Berbagai penemuan ilmiah giat dilakukan terkait virus corona. Salah satunya yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Indonesia. Mereka telah mengembangkan alat bantu deteksi pneumonia yang disebabkan oleh virus corona.
Alat deteksi ini menggunakan program Artificial Intelligence (AI) sebagai acuan.
Peneliti berharap bisa segera membantu menekan persebaran penyakit pneumonia COVID-19.
Sekilas Mengenai Pneumonia dan Virus Corona
Sebelum dipaparkan seperti apa alat deteksi tersebut, Anda perlu tahu apa itu pneumonia dan efeknya saat diderita bersamaan dengan infeksi virus corona.
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang kerap disebut sebagai paru-paru basah.
Penderita pneumonia akan mengalami infeksi dan peradangan hebat pada kantong udara di salah satu ataupun kedua paru-parunya.
Infeksi ini juga bisa menyebabkan masuknya udara ke dalam paru, serta menyebabkan paru dipenuhi dengan cairan dan nanah.
Gejala pneumonia diawali dengan demam, batuk tidak berdahak, mual, dan diare.
Setelah infeksi menyebar, pneumonia akan menimbulkan rasa sesak dan nyeri di bagian dada. Penderita akan sulit untuk bernapas atau memiliki napas pendek.
Kondisi pneumonia sendiri akan semakin diperparah ketika seseorang juga positif virus corona. Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa mematikan coronavirus pada penderita pneumonia.
Kombinasi kedua penyakit ini pun bisa berakibat fatal bagi pasien. Itu sebabnya, dibutuhkan alat yang bisa mendeteksi dini pneumonia COVID-19.
Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa
Artificial Intelligence Bisa Deteksi Dini Pneumonia COVID-19
Nah, temuan alat deteksi dini tersebut dipaparkan dalam acara Webinar “Artificial Intelligence (AI) untuk Deteksi Pneumonia COVID-19” yang disiarkan secara langsung di YouTube, Jumat (17/7) siang.
Dokter Eric Daniel Tenda, SpPD, FINASIM, selaku Chief Investigator dari tim peneliti mengatakan alat ini memakai convolutional neural network.
Apakah itu? Convolutional neural network merupakan konsep untuk klasifikasi citra rontgen dada ke dalam tiga kategori, yakni pneumonia COVID-19, pneumonia Non-Covid-19, dan juga paru-paru normal.
“FKUI (Fakultas Kedokteran UI) telah menandatangani kerja sama penelitian Skoring Artificial Intelligence untuk Pneumonia pada Subjek Terduga dan Terkonfirmasi COVID-19 yang merupakan kegiatan penelitian kolaborasi antara FKUI, RSCM, dan RSUI bersama Delft Imaging Belanda,” ujar dr. Eric.
“The FIGHT COVID-19 STUDY merupakan penelitian klinis pertama di Indonesia tentang penggunaan Artificial Intelligence dalam pelayanan pasien COVID-19 di mana melibatkan para ahli dari FKUI-RSCM,” dr. Eric menambahkan.
Penelitian multidisiplin ini menggunakan sistem CAD4COVID (Computer-Aided Detection for COVID-19), yang dikembangkan oleh Delft Imaging System.
Sistem tersebut mendeteksi virus corona dengan teknologi AI melalui foto rontgen dada yang akan diaplikasikan di RSCM dan RSUI.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menangani pasien COVID-19 di Indonesia melalui penerapan skoring AI yang dapat digunakan sebagai alat penapisan.
Hingga kini, AI memang sudah tersedia melalui software. Itu artinya, apabila ada pihak yang memang membutuhkan alat ini, mereka bisa segera menghubungi pihak-pihak yang terkait.
Artikel Lainnya: Tak Hanya Paru, Virus Corona Bisa Rusak Jantung, Hati, dan Ginjal!
Belum Ada Vaksin Pneumonia COVID-19, Apa yang Harus Dilakukan
Meski bisa mendeteksi kondisi paru-paru yang terjangkit virus corona, obat untuk mengatasinya belum ditemukan.
Karena itu, ada beberapa hal yang wajib dilakukan agar kondisi tidak memburuk dan menimbulkan komplikasi virus corona yang fatal.
Menurut dr. Devia Irine Putri, cara tersebut di antaranya adalah:
- Anda diminta untuk minum air putih yang cukup agar tubuh tidak mengalami dehidrasi. Pastikan Anda minum minimal 8 gelas per hari atau lebih.
Jika tidak ada cairan yang bisa masuk ke dalam tubuh, biasanya tim medis akan memasang infus untuk mempertahankan hidrasi tubuh.
- Miliki waktu istirahat yang cukup dan hindari begadang di malam hari. Ini guna meningkatkan sistem imunitas dalam tubuh agar badan tidak semakin drop.
- Segera konsumsi obat penurun panas jika Anda merasa demam.
- Perhatikan gejala-gejala yang mungkin timbul seperti sesak napas atau nyeri pada bagian dada.
Selain itu, biasanya tim medis juga akan memberikan obat berupa antibiotik dan obat khusus lainnya yang hanya diresepkan oleh dokter.
Artikel lainnya: Benarkah Bawang Putih Mentah Bisa Membunuh Bakteri Pneumonia?
Jika Anda punya keluhan yang mirip dengan gejala pneumonia atau COVID-19, segera periksakan diri ke rumah sakit. Ingat, virus corona bukanlah aib, melainkan penyakit yang harus segera disembuhkan agar tidak berdampak buruk bagi penderitanya.
Segera cari tahu informasi tentang COVID-19 di aplikasi KlikDokter. Anda juga bisa mengecek gejala coronavirus secara online di sini.
(HNS/AYU)