Kejadian alergi terhadap makanan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Alergi makanan dapat terjadi tidak hanya pada dewasa, namun juga terhadap anak-anak. Gejala yang dirasakan bisa bervariasi mulai dari gejala pencernaan seperti nyeri perut dan muntah. Gejala kulit seperti pembengkakan mata dan bibir, kulit bentol, atau biduran.
Tidak hanya itu, gejala yang berat juga dapat terjadi seperti sesak napas, bengkak pada pita suara yang menyebabkan sulit bicara dan bernapas, pingsan, tekanan darah menurun, serta denyut nadi melemah. Kondisi berat ini dalam dunia medis disebut dengan syok anafilaksis, dan membutuhkan penanganan segera oleh dokter karena dapat mengancam nyawa.
Alergi terhadap makanan dapat diderita pada sekitar 3-8% anak, dan 1-3% di antaranya menetap hingga dewasa. Kondisi alergi ini tidak dapat disepelekan karena dapat menyebabkan gejala yang serius dan mengancam nyawa. Oleh sebab itu, penegakkan diagnosis alergi merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar tindakan pencegahannya pun maksimal.
Beberapa sumber makanan yang sering dilaporkan menimbulkan keluhan alergi pada anak adalah susu, telur, gandum, kacang, dan ikan. Namun tentu saja, penyebab ini dapat bervariasi antara satu anak dengan lainnya.
Apa yang dapat dilakukan untuk meminimalkan gejala ini? Menurut penelitian, beberapa hal dikatakan dapat menurunkan kekambuhan gejala alergi yaitu:
- Mengonsumsi makanan organik yang mengandung laktobasilus.
- Membatasi penggunaan antibiotik yang tidak rasional di kala sakit seperti amoksisilin.
- Membatasi penggunaan antipiretik atau penurun demam seperti parasetamol dan ibuprofen.
- Jika Anda mencurigai makanan tertentu sebagai penyebab alergi pada anak, sebaiknya konsultasikan hal ini ke dokter. Biasanya untuk menentukan penyebab alergi, akan dilakukan serangkaian pemeriksaan. Setelah penyebab makanan yang mencetuskan alergi diketahui, hindari pemberian makanan tersebut kepada anak. Jadi, cermati komposisi setiap jenis makanan sebelum diberikan kepada anak.
Meski demikian, American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa pemberian makanan seperti telur, susu sapi, kacang, dan ikan masih aman jika anak belum dipastikan memiliki alergi terhadap makanan tersebut. Pembatasan berbagai makanan tanpa kepastian yang jelas malah berisiko mengurangi gizi yang seharusnya didapatkan oleh anak.