Salah satu pembawa acara terkenal asal Amerika Serikat, Ellen Degeneres, sempat terinfeksi COVID-19. Dirinya mengaku mengalami gejala nyeri punggung akibat infeksi virus tersebut.
"Satu hal yang saya rasakan (saat terinfeksi COVID-19) adalah rasa nyeri punggung yang menyiksa. Saya juga tidak tahu bagaimana itu terjadi," kata Ellen Degeneres, dikutip dari prevention.com.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sebelumnya telah menyebut bahwa nyeri otot adalah salah satu gejala virus corona. Tapi, lembaga tersebut tidak spesifik mengatakan nyeri punggung gejala COVID-19.
Lantas, bagaimana fakta terbaru mengenai nyeri punggung akibat infeksi virus corona?
Artikel Lainnya: Tanda Jika Nyeri Punggung Disebabkan karena Penyakit Serius
Nyeri Punggung Menjadi Gejala COVID-19 Baru?
Survey yang dilakukan Survivor Corps —grup penyintas COVID-19— dan Natalie Lambert, Ph.D., dari Fakultas Kedokteran Universitas Indiana, Amerika Serikat, menemukan bahwa nyeri punggung adalah keluhan yang sering dirasakan oleh penyintas COVID yang mengalami Long COVID.
Long COVID sendiri adalah kondisi medis lanjutan yang dialami setelah pasien virus corona dinyatakan negatif berdasarkan PCR swab test alias sudah sembuh.
Artikel Lainnya: Atasi Nyeri Punggung dengan Ragam Makan Ini
Jadi, temuan saat ini hanya berpendapat bahwa nyeri punggung adalah gejala Long COVID yang dirasakan setelah pasien dinyatakan sembuh. Dengan kata lain, hingga saat ini belum ada konfirmasi yang bisa memastikan bahwa nyeri punggung merupakan gejala COVID-19 pada pasien yang masih positif.
Terlepas dari itu, keluhan yang dialami Ellen Degeneres sebenarnya bukan soal baru. Saat sakit, tubuh biasanya memicu respons kekebalan untuk melawan bakteri atau virus yang menginfeksi.
"Sama halnya saat kena flu, pasti tubuh terasa ngilu dan tidak nyaman. Pada penderita COVID-19 pun bisa merasakan sakit punggung atau pegal-pegal. Karena sakit punggung bisa jadi tanda adanya reaksi peradangan di dalam tubuh," jelas dr. Devia Irine Putri.
Mudahnya, nyeri yang dialami saat terserang penyakit terjadi akibat sel-sel sistem kekebalan yang melepaskan interleukin — sebuah protein untuk melawan patogen, seperti virus.
"Rasa tidak nyamannya mungkin mirip. Tapi, akan diduga menjadi gejala virus corona kalau disertai keluhan khas COVID-19 lainnya, seperti kehilangan kemampuan menghirup aroma (anosmia)," kata dr. Devia.
Artikel Lainnya: Tips untuk Meredakan Nyeri Punggung Bawah di Rumah
Kapan Nyeri Punggung Harus Dicurigai Mengarah ke COVID?
Penyebab nyeri punggung sangat bervariasi. Kondisi tersebut bisa terjadi akibat cedera olahraga, artritis, masalah di tulang belakang, atau osteoporosis.
Oleh karena itu, jangan langsung menghakimi bahwa Anda terinfeksi virus corona jika saat ini mengalami keluhan nyeri punggung.
Menurut dr. Devia, lebih baik Anda memeriksakan diri ke dokter guna memastikan kondisi tersebut. Hal ini penting dilakukan, khususnya jika keluhan tidak membaik dalam beberapa hari atau disertai dengan gejala-gejala lain, seperti demam, nyeri tenggorokan, badan lemas, sakit kepala, dan hilangnya fungsi indra perasa atau penciuman.
Nyeri punggung mungkin dapat menjadi salah satu gejala virus corona. Kendati begitu, Anda sebaiknya tidak ‘main hakim’ sendiri dengan kondisi tersebut. Lebih baik periksakan lebih lanjut kepada dokter menggunakan layanan LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)