Alat tes COVID-19 adalah salah satu cara untuk mengendalikan penyebaran virus. Beberapa moda transportasi juga mensyaratkan penumpang menggunakan metode pengetasan tertentu sebelum bepergian.
Sayangnya, hal ini justru dimanfaatkan beberapa oknum untuk berlaku curang. Oknum tersebut menggunakan alat rapid test antigen daur ulang untuk memeriksa calon penumpang di bandara. Lantas, apa bahaya jika menggunakan alat rapid test bekas?
Artikel lainnya: Kasus Tembus Sejuta, Ini Cara Testing COVID-19 yang Disarankan
Bahaya Pakai Alat Rapid Test atau Swab Bekas
Preseden ini bermula dari temuan polisi soal penggunaan alat rapid test antigen bekas di Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (27/4). Alat tes COVID-19 bekas tersebut digunakan untuk memeriksa calon penumpang pesawat.
Polisi menduga alat rapid test antigen bekas itu dicuci atau dibersihkan setelah dipakai memeriksa calon penumpang. Alat tersebut kemudian digunakan kembali untuk memeriksa penumpang berikutnya. Penggunaan alat rapid test bekas ini tentu sangatlah mengkhawatirkan.
Salah satu potensi bahaya yang disoroti oleh dr. Devia Irine Putri adalah hasil pemeriksaan menjadi tidak akurat karena alat tes sudah terkontaminasi.
“Jadi akan lebih banyak orang-orang yang harusnya positif tapi malah hasilnya negatif. Kalau begitu akan lebih banyak penularan yang tidak terkontrol nantinya,” ucap dr. Devia.
Dia menambahkan, penggunaan alat tes virus corona bekas atau daur ulang juga berisiko menularkan virus dari alat tes ke orang yang menggunakannya.
Artikel lainnya: Hasil PCR Positif Terus, Apa Pasti Masih Kena COVID-19?
Sebelumnya, kejadian penggunaan alat tes COVID-19 yang sudah terkontaminasi pernah dilaporkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Dilaporkan, penggunaan alat tes bekas tersebut terjadi karena ketidaksengajaan.
CDC kemudian menarik semua alat tes COVID-19 tersebut karena dinilai hasilnya tidak akan akurat.
Sampai saat ini memang belum ada laporan kasus infeksi akibat penggunaan alat test virus corona yang bekas atau sudah terkontaminasi. CDC mengharapkan hal ini tidak terulang mengingat berpotensi risikonya yang besar.
Bagaimana Memastikan Alat Swab yang Dipakai Baru?
Dijelaskan oleh dr. Devia, untuk memastikan alat tes COVID-19 yang digunakan masih baru, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal yang paling penting untuk dipastikan adalah Anda menjalankan tes COVID-19 di tempat pelayanan kesehatan yang tepercaya.
Anda juga perlu memastikan alat tes yang digunakan masih dibungkus rapi dan tersegel. Pastikan juga tidak ada tanda-tanda kerusakan dari bungkus atau kemasan alat rapid test.
Artikel lainnya: Keluar Air Mata Saat Melakukan Swab Test, Wajarkah?
“Kalau alat swab baru biasanya kemasan masih tersegel dengan baik. Biasanya akan dibuka di depan pasien. Kemudian saat memeriksa pun alat tersebut tidak dibawa-bawa petugas ke mana-mana, cukup dilakukan di depan mata pasien dan ditunggu di situ,” ucap dr. Devia.
Selain itu, dr. Devia menjelaskan pada bagian alat rapid test, yang nantinya akan timbul garis positif atau negatif, harus bersih dan tidak ada noda sedikit pun.
Jika Anda ragu akan alat tes yang digunakan atau melihat tanda-tanda kemungkinan perangkat terkontaminasi atau rusak, segera beritahu perawat atau petugas yang melayani. Anda dapat meminta petugas untuk mengganti alat tes COVID-19 dengan kemasan yang lebih baik.
Dapatkan informasi lainnya seputar virus corona dan penanganannya di tautan ini. Jika Anda memiliki pertanyaan lain seputar masalah kesehatan, gunakan fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter untuk berkonsultasi langsung dengan dokter.
[HNS/JKT]