Terus bertambahnya angka penularan virus corona tentu saja membuat warga khawatir tertular. Pada sebagian besar orang, infeksi hanya memicu gejala ringan. Namun, pada beberapa kondisi, dampak infeksi coronavirus strain baru, SARS-CoV-2, bisa fatal.
Tidak pandang bulu, virus corona baru penyebab COVID-19 bisa menyerang siapa saja, dari bayi, anak-anak, dewasa, hingga lansia.
Tak hanya itu, lansia dan orang-orang yang punya kondisi kesehatan tertentu, komplikasi virus corona bisa mengancam nyawa.
Kondisi Kesehatan yang Bisa Memperparah Infeksi Virus Corona
Faktanya, banyak pasien yang bisa sembuh dari COVID-19. Namun, Anda juga perlu bahwa ada beberapa kondisi yang dapat memperlambat kesembuhan, bahkan memperburuk infeksi. Beberapa kondisi yang dimaksud antara lain.
1. Sakit Ginjal
Ginjal adalah organ yang berfungsi membersihkan aliran darah dengan bekerja sebagai filter untuk mengeluarkan air dan produksi limbah dari tubuh. Pada pasien penyakit ginjal, organ tersebut tak mampu bekerja secara semestinya.
Umumnya, penyakit ginjal akan memengaruhi kedua ginjal dan organ tubuh lainnya. Menurut dr. Inez Soraya kepada KlikDokter, ketika pasien positif COVID-19 punya riwayat sakit ginjal, itu bisa memperburuk kondisi.
Pasalnya, virus yang menempel di ginjal bisa membuat kerja filter semakin rusak dan akhirnya mematikan seluruh fungsi organ tersebut.
2. Diabetes
Diabetes adalah penyakit metabolik yang terjadi akibat peningkatan kadar glukosa atau gula darah. Gula darah sangat vital bagi kesehatan, karena merupakan sumber energi yang penting bagi sel dan jaringan.
“Orang yang sebelumnya sudah punya diabetes dan terinfeksi virus corona, maka sistem imunnya juga jadi semakin menurun. Karena, sebelum positif coronavirus saja imun tubuhnya juga sudah menurun. Ditambah dengan infeksi COVID-19, hilanglah itu sistem imun tubuhnya,” ujar dr. Inez.
Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya
3. Penyakit Jantung
Sistem kardiovaskular dalam tubuh akan terinfeksi oleh virus dan membuat daya tahan jantung jadi semakin melemah. Inilah yang nantinya bisa menyebabkan kematian, karena jantung tidak lagi bisa bekerja dengan benar.
Pneumonia, yang banyak terjadi pada penyakit COVID-19, membuat paru-paru makin sulit melakukan oksigenasi darah.
Ini membuat kerja jantung lebih berat. Selain itu, inflamasi akibat infeksi dapat merusak lapisan pembuluh darah di mana jantung memompa darah.
Pada bulan Februari lalu, American College of Cardiology mengingatkan pasien penyakit jantung tentang potensi peningkatan risiko COVID-19 yang mencakup tindakan pencegahan tambahan.
Rekomendasinya adalah, orang-orang dengan penyakit jantung harus tetap up to date dengan vaksinasi, termasuk untuk pneumonia, dan mendapatkan vaksin flu untuk mencegah sumber demam lainnya.
4. Hipertensi
Seseorang dengan masalah jantung atau hipertensi (tekanan darah tinggi) akan menurunkan sistem daya tahan tubuh seseorang, sehingga virus COVID-19 bisa jadi lebih mematikan.
Ketika penderita hipertensi dinyatakan positif coronavirus, maka penanganan secara intensif pun harus segera dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Kanker
“Siapa pun penderita kanker yang memiliki COVID-19 memang harus lebih berhati-hati dan wajib mengikuti semua prosedur yang ada. Sistem imun penderita kanker akan lebih cepat menurun, dan akan semakin menurun ketika ada virus lainnya yang ‘hinggap’ dalam tubuh pasien, ” dr. Inez menjelaskan.
Untuk itu, penderita kanker yang dinyatakan positif corona harus meminum vitamin dan obat yang diberikan oleh dokter secara rutin.
6. Penyakit Paru-Paru
Mereka yang memiliki riwayat penyakit paru juga akan semakin memburuk ketika dinyatakan positif kena virus corona. Seperti yang Anda tahu, virus tersebut menyerang sistem pernapasan, termasuk paru-paru.
Orang-orang yang mesti waspada yang punya gangguan pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, emfisema, atau bronkitis.
Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!
7. Ibu Hamil
Studi kasus yang dilakukan terhadap pasien hamil yang terinfeksi SARS di tahun 2004 menunjukkan bahwa infeksi coronavirus—dalam hal ini SARS—saat hamil dapat menyebabkan keguguran pada kehamilan trimester pertama.
Bila terjadi pada trimester kedua atau ketiga, virus corona dapat menyebabkan kematian janin dan ancaman kelahiran prematur.
