yang diberikan, maka patut dicurigai adanya kecenderungan autisme.
2. Permainan Menunjuk
Salah satu gejala autisme yang mudah diamati dari perilaku anak adalah cara pandang terhadap objek yang dituju. Dalam permainan ini, Anda dapat menunjuk boneka kesayangannya, lalu perhatikan cara pandang anak tersebut. Psikiater Kresno Mulyadi mengatakan, jika anak tidak memandang objek yang ditunjuk, bisa jadi dirinya mengidap autisme.
3. Permainan dengan gawai
Sebuah penelitian menemukan bahwa gawai dapat mendeteksi gejala autisme pada anak. Kondisi tersebut bisa terdeteksi lewat cara anak menggerakkan jarinya. Anak yang berpotensi autisme akan kesulitan menggerakkan jari saat menggunakan gawai.
Selain melalui permainan atau game, autisme pada anak juga bisa dideteksi dengan memperhatikan dan mengamati tanda dan gejala yang terjadi. Berikut adalah tanda dan gejala yang dimaksud:
- Kurang atau terlalu reaktif terhadap informasi yang diterima melalui indra penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, rasa, dan kesadaran tubuh
- Kesulitan memahami atau mengatur informasi sensorik yang diterimanya
- Kesulitan menggunakan tubuh atau pikirannya untuk menanggapi informasi yang telah diterima
- Kecenderungan untuk menghindari interaksi
- Sulit fokus
- Kontak mata terbatas dengan orang lain
- Pernyataan berulang
- Ketakutan yang intens terhadap benda, aktivitas, atau peristiwa biasa
Deteksi dini autisme pada anak bisa dilakukan menggunakan permainan atau game, juga dengan memperhatikan gejala maupun tanda-tandanya pada si Kecil. Jika memang Anda menemukan adanya tanda ataupun gejala tersebut pada buah hati, jangan tunda untuk segera memeriksakan dirinya ke dokter spesialis anak.
(NB/ RVS)