Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K. Lukito, Senin (28/6/2021) sudah memperbolehkan uji klinis Ivermectin dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan.
Pelaksanaan uji klinis untuk obat COVID-19 tersebut nantinya dilakukan dengan protokol yang disetujui BPOM.
Karena kabar Ivermectin yang dianggap dapat menyembuhkan covid telah banyak beredar, hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat yaitu konsumsi yang berlebih.
Untuk itu, selama uji klinis dilakukan, Penny mengimbau untuk berhati-hati mengonsumsi Ivermectin dan tidak membelinya sembarangan di platform belanja online. Sebab, obat tersebut tergolong keras dan harus dengan resep dokter.
Artikel Lainnya: Medfact: Benarkah Ivermectin Jadi Obat COVID-19?
Alasan Ivermectin Tidak Boleh Dikonsumsi Sembarangan
BPOM menerangkan, Ivermectin terdaftar sebagai obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi cacing (Onchocerciasis dan Strongyloidiasis).
Dosis Ivermectin umumnya 150-200 mcg/kg berat badan. Pemakaiannya satu tahun sekali.
Menilik laporan Medical News Today, Ivermectin bekerja dengan melumpuhkan dan menghentikan parasit dewasa agar tidak membuat larva untuk sementara waktu di dalam tubuh.
Meski bermanfaat, risiko efek samping Ivermectin tetap harus Anda waspadai. Berikut rinciannya:
1. Gangguan Pencernaan
Ivermectin dapat membuat pencernaan terganggu. Akibatnya, Anda bisa mengalami kesulitan mengontrol frekuensi buang air kecil maupun besar.
Pada beberapa kasus, efek samping Ivermectin bahkan dapat menyebabkan diare.
2. Rasa Kantuk
Ketika dikonsumsi, Ivermectin dapat menyebabkan kantuk. Rasa kantuk tersebut muncul dikarenakan obat ini membuat Anda merasa lelah. Kehilangan energi juga dapat terjadi akibat banyak cairan yang hilang.
3. Nyeri Otot atau Sendi
Ivermectin juga dapat menyebabkan otot dan sendi Anda merasakan nyeri. Nyeri sendi dapat terjadi di area pergelangan tangan maupun kaki.
Bahkan, pada beberapa kasus, nyeri bisa disertai bengkak.
Artikel Lainnya: Hati-hati, Pasien COVID-19 Bisa Pendarahan Akibat Obat Antikoagulan
4. Ruam Kulit
Efek samping Ivermectin lainnya yaitu menyebabkan ruam kulit parah. Ruam tersebut bahkan dapat menyebabkan kulit berwarna kemerahan, melepuh, dan mengelupas.
5. Demam dan Pusing
Pembengkakan dan nyeri pada area kelenjar getah bening membuat orang yang terserang efek samping Ivermectin mengalami demam dan pusing.
Pada beberapa orang, demam dan pusing juga menyebabkan sulit berjalan hingga kebingungan.
6. Kerusakan Hati
Bahaya Ivermectin juga dapat mengganggu kinerja hati. Akibatnya, sejumlah gejala bisa muncul.
Beberapa contohnya seperti sakit perut sebelah kanan, urine berwarna gelap, kehilangan selera makan, mual muntah, hingga kulit dan selaput putih mata menguning.
7. Sindrom Stevens-Johnson
Dalam kasus yang langka, Ivermectin dapat menyebabkan penyakit bernama sindrom Stevens-Johnson. Kondisi ini merupakan kelainan kulit dan selaput lendir yang serius.
Melihat sederet efek samping Ivermectin yang merugikan, BPOM menegaskan pentingnya penggunaan Ivermectin berdasarkan resep dokter. Hal ini dibenarkan pula oleh dr. Reza Fahlevi.
“Ivermectin merupakan obat-obatan antimikroba yang harus diresepkan oleh dokter karena indikasinya. Frekuensi berapa lama diberikan itu semua ada ketentuannya. Jadi, tidak bisa sembarangan diberikan,” jelas dr. Reza.
“Belum lagi ada kondisi-kondisi yang harus diperhatikan pada pasien. Misalnya, ada riwayat alergi dan komorbid tertentu yang menyebabkan dosis penggunaan obat harus disesuaikan, atau mungkin kontraindikasi (kondisi yang sebabkan pasien tidak boleh diberikan obat),” lanjutnya.
Artikel Lainnya: Perbedaan Sariawan Biasa dengan Gejala COVID-19
Deretan efek samping Ivermectin dapat bersifat ringan, serta bisa hilang dalam hitungan hari dan pekan. Namun, hal ini tetap bergantung pada kondisi masing-masing orang.
Selain itu, waspadai pula efek samping serius berupa sesak napas hingga kejang.
Jika Anda mengalami efek samping akibat konsumsi Ivermectin dan tak kunjung membaik, segera hubungi dokter atau tenaga medis terdekat untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.
Bila ingin tanya lebih lanjut seputar Ivermectin, konsultasi ke dokter via LiveChat. Dapatkan fakta medis lainnya hanya di Klikdokter.
(FR/AYU)