Lagi, COVID-19 menginfeksi tokoh terkenal. Kali ini bukan selebritas, melainkan atlet alias pemain sepak bola kenamaan, yakni Neymar, Angel Di Maria, dan Leandro Paredes.
Meski atlet dianggap memiliki kondisi tubuh yang fit serta daya tahan tubuh yang baik, pada kenyataannya mereka juga dapat terinfeksi virus corona.
Para bintang lapangan hijau ini kemungkinan besar tertular COVID-19 saat berada di Ibiza, Spanyol, untuk berlibur.
Namun, tak seperti kebanyakan orang yang harus isolasi mandiri selama 14 hari, mereka bertiga yang merupakan orang tanpa gejala menjalani isolasi mandiri sepekan saja.
Atlet Pasti Jadi Orang Tanpa Gejala, Apa Benar Begitu?
Orang tanpa gejala (OTG) virus corona sebenarnya bukanlah barang baru. Bahkan, persentasenya bisa di atas 40 persen!
OTG ini biasanya berusia muda, tidak memiliki penyakit penyerta (seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi), serta memiliki daya tahan tubuh yang baik.
Tanpa pengobatan apapun, tetapi dengan konsumsi suplemen dan makan-makanan yang bergizi serta melakukan isolasi mandiri, virus tersebut akan hilang dengan sendirinya (setelah hasil tes PCR dua kali negatif).
Saat atlet kena corona, tidak bisa dipastikan apakah mereka semua berpotensi menjadi orang tanpa gejala akibat daya tahan tubuh mereka yang lebih baik.
Menurut penelitian dari Fudan University, Tiongkok, 3 hingga 72 jam pertama setelah melakukan olahraga intensitas tinggi, itulah momen riskan bagi seseorang untuk terinfeksi virus corona.
Olahraga intensitas tinggi dan virus corona juga sempat dibicarakan oleh dr. Michael Triangto, SpKO kepada Klikdokter.
Menurutnya, olahraga intensitas tinggi yang dilakukan para atlet malah tidak memberi efek positif untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
“Jika tujuannya adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dalam hal ini mencegah terinfeksi virus corona, olahraga yang dilakukan sebaiknya olahraga intensitas ringan ke sedang, bukan yang tinggi. Prinsipnya mirip kurva J,” jelasnya.
Ketika Anda membuat tanda centang dengan ibu jari dan telunjuk, bisa dilihat bahwa risiko terkena penyakit bagi orang yang jarang olahraga berada di ujung jempol.
Sedangkan, risiko terkena penyakit bagi orang yang rutin olahraga intensitas ringan ke sedang berada di celah jempol dan telunjuk. Lebih rendah, bukan?
Nah, apabila seseorang sering melakukan olahraga intensitas tinggi, risiko untuk terkena penyakit justru setinggi telunjuk!
Karena itulah, tidak bisa dipastikan bahwa semua atlet yang terinfeksi virus corona tak bakal mengalami gejala atau komplikasi yang parah.
Sebagian memang menjadi orang tanpa gejala, tetapi kita tidak bisa memukul rata karena adanya teori tersebut dan perbedaan masing-masing kondisi tubuh para atlet di luar sana.
Artikel Lainnya: Mau Olahraga Outdoor Saat Pandemi Virus Corona, Ikuti 4 Langkah Ini!
Terinfeksi Virus Corona, Fungsi Organ Paru Para Atlet Menurun?
Sementara itu, National Health Service (NHS), Inggris, sempat melaporkan bahwa 30 persen paru-paru pasien yang sembuh dari COVID-19 mengalami kerusakan permanen.
Nah, apakah hal tersebut juga akan memengaruhi kondisi fungsi para atlet atau pemain sepak bola yang kena virus corona?
Atlet sendiri membutuhkan kinerja paru yang baik supaya dapat menghasilkan napas panjang dan kuat. Lalu, bagaimana nasib mereka jika nanti sudah sembuh? Menanggapi hal tersebut, begini penjelasan dr. M. Dejandra Rasnaya.
Menurutnya, benar memang ada pasien yang bisa mengalami kerusakan paru permanen usai sembuh dari COVID-19.
“Namun, jika konteksnya adalah pemain bola, kita masih belum mendapatkan laporannya. Musim sepak bola baru juga belum berlangsung. Hingga saat ini belum ada informasi terkait penurunan fungsi paru atlet sampai memengaruhi performa mereka. Jadi, belum bisa dipastikan,” tuturnya.
Artikel Lainnya: Memakai Masker saat Olahraga Sebabkan Kematian? Ini Faktanya!
Sepak Bola di Tengah Corona, Apa yang Harus Dilakukan Setelah Sembuh?
Apabila pemain sepak bola terinfeksi virus corona dengan tanpa gejala dan waktu yang relatif singkat, dr. Dejandra mengatakan mereka bisa langsung kembali latihan seperti biasa.
Hal yang terpenting utamakan pencegahan, terutama minum suplemen dan pola hidup bersih.
“Tapi, jika atlet tersebut terinfeksi virus corona dalam waktu yang cukup lama, misalkan berminggu-minggu, mereka umumnya disarankan untuk melakukan rehabilitasi dan latihan yang ringan terlebih dahulu,” kata dr. Dejandra.
“Jika benar-benar sudah kuat, baru bisa kembali ke porsi latihan yang biasa. Intinya, bertahap,” dr. Dejandra menambahkan.
Bila masih ada pertanyaan seputar COVID-19 atau keluhan kesehatan lainnya, konsultasikan hal tersebut pada dokter kami lewat fitur LiveChat 24 Jam di aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)