Alergi pada anak bisa terjadi ketika sistem kekebalan tubuhnya memberi respons berlebihan terhadap unsur tertentu di lingkungan sekitar. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala dari ringan sampai berat, hingga dapat mengancam nyawa. Untuk mengetahui jenis alergi yang dialami si Kecil, Bunda bisa mengikuti prosedur tes alergi.
Saat si Kecil terkena alergi, gejala ringan yang timbul akibat reaksi alergi dapat berupa bersin, pilek, mata berair dan rasa gatal pada tubuh. Sedangkan, gejala berat yang dapat mengancam nyawa bisa berupa sesak napas, bengkak pada saluran pernapasan, penurunan tekanan darah hingga penurunan kesadaran.
Artikel lainnya: Alergi Bisa Bikin Sesak Napas, ini Sebabnya
Penyebab Alergi
Unsur yang dapat menyebabkan reaksi alergi disebut alergen. Terdapat tiga jenis alergen utama, yaitu:
1. Alergen Inhalasi (Dihirup)
Alergen ini mempengaruhi tubuh ketika terjadi kontak dengan paru-paru, membran pada lubang hidung atau pun tenggorok. Serbuk sari merupakan contoh alergen yang paling sering menyebabkan kekambuhan.
2. Alergen Ingesti (Proses Menelan)
Alergen tipe ini terdapat pada makanan-makanan tertentu seperti kacang-kacangan dan makanan laut.
3. Alergen Kontak
Untuk alergen tipe ini harus terjadi kontak pada kulit untuk menyebabkan reaksi alergi. Contohnya kontak pada racun yang akan menyebabkan ruam kemerahan dan gatal pada area yang mengalami kontak.
Prosedur Tes Alergi
Tes alergi merupakan suatu uji coba yang dilakukan oleh ahli alergi terlatih untuk menentukan apakah tubuh seseorang mempunyai reaksi alergi terhadap unsur tertentu atau singkatnya menentukan alergen pada seseorang. Tes ini dapat dilakukan dalam tiga cara meliputi tes darah, tes kulit maupun eliminasi makanan.
Sebelum melakukan tes alergi, dokter biasanya akan menanyakan mengenai gaya hidup, riwayat keluarga, dan lain-lain.
Artikel lainnya: Inilah Bentuk Reaksi Alergi Obat pada Anak
Kemudian dokter akan meminta agar pasien menghentikan beberapa pengobatan seperti antihistamin, famotidine, omalizumab, benzodiazepin (diazepam, lorazepam), dan antidepresan trisiklik (amitriptilin). Obat-obatan tersebut dapat memengaruhi hasil tes.
Usia berapa si Kecil boleh melakukan tes alergi? Pada dasarnya tidak ada batasan usia untuk melakukannya. Dewasa dan anak pada usia berapa pun dapat melakukan prosedur tes alergi.
Jenis Tes Alergi
Berikut ini adalah rangkaian tes alergi yang akan si Kecil jalani bila memang ingin mengetahui kemungkinan alergi yang dimiliki:
1. Tes Kulit
Prosedur ini paling sering digunakan dan paling membantu dalam mencari penyebab alergi. Terdapat tiga cara berbeda dalam tes kulit, yaitu tes goresan, tes intradermal, dan tes tempel. Ketiganya dilakukan dengan memantau rekasi kulit terhadap paparan variasi unsur yang kecil.
Tes goresan biasanya dilakukan pertama kali. Selama tes dilakukan, alergen disediakan dalam bentuk cairan dan digoreskan pada permukaan kulit. Bila hasil yang didapat tidak jelas, maka dilakukan tes intradermal. Pada tes ini, sejumlah kecil alergen disuntikkan pada lapisan dermis kulit.
Sementara itu tes tempel dilakukan dengan menempelkan alergen pada kulit. Respons kulit akan dipantau dalam tiga periode waktu, yakni setelah 48 jam, 72 jam, dan 96 jam setelah penempelan.
Tes kulit memberikan hasil yang cepat dan membutuhkan biaya lebih sedikit dibandingkan dengan tes darah. Sayangnya, tes kulit memiliki kekurangan.
Kekurangannya, tes kulit dapat dipengaruhi oleh pengobatan sebelumnya dan dibutuhkan keahlian dari penguji karena akan memengaruhi hasil. Oleh sebab itu, tes ini harus dilakukan oleh ahli yang sudah terlatih.
Artikel lainnya: Si Kecil Alergi Debu, Harus Bagaimana?
2. Tes Darah
Tes darah dilakukan bila ada kemungkinan timbul reaksi alergi berat saat menjalani tes kulit. Setelah pengambilan darah, hasilnya lalu diuji dalam laboratorium untuk melihat apakah adanya antibodi terhadap alergen tertentu.
Pengobatan sebelumnya tidak mempengaruhi hasil. Namun, dibutuhkan waktu lebih lama untuk memperoleh hasilnya. Selain itu biaya tes darah juga lebih mahal dibandingkan tes kulit.
3. Eliminasi Makanan
Tes ini dilakukan bila alergen penyebab reaksi alergi diduga adalah makanan. Prosedur ini dilakukan dengan menghilangkan makanan tertentu pada menu sehari-hari dan kemudian menambahkannya kembali untuk melihat reaksinya.
Demikian prosedur tes alergi yang bisa dilakukan untuk mengetahui alergi yang dialami si Kecil. Dengan melakukan berbagai tes seperti yang telah dijelaskan di atas, Bunda dapat lebih berhati-hati dalam memberikan asupan untuk si Kecil, dan tumbuh kembangnya pun dapat berjalan secara optimal.
[NP/ RH]