Hal serupa juga dialami oleh ibu hamil yang terinfeksi MERS pada tahun 2014. Sebuah penelitian memperlihatkan bahwa infeksi MERS pada kehamilan dapat menimbulkan janin gagal tumbuh (intrauterine growth restriction/IUGR) bahkan kematian janin.
Dari situ, dr. Sepriani Timurtini Limbong mengatakan kepada KlikDokter bahwa belum jelas bagaimana mekanisme infeksi virus corona dapat menimbulkan komplikasi tersebut.
“Akan tetapi, kemungkinannya adalah gangguan pernapasan pada ibu hamil yang terinfeksi coronavirus dapat menurunkan pasokan oksigen pada janin. Dalam kondisi tersebut, akibat fatal seperti kematian janin, dapat terjadi,” ungkapnya.
8. Depresi dan Kecemasan
COVID-19 dikatakan juga memiliki dampak serius pada orang-orang dengan gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
“Ketakutan akan virus dan perubahan yang diakibatkannya bisa membuat tingkat kecemasan meningkat. Namun, pada orang-orang yang memiliki gangguan kecemasan, efeknya bisa lebih buruk,” kata Gail Saltz, MD, lektor kepala klinis di New York Presbyterian Hospital, Weill-Cornell Medical College, seperti dikutip di Health.
Orang-orang dengan gangguan kecemasan atau depresi yang harus isolasi diri dengan pasien COVID-19 mungkin akan merasa terbebani karena harus merawat pasien (caregiving), yang bisa membuat kesehatan mentalnya terdampak.
“Caregiving bisa bikin stres,” kata Dr. Saltz. “Dalam banyak kasus, itu merupakan tugas 24/7 dan bisa bikin kewalahan,” katanya lagi.
Ia juga menambahkan bahwa social distancing, karantina, dan kehilangan aktivitas harian yang sebelumnya terstruktur juga dapat memperparah gejala kecemasan maupun depresi akibat meningkatnya perasaan kesepian.
Untuk mencegahnya, Dr. Saltz menganjurkan untuk berolahraga selama 30 menit setiap hari dan mencoba teknik relaksasi seperti pernapasan dalam dan menerapkan konsep mindfulness (memberi perhatian penuh).
Adanya struktur harian juga penting, apalagi jika sedang isolasi mandiri, karantina, atau kerja dari rumah (work from home).
Misalnya dengan tetap bangun tidur pada waktu yang sama, mandi, berpakaian, membuat jadwal, dan tetap menjaga pola tidur. Bila kerja dari rumah, tetapkan atau atur tempat khusus untuk kerja.
Kondisi lain yang juga perlu diwaspadai termasuk gangguan pada limpa (misalnya penyakit sel sabit atau pernah menjalani prosedur pengangkatan limpa); imunitas tubuh lemah akibat kondisi seperti HIV dan AIDS, atau efek obat-obatan seperti steroid atau kemoterapi; atau kondisi obesitas (indeks massa tubuh di atas 40).
Artikel Lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona
Cara Melindungi Diri dari Virus Corona
Meski sebagian besar infeksi virus corona hanya menampakkan gejala ringan, bahkan bisa tak menunjukkan gejala apa pun, tetapi orang-orang dengan kondisi di atas harus benar-benar menjaga dirinya dari risiko penularan.
Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), langkah-langkah pencegahan dasar terhadap coronavirus adalah sebagai berikut ini.
- Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir atau dengan pembersih tangan berbahan alkohol.
- Jaga jarak sosial, paling tidak 1 meter antara Anda dan siapa pun yang batuk atau bersin. Ingat, penularan virus corona adalah lewat droplet.
- Jangan menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan yang sudah menyentuh permukaan dapat ditempeli virus.
Bila terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut, yang kemudian bisa masuk ke tubuh dan membuat Anda sakit.
- Terapkan etika batuk dan bersin yang benar. Tutup mulut dan hidung dengan siku bagian dalam atau tisu ketika batu atau bersin. Bila pakai tisu, buang tisu ke tempat sampah.
- Bila merasa tak enak badan, isolasi diri di rumah. Bila mengalami demam, batuk-batuk, dan kesulitan dalam bernapas, segera cari bantuan medis. Ikuti petunjuk dari otoritas kesehatan setempat.
- Tetap terinformasi dengan baik dan ikuti saran dari penyedia layanan kesehatan, atau otoritas kesehatan lokal dan nasional.
Salah satu caranya adalah mengikuti update perkembangan dan informasi seputar virus corona di KlikDokter.
KlikDokter bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana meluncurkan inovasi teknologi kesehatan layanan telemedicine cek virus corona online COVID-19, demi membantu pemerintah terkait penanganan penyakit tersebut.
Itu dia beberapa kondisi kesehatan yang bisa membuat infeksi virus corona berakibat pada komplikasi fatal. Tetap waspada dan lakukan langkah-langkah pencegahan, dan maksimalkan dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Jika ada pertanyaan seputar kesehatan bisa melalui fitur LiveChat aplikasi KlikDokter.
(RN/AYU)