Banyak orang yang masih melanggar protokol kesehatan saat pandemi virus corona, misalnya tidak pake masker atau berkumpul. Padahal, kalau tahu biaya perawatan kesehatan pasien virus corona yang mahal, pasti merinding!
Apa Anda sudah siap melihat biaya perawatan infeksi virus corona yang selangit? Berikut informasinya!
Ada Pasien yang Bagikan Kuitansi Biaya Perawatan Pasien Virus Corona
Tentu jengkel kalau melihat masyarakat kembali berkerumun tanpa menerapkan physical distancing. Padahal, kalau sudah kena virus ini, biaya perawatannya tidak sedikit.
Contohnya, pada saat kegiatan car free day pada 21 Juni lalu. Kegiatan itu mendapat sorotan tajam karena ramai dan banyak orang tidak pakai masker.
Saat kegiatan tersebut, pengunjung terlihat tidak menerapkan physical distancing yang sudah diimbau pemerintah.
Lantas, situasi ini memunculkan kekhawatiran dari banyak pihak, yang mengatakan bahwa penyebaran COVID-19 masih akan terus berlangsung.
Ini karena keramaian adalah salah satu kondisi yang bisa membuat risiko penularan dan penyebaran virus corona jadi meningkat.
Pemerintah, dalam hal ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, terus mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan guna menekan penyebaran COVID-19.
Ada kemungkinan juga, masyarakat akan menaati protokol kesehatan kalau sudah disodorkan biaya perawatan COVID-19 di rumah sakit.
Pasalnya, biaya perawatan infeksi virus corona ini sangat mahal, lalu, jika didanai oleh ‘kantong’ pribadi, pasti akan membuat orang kapok dan sadar pentingnya melakukan protokol kesehatan saat pandemi.
Dilansir dari Kompas, belum lama ini ada pasien yang membagikan kuitansi biaya perawatan virus corona di media sosial. Dalam postingan yang dibagikan di Twitter tersebut, tertulis jelas biaya perawatan COVID-19 mencapai nominal Rp294 juta.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Menteri BUMN, Erick Thohir. Ia menyebut, biaya perawatan COVID-19 paling murah untuk satu orang sekitar Rp105 juta.
“Kalau kita lihat dari data-data, kena COVID-19 itu per orang bisa Rp105 juta. Kalau yang ada penyakit tambahan Rp215 juta kalau nggak salah. Mahal banget,” kata Erick Thohir dalam diskusi virtual pada Jumat (29/5).
Oleh karena itu, Menteri BUMN meminta masyarakat untuk tetap disiplin dan terus melakukan protokol kesehatan selama situasi new normal.
Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa
Sebenarnya Berapa Kisaran Biaya Perawatan Pasien COVID-19?
Masih dilansir dari Kompas, Ketua Satgas COVID-9 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban mengakui bahwa biaya perawatan pasien COVID-19 memang sangat mahal. Menurutnya, biaya yang dikeluarkan bisa sampai ratusan juta rupiah.
Zubairi juga menjelaskan, alasan biaya perawatan pasien infeksi coronavirus memang mahal karena ada beberapa tahapan pemeriksaan yang harus dilalui pasien. Di samping itu, biaya ketersediaan alat medis juga tidak murah.
"Itu tidak gratis. Kalau orang dengan COVID-19 itu dites dulu positif, menunggu polymerase chain reaction-nya (PCR), biasanya dalam sekali tes habis satu juta rupiah," ujar Zubairi.
Belum lagi pasien yang didiagnosis positif harus menjalani rawat inap di rumah sakit, jelas biaya perawatan akan semakin bertambah. Tidak lupa, obat perawatan pasien virus corona ini tidak murah, ya.
"Kalau sekarang yang rutin diberikan yang rawat inap diberi obat anti-pembekuan darah, tapi ada juga yang molekuler itu yang lumayan mahal. Sekali suntik Rp300 ribu sampai Rp400 ribu dalam satu obat, belum obat-obatan yang lainnya," kata Zubairi dilansir dari Kompas.
Untuk pasien yang dirawat di ruang ICU dengan sejumlah alat penunjang kesehatan, umumnya akan mengeluarkan biaya yang semakin besar lagi.
Terlebih jika pasien mengalami kondisi kesehatan serius, misalnya seperti gagal fungsi organ jantung, ginjal, atau otak.
Tak dimungkiri, biaya yang lebih besar harus banyak digelontorkan lagi untuk menyelamatkan nyawa pasien COVID-19.
Selain karena obat dan biaya perawatan pasien, kebutuhan tenaga medis yang membutuhkan alat pelindung diri (APD) juga harus dihitung, lho!
Namun, beban biaya pengadaan APD nakes (tenaga kesehatan) umumnya akan ditanggung oleh pasien dan keluarga, alias tidak dibiayai oleh pemerintah.
