Tahukah Anda, gangguan tidur seperti insomnia tak hanya terjadi pada orang dewasa? Kondisi ini juga bisa menyerang anak-anak.
Insomnia atau sulit tidur merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai tidur atau mempertahankan tidur dalam jangka waktu lama.
Ada beberapa penyebab insomnia pada anak, seperti stres, konsumsi makanan tertentu, konsumsi obat-obatan tertentu, faktor lingkungan, maupun karena kondisi medis tertentu (misalnya alergi, obstructive sleep apnea (OSA), dll).
Insomnia Ibu Bisa Menular pada Anak?
Kesulitan tidur di malam hari alias insomnia yang dialami seorang ibu, ternyata bisa dikaitkan dengan pola tidur anak. Menurut sebuah penelitian, ibu yang mengalami insomnia mungkin akan menularkan kebiasaan tersebut kepada sang anak.
Saat seorang ibu mengalami insomnia, maka kualitas tidur anak akan ikut terganggu. Artinya anak-anak tersebut memiliki kualitas tidur yang buruk.
Penelitian tersebut dilakukan oleh sekelompok peneliti di University of Basel di Swiss dan Sakari Lemola dari University of Warwick di Inggris. Penelitian dilakukan dengan bantuan alat electroencephalography (EEG).
Para peneliti memasang alat tersebut dan mengamati kebiasaan tidur dari 200 anak dengan ibu insomnia. Anak-anak yang diteliti ini rata-rata berusia 7-12 tahun dan memiliki badan yang sehat. Dengan bantuan alat EEG, para peneliti menemukan hubungan antara insomnia ibu dan pola tidur anak.
Alat EEG merekam anak dengan ibu insomnia cenderung memiliki waktu tidur yang lebih pendek alias tidak memenuhi standar 8 jam tidur dalam satu hari. Selain itu, anak juga terlihat tidak nyaman dan memiliki tidur yang tidak nyenyak. Dan hal itu ternyata ditularkan dari kebiasaan insomnia ibu.
Di samping itu, penelitian ini menemukan hal menarik lainnya terkait kebiasaan tidur anak. Meski sangat tergantung dengan kebiasaan ibu, anehnya kebiasaan tidur ayah sama sekali tidak berpengaruh. Penelitian ini menunjukkan bahwa tak satupun masalah tidur yang dialami ayah ditiru dan diikuti sang anak.
Para peneliti meyakini hal ini mungkin terjadi karena anak-anak umumnya menghabiskan lebih banyak waktu bersama ibu ketimbang ayah.
Dengan demikian, anak cenderung lebih meniru apa yang dilakukan dan dialami oleh ibunya. Peneliti juga menarik kesimpulan bahwa kebiasaan anak-anak – termasuk kebiasaan tidur dan lainnya – banyak dipengaruhi oleh gen orang tua, terutama ibu.
Artikel lainnya: Bagaimana Alergi dan Asma Menggangu Tidur Anda?
Dampak Insomnia pada Anak
Layaknya seperti orang dewasa, insomnia pada anak juga memberikan dampak. Beberapa dampak yang bisa terjadi apabila si Kecil memiliki gangguan tidur, antara lain:
Pertumbuhan Tidak Maksimal
Hormon pertumbuhan bekerja maksimal saat si Kecil dalam keadaan istirahat atau tertidur. Apabila jumlah jam tidur berkurang dan kualitas tidur tak baik, maka tak mengherankan apabila pertumbuhan dan perkembangan si Kecil berjalan tak maksimal.
Kecerdasan Menurun
Gangguan tidur pada anak berhubungan dengan menurunnya fungsi kognitif si Kecil, terutama dalam mengingat dan memperhatikan suatu hal. Oleh karena itu, si Kecil harus tidur cukup agar kecerdasannya optimal.
Memengaruhi Aktivitas Sehari-hari, Termasuk Saat di Sekolah
Berkurangnya jam tidur saat malam hari tentu akan membuat anak Anda merasakan ngantuk berlebih pada esok harinya. Akibatnya, selama menjalankan aktivitas maupun saat belajar di kelas anak Anda akan sulit berkonsentrasi. Apabila ini terjadi terus-menerus tentu memengaruhi prestasinya di sekolah.
Mengantuk sepanjang hari akan membuat si Kecil menjadi sulit bersosialisasi dengan teman sebayanya. Selain itu, juga bisa meningkatkan risiko jatuh saat melakukan aktivitas karena sudah sangat mengantuk.
