Covid-19

Cara Cek Spektrum Risiko Penularan COVID-19 di Sekolah

Aditya Prasanda, 30 Agu 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sekolah tatap muka mulai dibuka di beberapa daerah. Cek dulu spektrum risiko penularan COVID-19 di sekolah. Simak klasifikasi dan cara mengatasinya.

Cara Cek Spektrum Risiko Penularan COVID-19 di Sekolah

Hari ini, Senin (30/8), sekitar 610 sekolah di Jakarta mulai mengadakan kegiatan belajar tatap muka. Bagi banyak siswa, kebijakan ini boleh jadi merupakan kabar gembira. Pasalnya, sudah lebih dari satu tahun mereka menjalani kegiatan belajar online.

Tidak dapat dimungkiri, sesi belajar daring kurang efektif dan menyebabkan anak sulit konsentrasi ketika belajar. Belum lagi jika jaringan internet bermasalah dan menyebabkan proses belajar-mengajar terhambat.

Tidak heran, banyak siswa yang mengeluh, dan merindukan kegiatan sekolah tatap muka. Proses pembelajaran tatap muka dinilai lebih efektif dan memungkinkan anak punya interaksi sosial yang lebih sehat.

Namun demikian, di masa pandemi virus corona, sekolah tetap wajib menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Hal ini dilakukan guna mengurangi penularan coronavirus pada anak dan guru.

Perlu Anda tahu, risiko penularan COVID-19 di sekolah sangat beragam, tergantung kebijakan sekolah dalam mengatur protokol ventilasi, durasi dan jarak.

Artikel lainnya: Anak Belum Direkomendasikan Sekolah Tatap Muka, Ini Anjurannya

1 dari 2

Spektrum Risiko Penularan COVID pada Anak di Sekolah

Berdasarkan El Pais, spektrum penularan COVID-19 di sekolah terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Risiko Penularan Rendah

Sekolah dengan spektrum penularan yang rendah memiliki ventilasi yang baik. Ventilasi tersebut memungkinkan jendela maupun pintu dibuka selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung.

Selain itu, risiko penularan coronavirus juga rendah jika durasi setiap pelajaran dibatasi menjadi satu jam saja. 

Mengutip El Pais, ventilasi maupun pembatasan jam belajar dapat menurunkan risiko penularan virus corona menjadi 4 persen.

Risiko penularan tersebut akan semakin menurun, jika jumlah siswa di dalam ruangan dikurangi. Hal ini dilakukan guna mengurangi risiko penularan melalui droplet maupun aerosol.

2. Risiko Penularan Sedang

Sekolah dengan spektrum penularan coronavirus sedang memiliki sirkulasi udara yang tertutup. Kondisi terebut tidak memungkinkan udara segar masuk ke dalam ruang kelas.

Artikel lainnya: Isi Wajib Kotak P3K di Sekolah selama Pandemi dan Fungsi-fungsinya

Risiko penularan COVID sedang juga terjadi karena durasi pelajaran masih terlalu lama yaitu dua jam. Laporan El Pais mengungkapkan jika guru maupun semua siswa kompak menggunakan masker, risiko peserta belajar-mengajar tertular coronavirus turun menjadi 20 persen.

Artinya, penularan virus corona kemungkinan hanya akan menjangkiti sebanyak 4-5 orang di dalam ruangan kelas. 

Namun demikian, risiko guru maupun murid yang terinfeksi bersifat acak dan tidak dapat diprediksi.

3. Risiko Penularan Tinggi

Sekolah dengan spektrum penularan COVID-19 yang tinggi tidak menjalankan protokol kesehatan sama sekali.  Para guru maupun siswa tidak mengenakan masker, serta tidak menjaga jarak fisik.

Selain itu, ruang kelas memiliki sirkulasi udara yang buruk, serta pelajaran dilaksanakan selama dua jam.

Artikel lainnya: Benarkah Virus Corona Delta Lebih Mudah Menyerang Anak?

