Covid-19

Awas, Risiko COVID-19 Lebih Tinggi pada Orang Bertubuh Pendek

Ayu Maharani, 31 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sebuah studi melaporkan, risiko penularan COVID-19 lebih besar pada orang bertubuh pendek. Untuk tahu penyebabnya, cari tahu di sini!

Awas, Risiko COVID-19 Lebih Tinggi pada Orang Bertubuh Pendek

Bicara soal faktor yang meningkatkan keparahan infeksi COVID-19, mungkin yang terpikirkan adalah orang-orang dengan penyakit paru-paru, jantung, ginjal, dan lain sebagainya.

Hal itu memang tak salah. Tapi, pernahkah Anda mendengar bahwa risiko orang bertubuh pendek untuk terinfeksi COVID-19 lebih besar dibanding orang bertubuh tinggi?

 

1 dari 2

Alasan Orang Bertubuh Pendek Lebih Mudah Tertular COVID-19

Dilansir dari Diabetes UK, risiko penularan COVID-19 pada orang bertubuh pendek mungkin lebih besar karena melihat bagaimana proses droplet terjatuh.

Penelitian yang dilakukan oleh Singapore’s Agency of Science, Technology and Research dan dipublikasikan dalam jurnal Physics of Fluids itu mengamati bagaimana virus corona (SARS-CoV-2) menyebar di antara banyak orang ketika mereka bersin atau batuk.

Dengan menggunakan animasi model komputer, mereka dapat melihat dengan tepat sejauh mana droplet bergerak.

Selain itu, mereka juga menelaah bagaimana tetesan tersebut memengaruhi orang-orang dengan tinggi tubuh yang berbeda, yaitu 170 cm dan 159 cm.

Peneliti Singapura menemukan, partikel-partikel memang bertahan sebentar di udara sebelum akhirnya jatuh perlahan ke tanah.

Namun, ketika ada orang yang bertubuh tinggi bersin atau batuk, orang di sekitarnya yang punya tubuh lebih pendek akan langsung terkena droplet.

Artikel Lainnya: Waspada, Gen Ini Bisa Membuat Virus Corona Makin Berbahaya

Dengan adanya kondisi tersebut, mereka menyarankan anak-anak, remaja, wanita, atau siapa saja yang memiliki tinggi tubuh di bawah 5,2 kaki (159 cm) untuk menjaga jarak minimal 2 meter dari orang lain.

Ya, bukan 1 atau 1,5 meter, tetapi minimal 2 meter, terutama dari orang-orang yang bertubuh tinggi.

Tak hanya itu, menurut para peneliti Singapura, masker bedah lebih ampuh menangkal droplet ketimbang masker kain.

Individu yang tubuhnya cenderung pendek disarankan memakai masker medis agar tak terpapar droplet.

Mereka juga menambahkan, “Jika individu hanya menerapkan jarak sosial kurang dari 1 meter, maka kontaminasi dari pakaian atau tangan dapat menyebabkan penularan sekunder lewat sentuhan di wajah, mulut, atau hidung.”

“Karena itu, selain masker, physical distancing yang cukup jauh memang juga penting sekali.”

Tanpa angin, droplet 100 mikrometer dapat melakukan “perjalanan” sejauh 3 kaki atau 92 cm. Dengan bantuan kecepatan angin sekitar 6,7 mil per jam, droplet dapat bergerak sejauh 22 kaki atau 671 cm (6,7 meter).

Artikel Lainnya: Anda yang Punya Kondisi Kesehatan Ini Bisa Fatal Saat Kena COVID-19!

2 dari 2

Bukan Berarti Orang Bertubuh Tinggi Berisiko Tertular Lebih Rendah

Menanggapi hasil studi tadi, dr. Sepriani Timurtini Limbong mengatakan, “Risiko penularan COVID-19 pada orang bertubuh pendek memang bisa disebabkan oleh arena trajectory atau arah droplet yang ke bawah.”

“Seperti anak-anak atau orang dewasa yang tubuhnya lebih pendek, mereka memang lebih rentan kena droplet ketika orang lain di sekitarnya bersin atau batuk,” tambahnya.

Selain itu, kita juga bisa memerhatikan salah satu faktor yang membuat tubuh seseorang menjadi pendek. Di luar faktor keturunan, ada juga faktor stunting.

Stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis selama periode awal pertumbuhan dan membuat perkembangan anak jadi terhambat. Orang yang kekurangan gizi cenderung memiliki daya tahan tubuh yang kurang baik.

Jika daya tahan tubuh yang kurang baik dikombinasikan dengan tinggi badan yang juga kurang (mengakibatkan droplet mudah menjangkau), maka risiko infeksi COVID-19 pada orang bertubuh pendek akan semakin tinggi.

Kendati demikian, COVID-19 tak bisa dikatakan sebagai penyakitnya orang bertubuh pendek!

Artikel Lainnya: Selain Diare, Gejala Virus Corona yang Menyerang Pencernaan

Dokter Sepriani mengingatkan, studi di atas bukan ingin menunjukkan bahwa orang bertubuh tinggi punya risiko lebih kecil kena infeksi COVID-19.

“Orang yang lebih tinggi kalau ceroboh dan tak menaati protokol kesehatan, seperti tidak pakai masker dengan benar, jarang cuci tangan, tidak menjaga jarak, dan obesitas, tetap saja bisa kena infeksinya!” tegas dr. Sepriani.

Terlepas dari berapa pun tinggi tubuh Anda, physical distancing dan penggunaan masker sangat penting untuk mengontrol penularan infeksi COVID-19.

Khusus yang bertubuh mungil, akan lebih baik bila physical distancing dilakukan lebih jauh agar terhindar dari droplet yang jatuh.

Ingin tahu update penelitian terbaru seputar COVID-19? Download aplikasi Klikdokter dan gunakan layanan LiveChat 24 Jam untuk konsultasi ke dokter lebih cepat.

(FR/AYU)

virus corona