Covid-19

Benarkah Virus Corona Delta Lebih Mudah Menyerang Anak?

Tri Yuniwati Lestari, 24 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Virus corona Delta banyak menginfeksi anak-anak. Benarkah varian ini lebih berbahaya pada anak? Ini fakta medisnya.

Benarkah Virus Corona Delta Lebih Mudah Menyerang Anak?

Banyak yang mulai menyoroti bahaya virus corona Delta yang sekarang ini tengah menyerang Indonesia. Varian yang pertama kali ditemukan di India ini dinilai lebih cepat menular dan berbahaya.

Pada penemuan kasus infeksi kali ini, banyak anak-anak yang juga ikut terjangkit virus corona varian Delta. Untuk itu, mari ketahui bahaya COVID-19 Delta pada anak menurut dokter.

Benarkah Virus Corona Delta Lebih Berbahaya pada Anak-Anak?

 

Dokter Theresia Rina Yunita menjelaskan, varian Delta dinilai 43-90 persen lebih mudah menular dibandingkan varian sebelumnya. Peneliti juga mengatakan, varian ini 30-100 persen lebih infeksius ketimbang varian Alfa.

“Dari penelitian yang dilakukan di Inggris, ditemukan virus varian Delta lebih banyak menyerang usia muda [dan] anak-anak, sebanyak 2,5 kali lebih berisiko,” ucap dr. Theresia.

Melansir ABC Australia, para ahli mengatakan varian Delta tampaknya lebih mudah menular di semua kelompok umur, termasuk anak-anak. Hal ini didasari pada banyaknya negara yang melaporkan kasus corona pada anak-anak.

Artikel Lainnya: Waspada, Virus Corona Bisa Bermutasi 32 Kali di Tubuh

Andrew Miller dari Asosiasi Medis Australia mengatakan, dapat dimengerti bila orang-orang menjadi sangat khawatir mengenai varian Delta pada anak-anak.

Pasalnya, berangkat dari kejadian di sejumlah negara, banyak sekolah yang terpaksa harus ditutup kembali. Karena, wabah virus telah menyerang sebagian anak di sekolah.

Selain itu, ditemukan lebih dari 30 kasus COVID-19 terjadi di New South Wales. Beberapa di antara pasiennya adalah anak-anak.

Sebuah pusat penitipan anak di Sydney juga telah ditutup untuk dibersihkan setelah seorang anak dinyatakan positif terkena virus.

Lalu, sebuah sekolah dasar di Sydney juga beralih ke pembelajaran jarak jauh setelah seorang siswa dinyatakan positif.

Tidak hanya di luar negeri, IDAI pun mengungkapkan kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia menduduki peringkat tertinggi di dunia.

Sementara, WHO sendiri telah memperingatkan bahwa virus corona varian Delta adalah jenis tercepat dan terkuat.

Varian ini akan lebih berbahaya pada orang-orang yang rentan, terutama di tempat-tempat dengan tingkat vaksinasi coronavirus yang rendah.

Artikel Lainnya: Vaksin COVID-19 Sinovac Bisa Digunakan pada Anak, Ini Faktanya

Vaksinasi Belum Berjalan, Tingkatkan Proteksi untuk Anak

Anak-anak menjadi sangat rentan terkena virus corona varian baru. Salah satu faktor penyebabnya adalah mereka belum mendapatkan vaksin.

Dokter Theresia mengatakan, sampai saat ini di Indonesia belum ada rekomendasi dari IDAI ataupun Kementerian Kesehatan untuk memberikan vaksin virus corona kepada anak-anak.

Saran dari dr. Theresia, sambil menunggu adanya vaksin COVID-19 untuk anak, orangtua perlu menjaga imunitas anak dengan memberi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

“Protokol kesehatan sama seperti sebelumnya, tidak ada yang berbeda yaitu 5M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Yang terpenting, jangan membawa anak-anak keluar rumah, apalagi di keramaian,” pesan dr. Theresia.

Jika Anda menemui adanya tanda-tanda gejala virus corona pada anak, jangan menunda untuk memeriksakan ke dokter.

Konsultasi ke dokter umum atau spesialis anak lebih cepat lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

(FR/AYU)

virus corona
Anak
mutasi virus corona