Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat sistem pendidikan di Indonesia mengalami banyak perubahan guna menyesuaikan.
Awalnya, proses belajar mengajar hanya bisa dilakukan di ruang kelas (offline). Seiring waktu, muncul pula proses belajar mengajar yang bisa dilakukan dari jarak jauh (online).
Sekarang ini, ada juga metode pembelajaran yang mengombinasikan keduanya. Metode belajar ini dikenal dengan istilah blended learning.
Apa sebenarnya blended learning itu? Apakah metode belajar ini efektif bagi siswa?
Artikel Lainnya: Belajar Online Saat Pandemi, Idealnya Berapa Jam Dalam Sehari?
Apa itu Blended Learning?
Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi, Psikolog, blended learning merupakan metode belajar dari jarak jauh (online) dan tatap muka (offline). Metode ini mencakup semua dasar; siswa pun dilibatkan dalam semua jenis pembelajaran.
Siswa akan belajar lebih baik dalam lingkungan terstruktur, yang mencakup interaksi tatap muka dengan instruktur dan belajar mandiri. Metode pembelajaran ini mengharuskan siswa belajar dengan peralatan teknologi digital.
Sekolah tatap muka menawarkan kesempatan bagi para siswa untuk berinteraksi dengan temannya.
Namun, metode belajar online menawarkan proses pembelajaran mandiri yang dipersonalisasi dengan komponen E-learning. Nah, blended learning menawarkan keduanya.
Contoh media interaktif untuk belajar online adalah permainan, video tutorial, kuis, dan komponen media sosial. Hal tersebut dapat ditemukan dalam halaman beranda pelajar di Learning Management System (LMS), dan bisa diakses melalui smartphone atau tablet.
Model Blended Learning
Blended learning dapat membantu siswa mempersonalisasi materi pelajarannya untuk mempertimbangkan waktu, teknik belajar, bahkan preferensi pribadi.
Namun, model pembelajaran campuran ini mengharuskan siswa mengubah cara berpikir tentang pelatihannya.
Berikut ini beberapa model blended learning yang perlu diketahui:
-
Tatap Muka
Sesi pembelajaran tradisional yang dipimpin fasilitator (guru) ini dilengkapi dengan teknologi untuk memungkinkan pelajar mengontrol kecepatan belajar mereka sendiri.
Manfaatnya adalah melakukan permainan peran, mendampingi belajar, praktik langsung, dan mendapat umpan balik secara langsung.
-
Rotasi
Siswa berpindah dari satu kegiatan belajar ke yang lainnya; baik dalam sesi pembelajaran terstruktur oleh guru, atau online secara mandiri.
Contoh model blended learning yang satu ini, yaitu learning station, laboratorium, dan kelas terbalik; di mana para siswa mempraktikkan pelajaran sebelum menghadiri pelatihan tatap muka (orientasi).
Artikel Lainnya: Kenapa Anak Lebih Nyaman Diajari Orang Lain daripada Orang Tuanya?
-
Flex
Flex learning adalah metode pembelajaran yang mengandalkan akses sarana integrasi dalam Learning Management System (LMS).
Dalam model pembelajaran ini, siswa mengontrol jalur belajar dan hal yang dipelajari secara mandiri. Guru biasanya hadir dalam kapasitas pendampingan untuk menjawab pertanyaan.
-
Gamifikasi
Salah satu cara paling efektif untuk memotivasi siswa adalah dengan membiarkan mereka bermain.
Dengan menggunakan elemen permainan, seperti poin atau level, para siswa merasakan sedikit persaingan dan lebih termotivasi untuk mendalami materi menggunakan caranya sendiri.
-
Lab Online
Model blended learning ini sepenuhnya digital, dengan sedikit atau tanpa interaksi guru; dan berlangsung sebelum, selama, atau setelah pelatihan.
Para siswa dapat mengakses konten di ponsel (m-Learning), laptop, atau tablet. Model pembelajaran ini berfungsi untuk melibatkan dan memantapkan pembelajaran.
-
Pengemudi Online
Model blended learning yang satu ini sepenuhnya diarahkan sendiri dan berlangsung secara online.
Para siswa dapat terlibat dengan instruktur melalui obrolan, e-mail, atau perpesanan.
Hal ini bisa dilakukan dengan jadwal yang fleksibel dan pembelajaran yang dipersonalisasi, tetapi tidak harus berinteraksi tatap muka.
Artikel Lainnya: Penuh Tantangan, Ini Alasan Ortu Harus Dampingi Anak Belajar Online
Efektifkah Belajar dengan Blended Learning?
Berdasarkan Ikhsan, blended learning terbilang cukup efektif. Sebab, anak bisa lebih fleksibel, tidak wajib datang ke sekolah untuk belajar.
“Selain itu, anak juga akan mendapatkan banyak proses pembelajaran yang menarik, misalnya melalui video atau aplikasi, sehingga proses belajar tidak terasa monoton,” ucap Ikhsan.
Namun, agar lebih efektif, diperlukan aturan yang dibuat oleh guru agar siswa dapat belajar secara online.
“Misalnya, murid diminta untuk membuat ringkasan singkat tentang materi yang telah dibuat. Tujuannya agar siswa memahami isi dari pelajaran yang diberikan,” jelas Ikhsan.
Itulah blended learning, metode belajar campuran dari online dan offline. Sebagai orangtua, pastikan untuk tetap mendampingi anak saat belajar agar prosesnya berjalan dengan optimal.
Apabila memiliki pertanyaan mengenai blended learning, Anda dapat bertanya langsung kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)