Sindrom Down merupakan salah satu kelainan pada anak yang cukup sering terjadi dan paling dikenal oleh masyarakat. Keadaan anak dengan sindrom Down terjadi akibat adanya gangguan genetik yang disebabkan oleh kelainan pada kromosom, sehingga muncul berbagai gejala klinis seperti mata miring ke atas atau luar, hidung kecil dengan tulang yang rata, dan bentuk mulut yang kecil.
Anak dengan sindrom Down membutuhkan asupan nutrisi yang memadai setiap hari, agar tumbuh kembangnya tidak mengalami keterlambatan yang terlalu parah. Ya, anak dengan sindrom Down memiliki pola pertumbuhan yang berbeda dengan populasi pada umumnya. Tinggi badan anak dengan kondisi tersebut juga cenderung lebih rendah, dengan lingkar kepala yang lebih kecil dibandingkan anak normal.
Fakta menyebut bahwa sekitar 40% anak dengan sindrom Down memiliki kelainan jantung yang menyebabkan kebutuhan energinya lebih tinggi dibandingkan anak normal seusianya. Ditambah lagi, anak tersebut juga lebih rentan mengalami infeksi saluran napas sehingga kebutuhan energi menjadi lebih tinggi lagi.
Lebih dari itu, anak dengan sindrom Down juga berisiko mengalami kelainan lain, seperti sumbatan saluran cerna, penyakit leukemia, penyakit autoimun, epilepsy, dan hipotiroid. Semua keadaan tersebut turut memengaruhi pertumbuhan dan kecukupan nutrisi anak dengan sindrom Down.
Masalah Makan pada Anak dengan Sindrom Down
Bayi dan anak dengan sindrom Down memiliki masalah makan dan minum. Rongga mulut yang kecil dan rendah, serta kelemahan otot-otot wajah maupun mulut dapat menjadi faktor yang menyebabkan masalah makan pada anak dengan kondisi tersebut.
Di samping itu, anak dengan sindrom Down juga terkadang memiliki lidah dan gigi yang tampak lebih besar, serta kemampuan koordinasi mengisap, menelan maupun bernapas yang buruk. Kesemua hal tersebut membuat kemampuannya untuk makan benar-benar terbatas.
Kemudian, setelah beranjak remaja atau dewasa, anak dengan sindrom Down justru memiliki kecenderungan mengalami kelebihan berat badan. Hal ini karena metabolismenya lebih rendah, yaitu hingga 10–15% dibandingkan anak atau orang dewasa yang normal.
Nutrisi bagi Anak dengan Sindrom Down
Dari segi jenis kandungan makanan, baik makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral, anak dengan sindrom Down tidak memiliki kebutuhan yang berbeda dengan anak pada umumnya. Pemberian suplementasi vitamin pun tidak terbukti dapat meningkatkan kecerdasan anak dengan sindrom Down.
Pada dasarnya, komposisi makanan anak sindrom down dengan anak normal sama saja. Namun, yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan cara pemberian makan pada anak dengan sindrom Down.
Pada anak dengan sindrom Down yang mengalami penyakit jantung bawaan, sering mengalami infeksi, atau masalah lain seperti leukemia, mereka membutuhkan pasokan kalori yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kurang gizi. Sementara itu, untuk anak dengan sindrom Down yang cenderung mengalami kelebihan berat badan akibat kekurangan hormon tiroid, mereka membutuhkan asupan kalori yang benar-benar sesuai (tidak berlebihan), juga pemberian hormon tiroid agar fungsi tubuhnya bisa berlangsung sedikit lebih normal.
Atas dasar itu, orang tua yang memiliki anak dengan sindrom Down sebaiknya rutin kontrol ke dokter spesialis anak untuk memantau kecukupan gizi, status tumbuh kembang, dan kemungkinan komplikasi yang menimpa si Kecil di kemudian hari. Ini karena anak dengan sindrom Down memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, tergantung pada kelainan dan penyakit yang menyertainya sejak kecil.
(NB/ RVS)