Artikel Lainnya: Pengalaman Mengecek Virus Corona secara Pribadi
Rincian Biaya Pasien COVID-19 dari Kementerian Keuangan
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan mengeluarkan rincian biaya perawatan pasien COVID-19.
Hal ini tertuang dalam Surat Menteri Keuangan Nomor S-275/MK 02/2020 Tanggal 6 April 2020.
Dalam surat tersebut, ada aturan serta besaran biaya perawatan pasien COVID-19. Biaya ini mencakup pasien yang dirawat di rumah sakit dan juga rawat jalan:
Pasien ODP/PDP/Konfirmasi tanpa kormobid/komplikasi:
- Ruang ICU dengan ventilator: Rp15,5 juta per hari.
- Ruang isolasi tanpa ventilator: Rp12 juta per hari.
- Ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator: Rp10,5 juta per hari.
- Ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator: Rp7,5 juta per hari.
- Ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator: Rp10,5 juta per hari.
- Ruang isolasi non tekanan negatif tanpa ventilator: Rp7,5 juta per hari.
Sedangkan biaya pasien COVID-19 yang memiliki komplikasi atau penyakit lain seperti jantung, diabetes, paru-paru, dan ginjal misalnya, sekitar:
- Ruang ICU dengan ventilator: Rp16,5 juta per hari.
- Ruang ICU tanpa ventilator: Rp12,5 juta per hari.
- Ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator: Rp14,5 juta per hari.
- Ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator: Rp9,5 juta per hari.
- Ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator: Rp14,5 juta per hari.
- Ruang isolasi non tekanan negatif tanpa ventilator: Rp9,5 juta per hari.
Asumsinya, jika seorang pasien dirawat selama 14 hari, maka pemerintah menanggung biaya sebesar Rp105 juta sebagai biaya paling rendah.
Sedangkan untuk pasien komplikasi, pemerintah menanggung biaya Rp231 juta per orangnya.
Tidak hanya perawatan, saja, untuk biaya pemulasaran atau pemakaman pasien COVID-19, totalnya sekitar Rp3,36 juta per jenazah. Detailnya sebagai berikut ini.
- Pemulasaran Jenazah: Rp550.000.
- Kantong Jenazah: Rp100.000.
- Peti Jenazah: Rp1.750.000.
- Plastik Erat: Rp260.000.
- Disinfektan Jenazah: Rp100.000.
- Transport Mobil Jenazah: Rp500.000.
- Disinfektan Mobil Jenazah: Rp100.000.
Artikel Lainnya: Daftar Rumah Sakit Rujukan Pasien COVID-19 di Seluruh Indonesia
Ada Rp25 Juta yang Ditalangi Pemerintah, Biaya Apa Sajakah?
Dikutip dari CNN Indonesia, di Serang, Banten, pemerintahnya menalangi biaya perawatan pasien sebesar Rp25 juta per hari. Kisaran biaya ini tergantung dari tingkat keparahan kondisi pasien.
"Rata-rata biaya pasien COVID di RS berkisar Rp10 juta sampai Rp25 juta per hari, bergantung pada jenis ruang perawatannya, apakah di ICU atau di ruang isolasi, perawatan biasa," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banten, Ati Pramudji, Kamis (25/6).
Kendati demikian, pasien tidak perlu khawatir, karena biaya tersebut ditanggung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Jadi, pasien dan keluarga tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun, kata Ati Pramudji.
Mengapa Biaya Perawatan Pasien COVID-19 Tidak Murah?
Biaya perawatan pasien virus corona memang tidak murah. Menurut dr. Devia Irine Putri, ini disebabkan karena harga ventilator untuk ICU mahal.
Tidak hanya itu, obat-obatannya, seperti obat anestesi (obat bius), muscle relaxant, dan lain-lain juga mahal.
"Belum lagi kalau ada penyakit penyerta, seperti diabetes mellitus (DM). Kalau ada pasien yang juga punya DM, kadang harus ganti pakai insulin drip dulu atau suntikan insulin," ujarnya.
Mahalnya biaya ini harus menjadi perhatian masyarakat. Meskipun beberapa kasus penanganan dan perawatan di rumah sakit ditalangi pemerintah, masyarakat harus tetap memerhatikan dengan baik. Jangan menambah beban pemerintah lebih jauh.
KlikDokter juga telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menekan angka persebaran virus corona.
Apabila mau tahu lebih lanjut seputar COVID-19 gunakan fitur LiveChat untuk konsultasi langsung dengan dokter. Sedangkan untuk membantu menentukan gejala, Anda bisa mencoba tes coronavirus online di sini. Tetap semangat dan salam sehat!
(OVI/AYU)