Covid-19

Baricitinib Jadi Obat COVID-19, Kapan Bisa Digunakan?

Tri Yuniwati Lestari, 21 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

WHO mengeluarkan rekomendasi penggunaan obat Baricitinib untuk mengobati pasien COVID-19 dengan gejala berat. Berikut penjelasannya.

Baricitinib Jadi Obat COVID-19, Kapan Bisa Digunakan?

Pada 14 Januari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi obat baricitinib untuk pasien COVID-19 kondisi parah atau kritis.

Baricitinib dapat digunakan bersama obat kortikosteroid. Pemberian baricitinib dapat mengurangi risiko pasien membutuhkan ventilator. Obat ini juga tidak menunjukan adanya efek samping berat atau reaksi serius. 

Sekilas Tentang Obat Baricitinib

Dikutip dari British Medical Journal (BMJ), rekomendasi obat baricitinib berdasarkan bukti dari tujuh uji coba yang melibatkan sekitar 4.000 pasien COVID-19 gejala sedang, parah, dan kritis.

Pada uji coba tersebut, baricitinib bekerja menghambat janus kinase (JAK), yaitu enzim yang mengirim sinyal ke sel tubuh untuk memproduksi lebih banyak sitokin.

Artikel Lainnya: Kemampuan Infeksi Virus Corona Turun Ketika Berada di Udara

Pada dasarnya, sitokin merupakan protein dari sistem kekebalan yang membantu tubuh melawan virus. Apabila jumlah sitokin yang dikeluarkan terlalu banyak, maka tubuh dapat mengalami kerusakan akibat peradangan.

Badai sitokin atau jumlah sitokin terlalu banyak dapat menyerang jaringan dan organ tubuh. Dampak dari badai sitokin ini menyebabkan kegagalan fungsi organ dan menyebabkan pasien COVID-19 meninggal dunia.

Inhibitor janus kinase merupakan golongan obat yang umum digunakan untuk kondisi autoimun, kanker darah, atau sumsum tulang.

Dilansir dari laman WHO, baricitinib juga merupakan obat oral yang biasa digunakan dalam pengobatan rheumatoid arthritis atau rematik. Baricitinib menjadi alternatif obat radang sendi yang disebut penghambat reseptor Interleukin-6 (IL-6).

Pada beberapa kasus, obat IL-6 juga dapat diberikan untuk penanganan coronavirus. Penggunaan IL-6 untuk COVID-19 disetujui oleh WHO pada September 2021.

Kendati begitu, para ilmuwan menyarankan untuk memilih satu di antara baricitinib atau IL-6. Tidak disarankan menggunakan kedua obat tersebut secara bersamaan.

Perlu diketahui, tidak semua obat kelompok inhibitor JAK memiliki khasiat yang sama untuk pasien virus corona.

Ruxolitinib dan tofacitinib, yang juga masuk ke dalam kelompok obat JAK, tidak dianjurkan untuk pasien COVID-19 kondisi parah atau kritis 

Pasalnya, dalam sebuah uji coba kecil, tofacitinib gagal menunjukkan manfaat dan menemukan kemungkinan peningkatan efek samping yang serius pada pasien.

Artikel Lainnya: Apakah Anak Perlu Tes COVID-19 Sebelum Divaksin?

Lalu, Kapan Obat Baricitinib Dapat Digunakan?

Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, berdasarkan penelitian, obat baricitinib memang dapat digunakan pada kasus berat pasien COVID-19. Namun, obat ini belum dapat digunakan secara bebas untuk mengobati pasien coronavirus.

Oleh karena itu, obat baricitinib belum dapat digunakan di Indonesia. Semua pengobatan yang diberikan kepada pasien virus corona di Indonesia harus mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Sampai saat ini, belum diketahui kapan obat baricitinib dapat digunakan secara umum pada pasien coronavirus. Saat ini, WHO masih dalam tahap berdiskusi dengan manufactures untuk menyediakan obat ini,” jelas dr. Devia.

Rekomendasi Obat Lain Untuk COVID-19 dari WHO

Masih dilansir dari laman WHO, peneliti juga telah membuat rekomendasi bersyarat untuk penggunaan obat sotrovimab antibodi monoklonal pada pasien COVID-19 gejala ringan dan yang berisiko tinggi rawat inap.

Artikel Lainnya: Waspada, Virus COVID-19 Omicron Bisa Sebabkan Peradangan Jantung

Kondisi yang direkomendasikan untuk diberikan sotrovimab adalah pasien COVID-19 lanjut usia dan mengalami immunocompromised.

Sotrovimab juga dapat diberikan kepada pasien COVID-19 dengan penyakit penyerta, seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan pasien yang tidak divaksinasi.

Melansir laman BMJ, sotrovimab turut dapat diberikan kepada pasien berusia 12 tahun ke atas dengan COVID-19 gejala ringan hingga sedang dan yang berisiko tinggi di rawat di rumah sakit.

Rekomendasi ini diberikan karena sotrovimab terbukti mengurangi risiko rawat inap dan kematian hingga 79 persen pada pasien virus corona dewasa.

Sotrovimab adalah alternatif obat casirivimab dan imdevimab, yakni koktail antibodi monoklonal yang direkomendasikan WHO pada September 2021.

Itu dia penjelasan mengenai penemuan obat baricitinib untuk pasien COVID-19. Jika masih memiliki pertanyaan lain tentang infeksi virus corona, gunakan layanan LiveChat di aplikasi KlikDokter.

(OVI/AYU)

Referensi:

  • Wawancara dr. Devia Irine Putri
  • Times of India. Diakses 2022. WHO recommends Baricitinib use to treat severe Covid
  • World Health Organization (WHO). Diakses 2022. WHO recommends two new drugs to treat COVID-19
  • British Medical Journal. Diakses 2022. Covid-19: WHO recommends baricitinib and sotrovimab to treat patients
coronavirus
infeksi virus
Covid-19