Kondisi ini meningkatkan risiko penularan virus corona sebesar 50 persen. Artinya, bila terdapat 24 orang dalam satu ruangan kelas, sebanyak 12 orang di antaranya berpotensi terinfeksi.

4. Risiko Penularan Paling Tinggi

Risiko penularan coronavirus paling tinggi, jika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan persis seperti sekolah konvensional sebelum wabah terjadi.

Selain itu, di dalam ruangan kelas juga terdapat seorang guru yang sakit. Namun, tidak ada protokol pencegahan yang dilakukan.

Pasalnya, guru tersebut akan memproduksi banyak droplet di dalam ruangan kelas. Hal ini terjadi ketika guru terus berbicara bahkan berteriak selama pelajaran berlangsung.

2 dari 2

Protokol Ventilasi, Durasi, dan Jarak

Berdasarkan Pandemic Talks, protokol ventilasi-durasi-jarak diterapkan guna meminimalkan risiko penularan COVID pada siswa dan guru. Caranya dengan mengatur ventilasi. Lalu menjaga jarak peserta belajar-mengajar, hingga memangkas durasi jam sekolah.  

Jika ketiga hal ini tidak diterapkan, risiko penularan COVID-19 di sekolah akan sangat tinggi.

Artikel lainnya: Anak-Anak Diduga Jadi Penyebar Varian Baru Virus Corona

  • Ventilasi

Tidak sedikit sekolah konvensional yang belum memenuhi syarat protokol ventilasi-durasi-jarak. Pasalnya, banyak sekolah yang memiliki desain ruangan kelas tertutup.

Untuk mengurangi risiko penularan virus corona, dr. Devia Irine Putri merekomendasikan ruang kelas memiliki sirkulasi udara yang baik. 

“Punya sirkulasi udara atau ventilasi yang baik artinya terjadi pertukaran udara antara udara yang segar dari luar ke dalam ruangan dan pembuangan udara dari dalam ruangan ke luar. Dengan begitu kualitas udara di ruang tersebut pun akan menjadi baik,” jelas dr. Devia.

Risiko penularan COVID dapat dikurangi dengan membuka jendela maupun pintu kelas. Sementara itu, bila ruang kelas minim ventilasi alami, gunakan HEPA filter. 

  • Jarak

Jumlah murid yang banyak dapat menyebabkan risiko penularan kian tinggi. Terlebih murid bila berinteraksi dengan banyak orang, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Oleh karena itu, Pandemic Talks menganjurkan untuk mengatur jarak peserta belajar dan mengajar. Caranya dengan mengurangi kapasitas kelas.

Artikel lainnya: Sekolah Online Bikin Anak Remaja Stres, Apa yang Harus Dilakukan?

Selain itu, siswa dan guru juga wajib menghindari kontak fisik serta rajin mencuci tangan. 

Dokter Devia menambahkan, peserta belajar-mengajar tidak boleh menggunakan barang bersama. 

“Penggunaan barang bersama meningkatkan risiko penularan. Jadi sebaiknya bawa barang pribadi masing-masing,” katanya.

Sekolah juga harus meniadakan ekstrakurikuler seperti pelajaran olahraga. Pasalnya ekstrakurikuler olahraga dapat meningkatkan risiko kontak fisik.

  • Durasi

Durasi belajar-mengajar yang lama dapat meningkatkan risiko penularan coronavirus. Untuk mengatasinya, durasi hari dan jam sekolah tatap muka harus dikurangi.

Pihak sekolah juga dapat mencegah kerumunan dengan mengatur jam datang dan pulang siswa maupun guru.

Sekolah tatap muka memang lebih lebih efektif. Namun, ingatlah untuk tetap menerapkan protokol ventilasi, durasi dan jarak. Hal ini dilakukan guna mengurangi risiko penularan COVID-19 di sekolah.

Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar infeksi COVID-19, konsultasi ke dokter via Live Chat.

(HNS/JKT)

virus corona
Anak