Kabar mengejutkan terkait infeksi virus corona kembali datang dari Beijing, Tiongkok. Dikabarkan bahwa wilayah tersebut mengalami lonjakan kasus lantaran dugaan bahwa COVID-19 dapat menular lewat makanan yang dijual di pasar setempat.
Media pemerintah setempat mengatakan bahwa virus tersebut ditemukan di papan potong yang digunakan untuk salmon impor di pasar Xinfadi. Hal ini kemudian memicu kekhawatiran di seluruh penjuru negeri.
Supermarket dan restoran di seluruh Beijing bergegas untuk membuang salmon dari rak penjualan mereka, dan impor dari Eropa pun dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan.
Rabu (24/6), pemberitaan dari daerah setempat mengumumkan bahwa terdapat seorang pria berusia 22 tahun yang positif virus corona.
Diketahui bahwa pria tersebut sesekali membersihkan makanan laut beku, khususnya salmon.
Di Jerman, Tempat Produksi Daging Jadi Klaster COVID-19
Serupa tapi tak sama, Jerman ternyata juga mengalami kejadian yang mirip dengan Tiongkok.
Negeri Panzer ini mengumumkan tempat pengolahan daging sebagai klaster baru virus corona setelah lebih dari 1.500 pekerja terinfeksi, tepatnya di rumah jagal di Rhine-Westphalia Utara.
Pada Selasa (23/6), para pejabat pemerintah setempat mengatakan bahwa 1.553 orang yang bekerja di pabrik pengemasan daging tersebut telah dites positif terkena virus corona.
Jumlah ini naik, dari yang sebelumnya hanya terdapat 1.331 kasus pada hari Minggu (21/6).
Pejabat berwenang North Rhine-Westphalia, Armin Laschet, mengumumkan bahwa restoran, bar dan pusat kebugaran di distrik Gutersloh akan ditutup selama seminggu. Pertemuan di luar ruangan lebih dari dua orang pun dilarang.
Pabrik yang dimiliki Tonnies Group Jerman itu adalah satu dari beberapa pusat pengolahan daging yang sekarang mendapat pengawasan setelah menyoroti buruknya kondisi lingkungan yang dihadapi oleh banyak pekerja asing di industri terkait.
Salah satu perwakilan perusahaan, Clemens Tonnies, mengatakan bahwa pihaknya akan mendanai pengujian virus corona yang tersebar luas di Gutersloh untuk memberikan kompensasi kepada masyarakat setempat.
Dia meminta maaf atas kasus yang terjadi di daerah setempat dan mengatakan akan bertanggung jawab penuh.
Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa
Bahan Makan Berisiko Kecil Tularkan Virus Corona
Kepala Epidemiologist of China's Center for Diseases Prevention and Control, Wu Zunyou, mengatakan virus corona memang dapat bertahan di permukaan makanan beku hingga tiga bulan.
Ia pun mencurigai bahan makanan yang ada kemungkinan terkontaminasi bisa menjadi sumber wabah terbaru.
Di sisi lain, Profesor Virologi di Universitas Hong Kong, Jin Dong-Yun, mengatakan bahwa virus corona alias SARS-CoV-2 belum benar-benar diketahui dapat ditularkan melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi atau tidak.
Diperlukan penelitian lebih dalam untuk memastikan adanya orang yang dapat tertular virus corona hanya dengan dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Begitu pula dengan penularan lewat konsumsi makanan secara langsung.
Direktur Pusat Pengobatan Perjalanan dan Penyakit Tropis, Pusat Medis Sheba, Israel, Eyal Leshem, mengatakan bahwa infeksi dari makanan segar seperti daging dan ikan mungkin saja terjadi akibat adanya transmisi virus dari pekerja atau pelayan yang sakit.
Hal ini pun disetujui oleh dr. Devia Irine Putri. Ia menegaskan bahwa penularan virus corona dari makanan mungkin saja terjadi akibat adanya kontaminasi droplet dari penderita ataupun akibat penggunaan alat-alat yang tidak higienis.
"Kalau dari makanan belum ada buktinya. Sampai saat ini, penularan utama COVID-19 adalah droplet. Jadi, yang paling memungkinkan adalah droplet virus yang berasal dari penderita menempel di alat-alat yang digunakan, misalnya di talenan atau pisaunya," kata dr. Devia.
Tempat Penyimpanan Makanan yang Berisiko Jadi Sarang COVID-19
Di sisi lain, tempat penyimpanan makanan perlu menjadi perhatian banyak orang terkait penyebaran virus corona. Tempat menyimpan makanan berisiko menjadi sarang COVID-19.
"Sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa salmon adalah inang atau inang perantara dari coronavirus," kata Shi Guoqing, seorang ahli Komisi Kesehatan Nasional, di Beijing, Selasa (23/6).
Sementara, Wu Zunyou mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa hasil positif dari talenan salmon "tidak menunjukkan banyak hal,"
Ini karena bisa saja telah terkontaminasi oleh pekerja atau pembeli yang menyemprotkan tetesan. Dalam hal ini tempat penyimpanan yang bisa berisiko.
Artikel Lainnya: Ini Waktu yang Diperlukan Virus Corona untuk Hidup di Benda Mati
Agar Aman, Ini cara Beli Bahan Makanan di Pasar pada Masa Pandemi COVID-19
Kekhawatiran bahan makanan menjadi tempat bersarangnya virus corona memang perlu mendapat perhatian lebih.
Meski sampai ini belum ada bukti kuat, kita sebaiknya tetap berjaga-jaga. Sebagai langkah antisipasi, berikut ini adalah beberapa cara agar bahan makanan yang Anda beli tetap aman saat dikonsumsi:
- Beli di toko atau kios yang memang bersih.
- Pilih sayuran buah yang masih segar.
- Jika hendak membeli daging atau ikan, pilih yang masih segar atau baru dipotong. Hal itu bisa dilihat dari bentuk, warna dan aroma yang tampak masih segar.
Ketika sampai di rumah, lakukan langkah-langkah berikut agar bahan makanan yang Anda beli sepenuhnya aman saat dikonsumsi:
- Cuci sayuran dan buah sebelum disimpan di kulkas atau dikonsumsi. Bisa dengan cairan khusus pembersih makanan atau dengan air mengalir.
- Tempat penyimpanannya harus dipisahkan. Misalnya, sayuran di tempatkan di wadah yg kedap udara, daging atau ikan di wadah khusus untuk nantinya diletakkan di lemari pembeku (freezer).
- Olah makanan hingga matang sempurna. Hindari memasak daging atau ikan setengah matang.
Meski belum pasti dapat menjadi sumber penularan virus corona, Anda sebaiknya selalu berhati-hati terhadap sumber makanan yang baru dibeli. Selalu terapkan prinsip higienitas, agar Anda sekeluarga sepenuhnya terbebas dari kemungkinan terjangkit COVID-19.
Jika ingin berbincang langsung dengan dokter, Anda bisa menggunakan layanan Tanya Dokter online di aplikasi KlikDokter.
(NB/AYU)