Aktris sekaligus penyanyi kenamaan Indonesia, Bunga Citra Lestari (BCL), baru-baru ini melakukan swab test mandiri ke rekan-rekannya, salah satunya Vidi Aldiano. Dalam unggahan Vidi di Instagram Stories miliknya, BCL tampak memasukkan alat swab ke hidungnya.
“SOP kalau mau ketemu sama si Bunga Citra Lestari,” tulis Vidi.
Vidi lantas mengaku merasa kesakitan setelah diberikan swab test oleh BCL. Menurut pelantun lagu Status Palsu itu, apa yang dilakukan BCL adalah swab test paling sakit seumur hidupnya.
Lantas, apakah swab test yang dilakukan oleh bukan tenaga medis seperti itu diperbolehkan? Adakah bahaya dari swan test mandiri?
Kata Dokter Soal Swab Test Tanpa Bantuan Tenaga Ahli
Menurut dr. Devia Irine Putri, orang yang bukan tenaga kesehatan terlatih sebenarnya tidak boleh melakukan swab test sendiri.
“Idealnya tidak boleh. Karena orang pada umumnya tidak tahu cara mengambil sampel yang benar seperti apa,” jelas dr. Devia.
“Mungkin asal colok, sehingga hanya dapat sampel sekenanya saja. Jadi, hasilnya bisa saja tidak akurat,” tambah dia.
Saat orang tidak terlatih melakukan swab, bisa saja yang terambil olehnya adalah bagian luar hidung saja. Padahal, bukan di sana virus corona berada, melainkan di bagian hidung dalam.
Dalam kasus BCL, dia diketahui melakukan swab test antigen atau juga dikenal dengan rapid test antigen. Tes tersebut memang lebih direkomendasikan daripada rapid test dengan mengambil darah dari ujung jari.
Meski demikian, apa yang dilakukannya bukanlah hal yang patut dicontoh. Selain bisa mengeluarkan hasil tidak akurat, swab test mandiri yang dilakukan sembarangan juga bisa berbahaya bagi keduanya.
Artikel Lainnya: Hasil Tes Swab di Hidung Kanan dan Kiri Berbeda, Ini Alasannya!
Dampak Buruk yang Bisa Terjadi Akibat Swab Test Mandiri
Aspek keamanan adalah syarat penting dalam melakukan swab test COVID-19 guna mencegah berbagai risiko berbahaya. Namun, hal tersebut tampaknya tidak diperlihatkan oleh BCL.
Dalam unggahan story yang ada, BCL diketahui tidak memakai alat pelindung diri (APD), sebagaimana yang digunakan tenaga kesehatan saat melakukan swab test. Hal tersebut, menurut dr. Devia, juga bisa berbahaya bagi keduanya.
Pasalnya, penggunaan APD saat mengambil tes guna terbukti efektif mencegah risiko penularan virus corona.
Artikel Lainnya: Benarkah Tes Swab Bisa Sebabkan Cairan Otak Bocor?
Lantas, bagaimana dengan bahaya swab test mandiri yang dilakukan tanpa bantuan ahli?
“Bisa risiko iritasi atau perdarahan karena dicolok. Sebab, orang pada umumnya tidak tahu pasti bagaimana anatomi hidung, yang kemudian bisa meningkatkan risiko infeksi pada luka iritasi tersebut,” papar dr. Devia.
“Bisa juga malah menyebabkan alat swabnya menyangkut atau patah saat proses pengambilan sampel, karena orang tersebut terlalu keras mencolok atau tidak hati-hati,” imbuhnya.
Berdasarkan dr. Devia, kejadian alat swab menyangkut saat pengambilan tes memang jarang ditemukan. Namun, kemungkinan untuk terjadi tetap ada, apalagi jika swab test dilakukan sembarangan.
“Tetap paling aman oleh nakes atau dokter yang mengambil (sampel),” tegas dr. Devia.
Maka dari itu, jika Anda yang bukan nakes (tenaga kesehatan) terlatih ingin melakukan swab test mandiri, sebaiknya dipikirkan ulang risikonya. Jangan sampai kenekatan Anda justru membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Punya pertanyaan soal swab test? Gunakan layanan Tanya Dokter online dan unduh aplikasi KlikDokter untuk bisa berkonsultasi secara langsung kepada dokter.
(NB/JKT)