Artikel lainnya: Sering Kurang Tidur, Ini Dampaknya pada Tumbuh Kembang Anak
Cenderung Mudah Marah
Insomnia pada anak menyebabkan anak lebih mudah marah, tersinggung, dan rewel. Berbeda dengan anak yang mendapatkan waktu tidur yang cukup, suasana hatinya akan relatif lebih stabil. Apabila si Kecil selalu berada di emosi negatif, risiko terjadinya depresi di kemudian hari akan meningkat.
Meningkatkan Masalah Berat Badan dan Risiko Terjadinya Diabetes
Insomnia pada anak selain menyebabkan gangguan pertumbuhan, juga meningkatkan risiko terjadinya berat badan berlebih (overweight) dan obesitas. Masalah berat badan yang tak ideal ini bisa menjadi faktor terjadinya diabetes mellitus kelak.
Selain itu, berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan, gangguan tidur seperti insomnia pada anak berkaitan erat dengan terjadinya resistensi insulin. Hal ini bisa menjadi pencetus terjadinya diabetes mellitus tipe 2.
Artikel lainnya: Tidur Berkualitas Sejak Dini Bikin Tubuh Ramping Saat Remaja
Atasi Insomnia Ibu Agar Anak Tak Tertular
Setelah mengetahui hal ini, sebagai seorang ibu, Anda bisa mulai untuk mencoba mengubah kebiasaan tidur Anda. Sebab kurang tidur, terutama pada anak-anak, dapat mengganggu kesehatan dan tumbuh kembangnya.
Berikut ini beberapa cara untuk membantu mengatasi insomnia pada ibu, yaitu:
Perhatikan Jadwal Tidur Setiap Harinya
Sebaiknya Anda membuat jadwal tidur, baik jam mulai tidur dan jam bangun. Pastikan Anda melakukannya secara rutin sekalipun saat sedang tak bekerja. Tujuannya agar terbentuk ritme tidur yang teratur.
Batasi Penggunaan Gadget, Laptop, dan Televisi
Apabila Anda sulit tidur, hindari aktivitas menggunakan gadget seperti handphone, bermain laptop, maupun menonton televisi sebelum tidur. Aktivitas ini bukan membantu Anda tertidur, melainkan sebaliknya membuat Anda sulit tidur.
Jadi, sebaiknya lakukanlah aktivitas yang bersifat menenangkan, misalnya membaca buku hingga mengantuk.
Ubah Pola Hidup
Salah satu cara yang terbaik untuk mengatasi masalah tidur adalah mengubah pola hidup. Bagi Anda yang gemar mengonsumsi kafein, alkohol maupun merokok, sebaiknya dibatasi atau bahkan dihindari karena bisa memberikan efek sulit tidur.
Selain itu, lakukan olahraga secara teratur. Olahraga tak hanya meningkatkan daya tahan tubuh, tapi juga membantu tubuh lebih rileks dan membantu Anda tidur lebih nyenyak.
Artikel lainnya: Si Kecil Sering Mengantuk, Awas Kena Gangguan Perkembangan Anak
Ciptakan Suasana Kamar yang Nyaman dan Tenang
Kamar yang bersih dan nyaman menjadi salah satu faktor pendukung tidur yang berkualitas. Pastikan Anda beristirahat di tempat yang nyaman, serta suhu yang sesuai (tidak terlalu panas maupun dingin).
Selain itu, perhatikan penerangan di kamar. Apabila Anda tak bisa tidur dengan kamar yang gelap, Anda bisa menggunakan lampu tidur yang berukuran lebih kecil.
Lakukan Relaksasi
Anda bisa melakukan relaksasi seperti latihan pernapasan, meditasi, maupun berdoa di kamar. Sembari melakukan relaksasi, Anda dapat memasang aromaterapi yang bersifat menenangkan dan bisa membantu Anda tidur lelap seperti aroma lavender.
Konsultasi pada Dokter
Apabila cara-cara di atas tidak membantu, sebaiknya jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan membantu mencari tahu penyebab dan melakukan terapi yang sesuai dengan insomnia Anda.
Hindari menggunakan obat tidur yang dijual bebas tanpa pengawasan dokter. Terlebih apabila Anda memiliki kondisi medis tertentu, misalnya tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, sebaiknya berhati-hati dalam mengonsumsi obat.
Ibu yang insomnia memang bisa menularkannya pada si Kecil. Oleh sebab itu, Anda harus mengatasi masalah gangguan tidur sedini mungkin, agar tidak memberikan dampak yang negatif tak hanya pada diri sendiri melainkan juga pada anak-anak.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar insomnia pada anak, jangan sungkan untuk bertanya pada dokter kami melalui Tanya Dokter!
[NWS]