Kesehatan Anak

Untuk Anak, Lebih Baik Cokelat Susu, Putih, atau Hitam?

dr. Sepriani Timurtini, 27 Sep 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ingin coba berikan camilan cokelat untuk anak, tapi bingung sebaiknya berikan cokelat putih, hitam, atau susu? Yuk, simak penjelasan berikut.

Untuk Anak, Lebih Baik Cokelat Susu, Putih, atau Hitam?

Mata anak-anak mungkin akan berbinar saat orang tuanya membawa camilan cokelat. 

Ya, memberikan cokelat untuk anak rasanya sudah menjadi kebiasaan ketika usia si Kecil telah lewat dua tahun, apalagi jika ia tengah merengek.

Ada beberapa jenis cokelat yang populer di Indonesia. Mulai dari cokelat hitam, cokelat susu, dan cokelat putih yang kadang diberikan campuran atau variasi perasa. 

Nah, dari kesemuanya, cokelat mana yang terbaik untuk anak? Mari baca pembahasan di bawah ini sebelum memberikan cokelat untuk anak.

Kandungan Cokelat Hitam, Susu, dan Putih

Ada beberapa jenis cokelat yang beredar di pasaran. Berikut adalah beberapa di antaranya serta kandungannya:

1. Cokelat Hitam

Cokelat hitam atau dark chocolate mengandung lebih banyak cairan kakao, mentega kakao, dan sedikit gula. Kadang ditambahkan pula lesitin sebagai pengemulsi dan vanila untuk perasa.

Cokelat hitam tidak mengandung padatan susu. Jumlah kakao dalam cokelat hitam berkisar 30-80 persen. Rasanya cenderung ke pahit.

2. Cokelat Susu 

Ini merupakan jenis cokelat yang paling populer. Cokelat susu atau milk chocolate mengandung 10-40 persen kakao, yang dicampur dengan gula dan susu.

Karena gula yang ditambahkan lebih banyak, cokelat susu memiliki rasa yang lebih manis dan creamy ketimbang cokelat hitam. Teksturnya pun jauh lebih lembut dan lembek.

Artikel Lainnya: Cokelat Hitam (Dark Chocolate) Kurangi Rasa Cemas

3. Cokelat Putih

Berbeda dengan dua cokelat di atas, jenis cokelat yang satu ini tidak mengandung cairan kakao atau produk kakao lainnya selain mentega kakao. Rasanya pun mirip vanilla. 

Cokelat putih atau white chocolate mengandung minimal 20 persen mentega kakao, maksimal 55 persen gula, dan sekitar 15 persen padatan susu.

Tips Memberikan Cokelat untuk Anak

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), orang tua tidak boleh memberikan cokelat kepada anak yang masih berusia di bawah 2 tahun. 

Namun, meskipun anak berusia lebih dari 2 tahun, orang tua tetap perlu bijak dalam memberikan cokelat untuk anak. Jangan sampai orang tua memberikannya dalam jumlah berlebih kepada si Kecil.  Orang tua cukup memberikan dalam jumlah kecil. Munculnya alergi usai konsumsi cokelat juga bisa terjadi, ditambah lagi makanan ini mengandung kafein. Jadi, sebaiknya memang tidak dikonsumsi anak dalam jumlah banyak.

Artikel Lainnya: Alasan Bayi di Bawah Satu Tahun Tak Boleh Makan Cokelat

Lalu, bagaimana dengan opsi terbaik dari ragam cokelat di atas? Adakah salah satunya yang dapat mendukung kesehatan tubuh si Kecil?

Sebenarnya tidak ada panduan khusus mana cokelat yang boleh dimakan atau tidak buat anak. Tapi kalau dari jenisnya, paling baik sebenarnya adalah cokelat hitam. 

Sebab, cokelat hitam kandungan gulanya lebih sedikit dan antioksidan flavonoidnya lebih tinggi. Namun untuk anak-anak, kadang cokelat ini tidak disukai karena agak pahit.

Bila anak tidak suka cokelat hitam, bisa dipilih cokelat susu. Selain masih ada kakaonya, ada juga campuran susu sehingga lebih tinggi kalsium. Sayangnya, cokelat susu punya kadar gula yang cukup tinggi. Jadi, jangan terlalu berlebihan saat memberikannya. 

Agar anak tetap sehat meski mengonsumsi cokelat, berikut ini beberapa tips yang dapat diterapkan orang tua:

  • Untuk awal, berikan cokelat dalam jumlah sedikit guna melihat ada/tidaknya reaksi alergi.
  • Kalau memang tidak ada reaksi alergi, berikan cokelat jarang-jarang. Misalnya, satu kali dalam seminggu. Hindari memberikan cokelat sebagai camilan rutin.
  • Imbangi dengan pemberian buah dan biskuit sebagai kudapan untuk buah hati.
  • Berikan makanan berat terlebih dahulu, baru makanan lain seperti cokelat. Tujuannya supaya anak mendapatkan makanan yang bergizi seimbang dan kenyang, sehingga ketika mengonsumsi camilan tidak berlebihan.
  • Setelah mengonsumsi makanan manis, jangan lupa sikat gigi. Makanan manis dapat membentuk plak yang lama-kelamaan bisa merusak gigi.

Kini, Mama dan Papa sudah tahu harus kasih jenis cokelat apa untuk anak dan bagaimana caranya agar kondisi tubuh buah hati tak terganggu. 

Ingat, jangan menjadikan makan cokelat sebagai kebiasaan rutin, ya. Berikan sesekali saja sebagai selingan.

Bila masih ada pertanyaan seputar makanan dan kondisi kesehatan anak, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter via fitur Tanya Dokter. Mari #JagaSehatmu dan keluarga selalu!

[RS]

cokelat