Memasuki masa remaja, anak Anda butuh asupan nutrisi yang tepat agar dapat bertumbuh kembang dengan baik. Ya, fase remaja sangat krusial sebagai gerbang buah hati Anda menuju usia yang lebih matang, yakni dewasa. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa remaja adalah individu yang berusia antara 10-19 tahun.
Remaja membutuhkan nutrisi ekstra untuk mendukung pertumbuhan tulang, perubahan hormon dan organ dan perkembangan jaringan, termasuk otak. Hal yang menjadi masalah adalah, banyak remaja yang tidak memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik.
Artikel lainnya: Dear Remaja, Ini Cara Melakukan Diet yang Sehat dan Benar
Menurut laporan Menteri Kesehatan RI, dikutip dari Depkes, salah satu masalah yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien. Sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia, yang sebagian besar diakibatkan oleh kekurangan zat besi.
Remaja Indonesia juga banyak yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tinggi badan yang pendek, atau disebut stunting. Rata-rata tinggi anak Indonesia lebih pendek dibandingkan dengan standar WHO, yaitu lebih pendek 12,5 cm pada laki-laki dan lebih pendek 9,8 cm pada perempuan.
Disebutkan juga bahwa remaja kurang mengonsumsi sayur buah serta cenderung tidak aktif secara fisik. Hal-hal ini meningkatkan risiko seseorang menjadi gemuk, overweight, bahkan obesitas.
Memenuhi Asupan Nutrisi Remaja
Melihat fakta-fakta di atas, jelas bahwa kebutuhan gizi remaja tidak boleh dianggap enteng. Beberapa nutrisi tertentu amat dibutuhkan bagi remaja demi menunjang kesehatan dan tumbuh kembang. Dilansir WebMD, Anda sebagai orang tua dapat memberikan nutrisi penting mulai dari kalsium.
Seperti yang Anda tahu, kalsium penting untuk perkembangan dan kepadatan tulang. Kebutuhan kalsium remaja pada dasarnya lebih tinggi, yakni 1.300 miligram per hari. Sayangnya, itu sering kali tidak terpenuhi karena remaja lebih suka mengonsumsi soft drinks ketimbang susu.
Penelitian menunjukkan bahwa remaja perempuan usia 14-15 tahun yang gemar minum soft drinks, tiga kali lebih mungkin mengalami patah tulang daripada mereka yang rajin minum susu mengandung kalsium tinggi.
Artikel lainnya: Alasan Usia Remaja Tetap Perlu Minum Susu Kalsium
Di samping tinggi kalsium, susu juga diperkaya dengan vitamin D yang juga membantu menopang tulang. Produk susu seperti yoghurt juga berkhasiat dan mengandung vitamin D. Di sisi lain, keju dinilai oleh para peneliti sebagai asupan yang tak mengandung vitamin D namun kaya akan kalsium.
Selanjutnya, remaja harus mencukupi kebutuhan zat besinya yang penting untuk fungsi otak, kekebalan tubuh, dan pasokan energi. Remaja perempuan usia 14-18 membutuhkan 15 miligram per hari. Sementara itu, remaja laki-laki dalam rentang usia yang sama membutuhkan 11 miligram per hari.
Kekurangan zat besi umum terjadi pada remaja dan orang-orang yang membatasi atau tidak makan daging. Remaja perempuan yang sudah menstruasi memiliki risiko tinggi kekurangan zat besi karena diet mereka yang kurang zat besi.
Zat besi ditemukan baik dalam makanan hewani dan nabati. Zat besi dalam produk hewani lebih mudah diserap tubuh, namun mengonsumsi makanan kaya vitamin C bersamaan dengan sumber zat besi nabati dapat meningkatkan penyerapan gizinya. Anda dapat memberikan anak zat besi dari daging sapi, unggas, tiram, dan telur. Sementara itu, sumber zat besi nabati meliputi sayuran (bayam, kacang hijau, dan asparagus), kacang-kacangan, roti yang difortifikasi zat besi, nasi, dan pasta.
Yuk, berikan asupan nutrisi yang tepat untuk anak remaja Anda hari ini. Selain makanan, penting juga mengajak anak untuk aktif berolahraga agar mereka tak mudah sakit di tengah padatnya aktivitas. Olahraga juga akan membuat tulang anak lebih kuat hingga dewasa nanti.
[RS/ RVS]
Artikel lainnya: 15 Cara Meninggikan Badan di Masa Pertumbuhan