Setiap orang tua sebaiknya meluangkan waktu untuk mengajari anak dalam memilih jajanan sehat. Apalagi bila anak sudah memasuki usia sekolah. Variasi jenis jajanan yang kini tersedia tentu menyebabkan anak tergoda untuk membeli jajan.
Masalahnya, anak-anak belum tahu cara memilih makanan yang baik dan tidak untuk dikonsumsi. Anak-anak cenderung memilih jajanan berdasarkan tampilan yang menarik dan kenikmatan rasanya.
Padahal, makanan yang demikian belum tentu sehat. Jika anak terus-menerus mengonsumsinya, bukan tidak mungkin kesehatannya akan terganggu di kemudian hari. Oleh karena itu, berikut ini kiat sederhana untuk mengajari anak membeli jajan:
1. Pilih Tempat yang Bersih dan Penjual yang Menjaga Kebersihan
Ajari anak membeli jajan di tempat yang bersih, jauh dari selokan, tempat sampah, dan kotoran, seperti asap, debu, dan lalat. Anda dapat menunjukkan pada anak contoh tempat tidak bersih yang harus dihindari.
Selain itu, Anda juga bisa mengajari si Kecil untuk melihat kebersihan penjualnya. Kebersihan penjual tentunya akan menjadi cerminan dari jajanan yang dijual. Misalnya, menggunakan sarung tangan plastik saat menyiapkan jajanan, atau mencuci tangan setelah menerima uang.
Artikel Lainnya: Ini 5 Kiat agar Anak Tak Ketagihan Jajanan di Sekolah
2. Jangan Memilih Makanan dengan Warna Mencolok
Cara memilih jajanan sehat untuk anak selanjutnya adalah menghindari membeli makanan dengan warna mencolok. Jadi, pastikan Anda mengajari si Kecil untuk tidak memilih makanan dengan warna terang, atau cenderung mencolok.
Pasalnya, banyak jajanan yang diberi pewarna buatan rhodamin atau zat pewarna yang digunakan untuk industri tekstil agar terlihat lebih menarik.
Meski pewarna buatan ada yang aman dan telah disetujui penggunaannya, bila dikonsumsi terlalu sering dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti perilaku maladaptif pada anak-anak, alergi sindrom iritasi usus, migrain, hingga kanker.
3. Pilih Makanan atau Minuman yang Tidak Memberikan Rasa Tajam
Beberapa jajanan yang dijual sering kali ditambahkan penyedap rasa berlebihan sehingga memberikan rasa yang gurih dan tajam. Contoh yang paling umum ditemukan adalah jajanan dengan micin, vetsin atau MSG (monosodium glutamate).
Micin tidak menimbulkan penurunan tingkat inteligensi seseorang seperti yang dipercayai banyak orang. Penyedap rasa ini juga tidak memiliki efek signifikan terhadap gangguan kesehatan. Kendati demikian, bukan berarti micin tidak berdampak negatif sama sekali.
Pada orang dengan hipersensitivitas terhadap MSG, micin atau vetsin bisa membuat keracunan atau kerap kali disebut sebagai Chinese restaurant syndrome, atau MSG symptom complex. Gejalanya berupa sakit kepala, mual dan muntah, nyeri dada, sesak napas, dan lain-lain.
Artikel Lainnya: Kebanyakan Makan Jajanan Bermicin, Apakah Berbahaya?
Selain micin, penambahan pemanis buatan pada minuman, misalnya sakarin juga banyak diberikan pada jajanan yang dijual.
Padahal, terlalu banyak penyedap rasa dan pemanis buatan bisa saja mengiritasi tenggorokan. Akibatnya muncul keluhan sakit tenggorokan. Jadi, pastikan Anda mengajari anak membeli jajan yang tidak memiliki rasa terlalu tajam.
4. Hindari Membeli Makanan yang Tidak Berbungkus
Makanan yang tidak memiliki bungkus atau tertutup rapat mudah sekali terkontaminasi debu, lalat, kuman atau virus. Begitu pula dengan makanan yang dibungkus dengan kertas bekas atau koran. Jadi, ajarilah anak untuk membeli jajanan yang sudah terbungkus rapi.
5. Tidak Mudah Tergiur dengan Harga yang Murah
Jajanan dengan harga murah menjadi alasan anak membeli jajan, apalagi jika uang saku yang diberikan terbatas. Padahal harga jajanan yang murah merupakan salah satu trik untuk menarik pembeli.
Harga jajanan yang murah dan diluar kewajaran patut dicurigai, mengingat kualitas bahan yang digunakan belum tentu baik. Bisa saja jajanan yang dijual menggunakan campuran bahan sintetis, daging yang tak segar, dan lain sebagainya.
Artikel Lainnya: Jajanan Kekinian versus Tradisional, Mana Lebih Aman?
6. Ajari Anak untuk Mengenali Makanan Basi
Ada beberapa pedagang nakal yang menjual makanan sisa, yang mungkin sudah basi. Makanan basi sendiri adalah makanan yang sudah terkontaminasi, khususnya oleh bakteri, sehingga menjadi ‘busuk’.
Apabila anak membeli jajanan basi, maka bakteri yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan. Gejalanya dapat berupa perut kembung, mual dan muntah, dan diare.
Ajari anak untuk dapat membedakan makanan basi dari rasa dan bau yang aneh atau berubah, berlendir, berubah warna, atau berjamur.
Selain mengajarkan anak untuk membeli jajanan yang tidak menunjukkan tanda-tanda berjamur ataupun basi, Anda juga dapat mengajarkan anak cara membaca tanggal kedaluwarsa pada kemasan makanan.
Demikian cara memilih jajanan sehat untuk anak. Selain kiat di atas, sebaiknya Anda juga memberikan anak bekal setiap hari. Pastikan bekal tersebut memiliki menu bervariasi, berbentuk unik, dan menarik setiap harinya. Jika perlu, ajak anak untuk menyiapkan bekalnya sendiri.
Meskipun tidak mudah, ajari anak untuk membeli jajanan yang tepat. Gunakanlah kosakata yang mudah dimengerti oleh anak. Jika perlu, berikan contoh secara langsung dengan mempraktikkan di hadapannya.
[WA]