Tips Parenting

Kesalahan Orangtua saat Berbicara dengan Guru Anak

Ayu Maharani, 27 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sebagian orangtua berbicara dengan guru anak agar bisa timbul kerja sama yang baik. Tapi, hal yang sering terjadi justru sebaliknya. Apa yang salah, ya?

Kesalahan Orangtua saat Berbicara dengan Guru Anak

Berbicara dengan guru anak dan menjalin hubungan baik dengan mereka adalah hal yang susah-susah gampang.

Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, kebanyakan komunikasi dilakukan secara virtual dan rentan mengundang salah paham.

Karena malas ribet atau takut menciptakan kesalahpahaman, tak sedikit orangtua yang akhirnya melepaskan kewajiban tersebut. Apakah Anda salah satu yang demikian?

Jika ya, sebaiknya segera perbaiki pemikiran tersebut. Pasalnya, bagaimana pun juga, berbicara dengan guru anak adalah hal penting yang semestinya dilakukan setiap orangtua.

1 dari 2

Kenapa Berkomunikasi dengan Guru Anak Itu Penting?

“Penting, terlebih selama pandemi seperti sekarang. Komunikasi orangtua dan guru menjadi aspek penting pengawasan serta pendampingan bagi anak selama pendidikan jarak jauh (PJJ),” kata Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog.

“Banyak keterbatasan guru untuk bisa mengajar dan mendampingi murid-muridnya. Hubungan baik antara kedua belah pihak ini terbukti punya manfaat positif bagi performa akademis anak dan kesejahteraan psikologis guru,” sambungnya.

Tidak hanya karena hal tersebut, komunikasi dan hubungan yang baik dengan orangtua murid juga membuat guru lebih tepat memahami karakter dan kebutuhan anak didiknya.

“Orangtua dan guru dapat bekerja sama menerapkan pengarahan yang sejalan dan konsisten. Ingat, guru merupakan orangtua anak selama belajar di sekolah,” imbuh Gracia.

Artikel Lainnya: Kenapa Anak Lebih Nyaman Diajari Orang Lain daripada Orang Tuanya?

2 dari 2

Cara Bijak Berkomunikasi dengan Guru Anak, Hindari Hal Ini

Meski menjalin komunikasi yang baik sangat diperlukan. Namun, tetap harus ada batasan dalam hubungan profesional, serta peran antara orangtua dan guru.

“Tanggung jawab penuh anak tetap ada pada orangtuanya. Namun, terkadang, ada juga orangtua yang seakan-akan ‘lepas tangan’ ketika anak di sekolah atau berurusan dengan sekolah. Hal ini tentu menyulitkan dan menghambat anak untuk berkembang,” tutur Gracia.

Adapun kesalahan berkomunikasi yang sering dilakukan oleh orangtua murid terhadap guru sekolah: 

1. Menggampangkan Profesi seorang Guru

Biasanya, cara berbicara ini dilakukan oleh orangtua murid yang bekerja. Karena sering tak menghadiri meeting virtual atau jarang memberi tanggapan ketika ditanya, Anda jadi merasa disudutkan dan merasa paling sibuk.

Bukannya introspeksi diri dan membagi waktu dengan lebih baik, Anda justru meremehkan profesi guru yang hanya bekerja sampai siang. Padahal, ada banyak hal yang dikorbankan oleh seorang guru, lho.

Guru bahkan memprioritaskan anak didiknya ketimbang buah hatinya sendiri. Cuti pun kadang lebih sulit dilakukan, kecuali hari raya.

2. Terlalu Akrab          

Merasa sang guru baik dan asyik? Hal itu sah-sah saja. Namun, pastikan hal tersebut tidak sampai melanggar batas.

Misalnya, Anda mengajak bicara panjang lebar di luar topik permasalahan sekolah dan anak, atau memanggilnya namanya secara langsung.

Mungkin kondisinya akan berbeda jika sedari dulu (sejak muda) sudah berteman dekat dengan orang yang menjadi guru.

Jika baru kenal sekarang-sekarang ini, sebaiknya atur lagi tingkat keramah-tamahan Anda; tidak perlu berlebihan.

Artikel Lainnya: Peran Orang Tua di 100 Hari Pertama Sekolah Anak

3. Hanya Mau Mendengar Sudut Pandang Anak Sendiri

Anak memang prioritas. Tapi, ketika anak terlibat permasalahan, Anda tidak boleh menutup mata, telinga, dan hati.

Dengarkan dulu penjelasan guru dan pihak lain yang terlibat. Barulah setelah itu, Anda menanggapinya dengan kepala dingin dan logika yang benar.

Hindari langsung membela anak dan mengesampingkan pendapat pendidik, apalagi sampai memaki-maki.

4. Terlalu Intens

Kesalahan yang satu ini berbeda dengan terlalu akrab. Meski sopan, tapi ada beberapa orangtua yang terlalu sering menghubungi guru dan mengajukan pertanyaan bertubi-tubi.

Lebih baik hindari hal tersebut. Coba pilih-pilih lagi hal yang ingin disampaikan kepada guru.

Jika Anda punya banyak pertanyaan yang sudah pernah dijawab atau intinya serupa, lebih baik jangan ditanyakan lebih lanjut.

Artikel Lainnya: Alasan Tepat untuk Memindahkan Sekolah Anak Menurut Psikolog

5. Terlalu Cuek dan Tak Peduli

Kesalahan yang terakhir merupakan kebalikan dari poin sebelumnya. Cara berkomunikasi yang terlalu singkat atau kadang tak menjawab pertanyaan juga menyusahkan pihak sekolah.

Tak hanya guru, anak yang memiliki urusan langsung di dalamnya juga merasa tidak diperhatikan.

Misalnya; guru sudah mengingatkan ayah atau ibu untuk membawa suatu barang untuk keperluan anak, tapi tidak dilakukan karena dianggap tak penting.

Anda pun sering tidak merespons chat atau telepon dari sekolah. Percayalah, hal-hal seperti itu justru akan merugikan buah hati Anda sendiri.

Hal-hal di atas bukanlah cara bijak berkomunikasi dengan guru anak dan sebaiknya tidak dilakukan lagi.

Bila masih kesulitan memilah hal tersebut, lebih baik konsultasikan lebih lanjut kepada ahlinya melalui layanan LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

pola asuh
Anak
kesehatan mental