Vaksin COVID-19 masih dianggap sebagai solusi terbaik untuk mengurangi gejala infeksi virus corona. Vaksinasi diharapkan sebagai solusi jangka panjang guna menyudahi penyebaran coronavirus.
Nah, di awal pemberitahuan soal vaksin COVID, para penyintas infeksi virus corona tidak disarankan menerima vaksinasi. Mereka dianggap memiliki antibodi yang dapat melindungi tubuh dari infeksi ulang virus SARS-CoV-2.
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya hasil pemantauan, terdapat perubahan kebijakan penerima vaksin. Salah satunya adalah anjuran bahwa penyintas COVID tetap perlu divaksin.
Kenapa Penyintas COVID-19 Tetap Perlu Divaksin?
Orang yang pernah menderita COVID-19 memang memiliki antibodi. Jadi, ia tidak mudah terinfeksi virus yang sama setelahnya.
Sayangnya, antibodi tersebut tidak bertahan lama. Umumnya kekebalan alami terjadi hanya beberapa bulan, yakni 3-8 bulan.
Artikel lainnya: Bolehkah Terima Vaksin COVID-19 saat Haid? Ini Kata Dokter
Perlu diketahui, sistem kekebalan tubuh manusia terdiri dari dua jenis, yaitu sistem imun non-spesifik dan spesifik. Nah, jenis sistem imun yang terbentuk ketika diserang mikroorganisme tertentu, seperti coronavirus adalah sistem imun spesifik.
Ketika tubuh pernah berinteraksi dengan SARS-CoV-2, sistem imun spesifik akan mengingatnya. Saat virus tersebut kembali menyerang tubuh di masa depan, maka dengan mudah sistem imun dapat mengenali dan segera menghancurkannya.
Sayangnya, ingatan dari sel tersebut hanya bertahan beberapa bulan saja. Setelah tiga bulan berlalu, jumlah antibodi akan berangsur menurun dan kemampuan sel memori makin berkurang.
Hal ini menyebabkan para penyintas COVID-19 tetap memiliki risiko terinfeksi kembali. Bahkan, dengan gejala yang lebih berat dari sebelumnya.
Agar kasus infeksi ulang tidak terjadi, orang yang pernah positif COVID tetap perlu divaksin. Dengan vaksinasi, gejala infeksi ulang pun bisa jadi lebih ringan.
Artikel lainnya: Amankah Vaksinasi COVID-19 Saat Berpuasa?
Syarat Vaksin untuk Penyintas COVID-19
Vaksin COVID untuk orang yang pernah positif terinfeksi virus corona memang diperlukan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum penyintas menerima vaksin.
Jika tidak memenuhi syarat tertentu, penyintas COVID-19 tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi. Ini dia sejumlah syarat vaksin untuk orang yang pernah terinfeksi coronavirus:
- Boleh Divaksinasi dalam Kurun 3 Bulan Setelah Terinfeksi
Yang pertama adalah penyintas COVID-19 boleh menerima vaksin setelah 3 bulan terinfeksi. Hal ini didasari oleh sejumlah penelitian yang menyebutkan bahwa 3 bulan pertama usai terkena COVID-19, tubuh penyintas masih memiliki antibodi yang cukup tinggi untuk mencegah terjadinya infeksi ulang.
- Penderita Diabetes Tanpa Komplikasi
Selanjutnya, jika penyintas COVID juga menderita diabetes melitus, pastikan bahwa penyakit metabolik yang diidap belum menyebabkan komplikasi.
Jika ada, maka disarankan untuk mengatasi terlebih dahulu komplikasi sebelum melakukan imunisasi COVID-19.
- Tekanan Darah Penderita Hipertensi di bawah 180/110 MmHg
Penyintas COVID pengidap hipertensi boleh divaksin. Dengan syarat, tekanan darahnya tidak melebihi 180/110 MmHg.
- Bumil dan Busui dengan Kondisi Stabil
Ibu hamil atau menyusui yang pernah terinfeksi COVID-19 dibolehkan melakukan vaksinasi COVID-19 selama memiliki kondisi yang stabil. Mereka juga tidak demam dan punya tekanan darah normal.
Artikel lainnya: Anak dengan Kondisi Ini Tidak Boleh Divaksin COVID-19
Pada dasarnya, hampir semua kondisi dibolehkan untuk melakukan vaksin COVID-19. Kecuali, penyintas memiliki berbagai penyakit yang berkaitan dengan sistem imun.
Seperti orang umumnya, penyintas virus corona mendapatkan tiga dosis dosis vaksin. Jarak pemberian tiap dosis vaksin cukup bervariasi. Hal ini tergantung dengan jenis vaksin yang digunakan, ada yang 14 hari, 21 hari, hingga 28 hari.
Karenanya, penting mendapatkan informasi soal jenis vaksin yang kamu peroleh.
Perlu diingat bahwa vaksin COVID-19 tidak menjamin 100 persen penyintas terbebas dari infeksi ulang. Namun, setidaknya perlindungan dari vaksin bisa meringankan gejala infeksi selanjutnya. Karenanya, penyintas COVID tetap perlu divaksin.
Meski bisa melindungi dan mengurangi tingkat keparahan infeksi, vaksin tak bisa jadi penjamin mutlak kamu bebas virus corona. Maka dari itu, #JagaSehatmu dengan tetap disiplin terapkan protokol kesehatan 5M.
Kombinasi penerapan prokes dan perlindungan vaksinasi diharapkan bisa mempercepat berakhirnya pandemi COVID-19.
Punya pertanyaan lain seputar vaksinasi COVID-19? Konsultasikan langsung lewat fitur tanya dokter online di aplikasi KlikDokter, ya!
(ADT/JKT)